Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Gajah Asia

Seri Konservasi Keanekaragaman Hayati

1 Pembaca
Rp 65.000 30%
Rp 45.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 136.500 13%
Rp 39.433 /orang
Rp 118.300

5 Pembaca
Rp 227.500 20%
Rp 36.400 /orang
Rp 182.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Gajah Asia - Seri Konservasi Keanekaragaman Hayati

Gajah Asia adalah hewan liar terbesar yang tersisa di Asia dan dilindungi di tingkat nasional. Dalam buku cerita ini memberikan pengenalan yang singkat kepada anak-anak dengan jelas tentang karakteristik biologis, kebiasaan hidup, status konservasi hidup gajah Asia di Cina, asal budaya gajah Asia yang hidup bersama dengan masyarakat lokal, penyebab konflik manusia dan gajah, serta pengetahuan dasar tentang bagaimana melindungi manusia dan gajah di Asia.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Guo Xianming, Jiang Zhicheng, dan Chen Jinsou

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786236421239
Terbit: April 2022 , 38 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Gajah Asia - Seri Konservasi Keanekaragaman Hayati

Gajah Asia adalah hewan liar terbesar yang tersisa di Asia dan dilindungi di tingkat nasional. Dalam buku cerita ini memberikan pengenalan yang singkat kepada anak-anak dengan jelas tentang karakteristik biologis, kebiasaan hidup, status konservasi hidup gajah Asia di Cina, asal budaya gajah Asia yang hidup bersama dengan masyarakat lokal, penyebab konflik manusia dan gajah, serta pengetahuan dasar tentang bagaimana melindungi manusia dan gajah di Asia.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Pada tahun 2013, Pusat Proyek Barat Daya Alashan SEE meluncurkan Proyek Perlindungan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Hutan Purba Alpine di Cina Barat Daya, bernama “SEE Bahtera Nuh” dan dibiayai oleh platform Yayasan Lingkungan Pengusaha Beijing, untuk flora dan fauna yang langka dan terancam punah serta populasi flora dan fauna yang sangat kecil, dalam proyek ini mengambil pendekatan berbasis alam, dan tindakan konservasi berbasis masyarakat untuk mempromosikan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya hayati lokal.

Kisah-kisah di SEE Gajah Asia, SEE Monyet Emas, SEE Merak Hijau, SEE Ikan Asli Sungai Jinsha, dan SEE Lebah Cina adalah pengalaman nyata dari tim kami. Kisah hewan dan manusia, pengalaman mereka, dan emosi, tidak banyak diketahui tetapi adalah sangat nyata. Kami telah membuat buku ilustrasi penuh warna tentang pengalaman-pengalaman ini agar temanteman kami dari jauh memahami bahwa realitas konservasi yang mereka lakukan memiliki kisah-kisah yang mengesankan dan menyentuh hati orang-orang.

Buku bergambar adalah hasil kreasi kolektif, dan karakter utama, lingkungan, dari wilayah yang sama dan poin pengetahuan ilmiah yang dipilih dengan cermat dari pengalaman kehidupan nyata selama pelaksanaan proyek. Buku bergambar ini ditulis bersama oleh para konservasionis, ilmuwan, sosiolog, sarjana sastra, dan seniman.

Kami sangat berterima kasih kepada orang-orang yang bekerja untuk melindungi alam dan dengan adanya buku ini kami berterima kasih kepada anggota Asosiasi Ekologi SEE Alashan dan masyarakat yang telah mendanai proyek konservasi keanekaragaman hayati. Kumpulan buku ilustrasi ini juga akan menambah percikan warna pada COP15, Konferensi Para Pihak Konvensi Keanekaragaman Hayati ke-15 yang diadakan di Kunming.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Data: Gajah Asia
Di tengah malam gelap
Setelah kehilangan ibunya
Jiangjiang menjalani kehidupan yang sepi
Suatu hari ketika mencari makan
Jiangjiang melihat beberapa orang menyalakan petasan
Jiangjiang menghancurkan rumah kayu
kaki Jiangjiang yang bengkak membuatnya tidak dapat berdiri lagi
Ketika Jiangjiang bangun tersadar
Kaki kanan Jiangjiang sembuh dengan cepat
Jiangjiang tiba di sebuah tempat bernama Lotus Pond
Jiangjiang sangat senang berjalan di antara sumber makanannya
Jiangjiang berusia 14 tahun kini memiliki tujuan baru