Tampilkan di aplikasi

Buku Peneleh hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Antologi Cerita #diRumahAja

1 Pembaca
Rp 65.500 15%
Rp 55.675

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 167.025 13%
Rp 48.252 /orang
Rp 144.755

5 Pembaca
Rp 278.375 20%
Rp 44.540 /orang
Rp 222.700

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Social distancing dengan Work from Home (WFH) diterapkan oleh pemerintah pada pertengahan bulan Maret. Semua lembaga pendidikan dialihkan dengan daring, kinerja kantor dan lainnya pun juga mengikuti. Hal ini yang membuat banyak orang berbondong-bondong lebih memanfaatkan dan beralih ke dunia maya sebagai refleksi diri.

Kejadian seperti itulah yang akhirnya dapat menghasilkan buku ini sebagai karya dari anak bangsa yaitu para penulis yang ingin menyampaikan ceritanya masing-masing pada Indonesia. Penulis dengan berbagai latar belakang yang tidak berhenti menjadi orang yang bermanfaat meski dalam keadaan pandemi. Hingga pada tulisan di kata pengantar ini ditulis pun, kami juga masih berjuang dalam menghadapi pandemi.

Buku ini penulis persembahkan untuk para pejuang medis, pejuang pendidikan, pejuang di rumah aja dan pejuang-pejuang lainnya yang selalu memberikan bantuan kepada siapapun yang membutuhkan. Kita adalah pahlawan hari ini. Apapun tindakan yang kita ambil, asal bermanfaat pada hari ini maka itulah tindakan terbaik sebagai pahlawan yang harus diapresiasi.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Hendra Jaya / Dhea Alfina D / Zahrotun Nafisah / Raudlotul Jannah / Asmar Apandi Nasution / Kristal Robbani Setiawati / Feni Riski Utami / Aisyah Nurhanifatus S. / Budi Setiawan / Mochammad Iqbal Albana / Anni Agustin Riskiyah / Rohmandi / Gigih Imanadi / Eni Faridah / Minawati Anggraini / Atmaja Wijaya / Anggi Novita / Fanny Fajar Rizkawan / Annisa Jariah / Abnu Aidin / AlGhauts / Busronul Karim
Editor: Elana Era Yusdita

Penerbit: Peneleh
ISBN: 9786239340575
Terbit: Februari 2020 , 154 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Social distancing dengan Work from Home (WFH) diterapkan oleh pemerintah pada pertengahan bulan Maret. Semua lembaga pendidikan dialihkan dengan daring, kinerja kantor dan lainnya pun juga mengikuti. Hal ini yang membuat banyak orang berbondong-bondong lebih memanfaatkan dan beralih ke dunia maya sebagai refleksi diri.

Kejadian seperti itulah yang akhirnya dapat menghasilkan buku ini sebagai karya dari anak bangsa yaitu para penulis yang ingin menyampaikan ceritanya masing-masing pada Indonesia. Penulis dengan berbagai latar belakang yang tidak berhenti menjadi orang yang bermanfaat meski dalam keadaan pandemi. Hingga pada tulisan di kata pengantar ini ditulis pun, kami juga masih berjuang dalam menghadapi pandemi.

Buku ini penulis persembahkan untuk para pejuang medis, pejuang pendidikan, pejuang di rumah aja dan pejuang-pejuang lainnya yang selalu memberikan bantuan kepada siapapun yang membutuhkan. Kita adalah pahlawan hari ini. Apapun tindakan yang kita ambil, asal bermanfaat pada hari ini maka itulah tindakan terbaik sebagai pahlawan yang harus diapresiasi.

Pendahuluan / Prolog

Melihat Indonesia Dari Rumah
Rumahku, surgaku. Kalimat itu yang terngiang saat mendengar diberlakukannya social distancing di Indonesia. Pada saat itu, aku masih berada di pulau 1000 masjid (Lombok), menemui aktivis-aktivis muda pulau Lombok untuk mendiskusikan masa depan peradaban besar bernama Indonesia. Belajar dari jejak dan perjuangan Guru Bangsa, HOS Tjokroaminoto yang memberikan cinta dan dedikasinya sebelum Indonesia lahir dengan menginfakkan tenaga, waktu dan hartanya untuk mencapai negeri zelfbestuur (merdeka). Social distancing membuat aku tidak sabar untuk segera kembali ke Malang menikmati surgaku (rebahan di rumah).

Hari itu tanggal 18 Maret. Seharusnya kami kembali ke Malang, tapi karena tidak ada penyeberangan, akhirnya perjalanan ditunda satu hari ke depan. Dua puluh empat jam bukan waktu yang sedikit, harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Satu hari yang mengesankan, silaturahmi ke pondok di Lombok Tengah merupakan agenda wajib jika sudah berada di Lombok. Bertemu santri yang masih haus akan ilmu, bercerita tentang cinta dan mimpi mereka untuk negeri, nostalgia kehidupan selama enam tahun, menjadi hal yang menyenangkan.

Sore, aku bertemu dengan sepotong hati menikmati senja yang segera berlalu, bercerita banyak hal mengenai masa depan cinta, menelusuri lorong-lorong mimpi bersama keharuan dan kebahagian, membuat hari serasa sangat singkat. Menjelang maghrib, aku sudah ditunggu oleh teman-teman alumni Darul Ulum Beraim, acara reuni kecil-kecilan dengan dua teman cewek sesama mahasiswa yang begitu tangguh. Aku memanggil mereka Nia dan Lilok. Sambil menikmati masakan dari kekayaan laut Indonesia, kami berbicara banyak hal, mulai dari menceritakan semasa MTs dan MA, bercerita perjalanan di kampus, sampai pada pembahasan yang masih dalam perjalanan atau penantian, tugas akhir alias skripsi sampai pada bangunan masa depan. Lagi-lagi waktu terasa begitu singkat.

Penulis

Hendra Jaya - Hendra Jaya adalah Aktivis Peneleh Regional Surabaya dan Aktivis Peneleh Nasional 6. Saat ini Hendra adalah Koordinator Diksarnas dan Koordinator Aktivis Peneleh Jombang. Saat ini Hendra adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Urwatul Wutsqo Jombang Jurusan Manajemen Pendidikan Islam.
Budi Setiawan - Dr. Budi Setiawan, S.S., M.A. adalah seorang ahli linguistik yang lahir di Palembang 3 Mei 1985 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara. Ia menyelesaikan pendidikan strata-1 dari tahun 2003–2008 dan mendapatkan gelar sarjana sastra (S.S.) dari Program Studi Sastra Inggris di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Ia langsung melanjutkan studi ke jenjang strata-2 pada Program Studi Ilmu Linguistik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan menyelesaikan studinya pada tahun 2010 dengan gelar master of arts (M.A.). Pada tahun 2017, ia menempuh pendidikan strata-3 pada program studi Ilmu Linguistik, dengan konsentrasi penelitian disertasi di bidang ilmu Sosiolinguistik, di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan memperoleh gelar doktor (Dr.) pada Juli 2021. Dari tahun 2017, ia telah menghasilkan beberapa publikasi karya ilmiah, yakni buku yang berjudul Pronounciation: Prinsip-Prinsip Dasar Pengucapan, satu publikasi di jurnal nasional bereputasi terindeks Sinta 2, satu publikasi di seminar internasional, dan dua publikasi di jurnal internasional terindeks Scopus. Saat ini ia melanjutkan pengabdiannya sebagai pendidik di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Pemerintahan Annisa Dwi Salfarizi di Palembang. Di samping itu, ia juga aktif mengajar di Lembaga Kursus dan Pelatihan Brotherhood English Course di Palembang serta aktif dalam berbagai organisasi pendidikan maupun sosial.

Editor

Elana Era Yusdita - Elana Era Yusdita adalah Relawan Riset Peneleh 6 dan Aktivis Peneleh Nasional Angkatan 8. Saat ini Ela adalah Pemimpin Editor “Oetoesan Hindia: Telaah Pemikiran Kebangsaan” dan Koordinator Aktivis Peneleh Madiun. Ela juga merupakan dosen aktif di Universitas PGRI Madiun setelah lulus dari Program Magister Akuntansi Universitas Brawijaya.

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Melihat Indonesia dari Rumah
(CO)ba Memahami Kontro(V)ers(I) Pada (D)iri
Rumahku Literasiku
Aku dan Perlawanan Pada Kebodohan
Jurnal Harian
Ijazah Sang Guru Benteng Keselamatanku
Ketika Bumiku Diserang Bangsa Corona
Melewati Hari-Hari di Tengah Pandemi Covid-19
Menjadi Ibuku
Wujudkan Resolusi-Resolusi dengan #DIRUMAHAJA
Terisolasi Karena Corona? Asikin Aja dengan Berkarya
Sadar Dalam Kediaman, Diam Dalam Kesadaran
Literasi Lawan Pandemi
Me[MAKNA]i Tuhan Dari Rumah
Pulang
Dunia dalam Kamar
Aku Harus Setangguh Ibuku
Surat Cinta Anak Bangsa
Yuk di Rumah Yuk
Di Rumah Saja? Tetap Produktif Pastinya
Antara Covid-19 dan Copot 2020
Biografi Penulis