Tampilkan di aplikasi

Produktivitas tenaga kerja Indonesia rendah

Majalah Portonews - Edisi 04/2019
12 April 2019

Majalah Portonews - Edisi 04/2019

Angkatan kerja Indonesia banyak yang terserap ke sektor informal termasuk ojek daring.

Portonews
Indonesia disebut-sebut mendapatkan bonus demografi, dengan angkatan kerja yang besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2017, jumlah tenaga kerja yang dimiliki negeri ini mencapai 131,55 juta orang. Porsinya hampir 70% dari jumlah penduduk Indonesia.

Sayangnya, kekuatan sumber daya manusia itu tidak dibarengi dengan produktivitasnya. Sumbangan tenaga kerja terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) masih rendah. “Bisa dilihat sumbangan tenaga kerja terhadap PDB itu yang terus menurun, dari 4 persen menjadi 3 persen,” kata ekonom senior Indef, Dr Fadhil Hasan.

Dari jumlah tenaga kerja tersebut di atas, hampir 60 persen bekerja di sektor informal dengan latar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedangkan pekerja di sektor formal hanya 40 persen.

Masalah lainnya adalah tidak cocoknya keterampilan dan pendidikan tenaga kerja dengan kebutuhan dunia usaha. Mereka perlu dilatih kembali untuk bisa bekerja. Dengan demikian tidak dapat dimungkiri produktiviatas tenaga kerja masih rendah.

“Kalau dilih at sekarang ini orang yang sudah lulus SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) atau lulus perguruan tinggi, ketika masuk pasar tenaga kerja masih perlu berbagai training untuk bisa tingkatkan skill agar cocok di dunia industri,” kata Fadhil.

Kesenjangan ini terjadi karena pemerintah terlalu fokus pada penyediaan tenaga kerja ketimbang kebutuhan industri yang memerlukannya.

Kemampuan sejumlah angkatan kerja di Indonesia belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Hal itu menyebabkan lambannya laju pengurangan tingkat pengangguran dari tahun ke tahun.
Majalah Portonews di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI