Printing Pendukung Utama Ekonomi Kreatif
Sekitar 1 dekade lalu setelah Presiden Obama bertemu dengan perwakilan dari industri printing / percetakan, Frank Romano sebagaimana dimuat dalam video mingguannya di WhatTheyThink.com. Frank, menyatakan bahwa percetakan bukan industri. Sementara itu ada pendapat percetakan adalah salah satu dari sepuluh industri terbesar di dunia, kemudian pakarpakar dunia percetakan banyak berbicara tentang keberadaan percetakan.
Demikian disampaikan ketua umum KOPI GRAFIKA INDONESIA atau Komunitas Printing Indonesia, Usman Batubara. Di era modern, perekonomian suatu negara sebagian besar digerakkan oleh banyak unit ekonomi. Lalu apakah printing suatu industri? Apakah printing itu merupakan hal yang penting ? Selain disamping banyak ragam jenis usaha percetakan, juga dikenal sebagai sektor pendukung industry yang berbeda; seperti konstruksi, manufaktur makanan, garmen dan tekstil, hidrokarbon, mesin, dan sebagainya Pencetakan adalah suatu proses, yang digunakan di banyak industri.
Ini digunakan dalam industri penerbitan untuk memproduksi koran dan buku. Ini digunakan dalam industri makanan minuman untuk menjaga dan menghias makanan dan minuman kemasan serta industri lain untuk promosi produk. Kini percetakan juga masuk ke sistem perusahaan lain secara internal, seperti transportasi, IT, iklan, dll.
Para praktisi percetakan atau pihak terkait, menyatakan percetakan sangat berharga dalam apa yang dilakukannya tetapi tidak begitu penting dengan sendirinya dalam pandangan lain. Karena mitos “Berpikir dan isi produk itu jauh lebih penting” dari pada sesuatu yang terkait walaupun hal itu bisa melipat gandakan keuntungan.
Jika pencetakan adalah suatu industri, itu adalah gado-gado nyata dari suatu industri. Sejumlah kecil percetakan sangat besar dan sejumlah besar percetakan atau printing sangat kecil yang memiliki sangat sedikit kesamaan. Percetakan besar yang melayani entitas besar. Percetakan kecil yang merupakan bisnis keluarga yang melayani komunitas lokal.
Industri percetakan cenderung tidak terlihat karena sangat terintegrasi ke dalam kehidupan seharihari. Beberapa waktu lalu percetakan mulai booming, karena menghadirkan “buku murah, kemasan sehat” namun karena kampanyenya masih kurang maka ia hanya terdengar sayup sayup.
“Era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.” Belakangan ini diketahui Ekonomi kreatif memberikan kontribusi mendekati 10 persen terhadap total perekonomian nasional. Serta Industri kreatif merambah berbagai sektor, Aplikasi dan pengembangan permainan, Arsitektur, Desain interior, Desain komunikasi visual / grafis, Desai produk, Fasion, Film, animasi dan video, Fotografi, Kriya / krajinan tangan, Kuliner, Musik, Penerbitan, Periklanan, Seni pertunjukan, Seni rupa, Televisi dan radio.
Sudah saatnya kita sebagai pihak yang concern dengan industry percetakan di tanah air melakukan kampanye agar masyarakat termasuk instansi terkait memahami bahwa percetakan merupakan salah satu pendukung yang dapat menggerakkan kehidupan ekonomi bangsa. Sebagai contoh historis ; a. Sumpah pemuda yang merupakan titik awal lahirnya negara Indonesia dapat terlaksana karena media / informasi cetak beredar dengan akurat, cepat dan tepat; b.
anak bangsa berpendidikan maju berkat dukungan buku bacaan; c. pemilu berjalan lancar dengan adanya surat suara. Media cetak , buku, dan surat suara adalah produk industri jasa percetakan. Bahkan yang sekarang lagi tren, dari 16 bidang ekonomi kreatif, tidak ada satu bidangpun yang tidak membutuhkan industry percetakan. Percetakan adalah salah satu industri pendukung ekonomi kreatif.