Pandemi
Pneumonia Covid-19 bermula terdeteksi di Wuhan, Hubei, Cina, Desember 2019. Pada 11 Maret, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO mengumumkan virus itu sebagai pandemi global. Pandemi artinya wabah patogen baru yang menyebar dengan mudah dari orang ke orang di seluruh dunia dalam skala besar. Penyakit-penyakit tersebut menular dan memiliki garis infeksi berkelanjutan; seperti kolera, pes, cacar, influenza.
Penetrasi paparannya hebat. Hingga 31/3, terdapat 789.218 kasus di 199 negara, 38.090 meninggal. Organisasi PBB mengakui ada 193 negara di dunia, yang dalam Montevideo Convention (1933) disepakati menjadi 201 negara. Episentrum virus kini bergeser ke Amerika. Total penderita melebihi negara mana pun, termasuk Cina dan Italia. Per 28/3, sudah 103.000- an kasus positif. Lonjakan pasien rawat inap terutama terjadi di New York dan New Orleans, dengan angka kematian melampaui 1.600.
‘Statistik’ <50.000 itu tentu sangat kerdil dibanding korban pandemi terdahsyat: Black Death (Kematian Hitam alias Pestilence) yang memusnahkan sedikitnya 75 juta orang di Eurasia, puncaknya pada 1347—51. Juga lebih kecil ketimbang korban pandemi Flu Spanyol (Spanish Flu, 1918), yang diperkirakan menginfeksi sepertiga populasi dunia, menewaskan 50 juta orang. Disebut flu Spanyol karena di sinilah salah satu negara pertama yang mengidentifikasi epidemi tersebut.
Milestone pandemi sepanjang sejarah, seperti dilaporkan laman MPH Online: HIV/AIDS (Puncaknya, 2005-2012, total kematian: 36 juta); Flu Hong Kong (1968; 1 juta); Flu Asia (1956-1958; 2 juta); Pandemic/ Spanish Flu (1918; 50 juta); Pandemi Kolera (1910-1911; 800 ribuan); Flu Rusia (1889-1890; 1 juta); Pandemi Kolera Ketiga (1852–1860; 1 juta); The Black Death (1346-1353; 75—200 juta); Plague of Justinian (541-542; 25 juta); Antonine Plague (165 Masehi, 5 juta).
Di Indonesia tercatat 1.528 positif covid-19, 136 meninggal (31/3)— dengan data lapangan 500% di atas angka laporan resmi, menurut sebuah kajian di London. Logis jika Amerika, Prancis, Australia, dan Inggris meminta pulang warganya yang berada di Indonesia. Figur dunia saling berpartisipasi.
Pejabat publik di Singapura potong gaji; Trump sumbangkan 3 bulan gaji; presiden dan menteri-menteri Korsel hibahkan 30% gaji. PM dan semua menteri Malaysia serahkan 2 bulan gaji. Presiden Erdogan infaqkan 7 bulan gaji. Anggota F-PKS Pusat, Provinsi, Kab/Kota dari Jabar mengalokasikan gaji mereka.
Pada 28/3, IMF menyatakan pandemi corona berubah jadi krisis ekonomi dan keuangan global. Proyeksi kerugian ekonomi sejagat US$347 miliar/Rp5.031 triliun (kurs Rp14.500)/Rp5.656,1 triliun (kurs Rp16.300 per 31/3). Ekonomi Indonesia bakal tergerus Rp127 triliun. Namun, message wabah ini bukanlah fatsal ekonomi. Persis seperti diutarakan Presiden Ghana, Nana Addo Dankwa Akufo-Addo, “Kami tahu cara menghidupkan ekonomi. Tapi tak tahu cara membangkitkan orang mati.”
Salam,
Irsyad Muchtar