New Fear
New Fear. Ya. Bukan salah tulis. Itu cara fair menatap 2021. Tidak dioptimis-optimiskan. Tak pula dipesimis-pesimisin. Itu juga cara yang bijak untuk menakar RPM (rotary per minute) dinamo perekonomian berbasis keniscayaan kesehatan masyarakat. Bakal pulihkah ekonomi nasional 2021 dalam arti dapat menggeliat pada angka psikologis pas-pasan (5%); setelah Q-II minus 5,32%, Q-III minus 3,49%, dengan pertumbuhan akumulatif 2,97% pada 2020?
Musabab perlambatan, bahkan stagnasi, denyut ekonomi di republik ini dan di lain negeri jelas dan lugas. Yakni faktor virus Wuhan yang belakangan disebut Covid-19. Posisinya lebih dari sekadar komponen, karena sejatinya ia variabel tunggal. Sebab, hampir seluruh potensi mobilitas manusia terkunci oleh aturan work from home sebagai pilar kebijakan PSBB alias lockdown setengah hati, yang di berbagai wilayah diperpanjang berkali-kali.
Pertanyaan radikal apakah Covid-19 virus biologi biasa atau ‘produk’ Konspirasi kubu Globalis hanya muncul samar-samar di kalangan segelintir peminat serius. Publik cenderung tercekam oleh pemutakhiran kasus yang grafiknya tak kunjung melandai. Jika Juli lalu jumlah terpapar 10 juta orang, 28 Desember kemarin tercatat 81 juta (sembuh 45,8 juta, meninggal 1,77 juta), dengan partisipasi Indonesia: 713.000 kasus (sembuh 548.000, meninggal 21.237).
Jika Covid-19 ini virus biologi biasa, vaksin akan didapat 12—18 bulan (sejak Januari 2020). Paling cepat Januari 2021. Katakan ada kompetitor sukses menemukan vaksin, para Globalis tak boleh kalah cepat, mengingat laboratorium di semua negara bekerja 24 jam. Kalau Prancis menemukannya Januari 2021, untuk memproduksinya secara komersial perlu 6 bulan: Juli. Itu untuk Prancis. Untuk Indonesia dan sisa dunia? Tambah 6 bulan lagi, jadi Desember 2021.
Jika Covid-19 ini konspirasi, dengan kode rahasia ID2020, agenda Globalis bahkan melampui obsesi iblis. Salah satunya, depopulisasi atau pengurangan jumlah manusia di dunia, melenyapkan sedikitnya satu miliar. Virus ditebar. Dunia memasuki era kepanikan (reign of error). Dengan begitu, dunia dipaksa mengikuti aturan baru yang mereka rancang—kendali atas big data manusia.
Ketika populasi terpapar bulan Juni 10 juta, melonjak sejak mulai menelan korban Februari-Maret, mereka mungkin mulai merasa di atas angin. Dikalkulasi pada Desember sudah 300 juta, dan Juli 2021 sudah 600 juta, maka Desember 2021 korban sudah 1 miliar. Vaksin, yang sebenarnya sudah mereka miliki, baru diluncurkan Maret-April 2021.
September-Oktober 2021 baru sampai ke Indonesia dan sisa dunia. Ketika fakta berbicara bahwa yang terpapar per Desember kemarin masih 81 juta, itu jelas masih jauh dari target mereka. Entah Covid-19 ini virus biologi biasa entah kerja kotor konspirasi ikut berselancar di atasnya, yang pasti depopulisasi (baca: genosida) adalah hak mutlak Allah azza wa jalla.●
Salam, Irsyad Muchtar