Belakangan ini saya merasa udara semakin panas. Seingat saya, dulu yang namanya hujan identik dengan udara sejuk dan segar. Tapi sekarang, saat hujan lebat pun udara bisa terasa panas.
Biasanya kita mengatasinya dengan menambahkan AC atau kipas angin. Menambahkan AC di kamar tidur demi kenyamanan, boleh-boleh saja. Namun memberi AC pada seluruh ruangan, tentu bukanlah solusi yang tepat.
Sebelum kita memutuskan membeli AC, coba kita cek dulu desain bangunan rumah kita. Apakah jumlah ventilasinya sudah cukup, apakah posisi ventilasi sudah tepat, apakah plafonnya tidak terlalu rendah, apakah materialnya bukan material yang menyerap panas, dan sebagainya.
Arah hadap rumah juga memengaruhi kondisi udara di dalam. Biasanya bila rumah menghadap barat, akan terasa lebih panas. Selain itu, rumah yang terlalu “tebal” juga cenderung panas. Maksudnya tebal adalah bentang bangunan dari kiri ke kanan atau dari depan ke belakang cukup lebar. Sehingga udara yang masuk dari jendela/ventilasi tidak sampai ke bagian tengah rumah.
Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi panas di dalam rumah. Bila bujet cukup bersahabat, kita bisa mengambil langkah renovasi besar mengubah desain bangunan (mengubah desain atap, menambah jendela, mengubah susunan ruang, dsb.). Bila tidak, kita dapat mengambil cara renovasi kecil dan bertahap. Ibaratnya, kita memerangi panas dengan cara simpel tapi dari berbagai sisi. Langkah apa saja yang dapat diambil, bisa Anda baca di Laporan Utama edisi ini.
Satu hal yang juga penting, isilah rumah sesuai kapasitasnya, sehingga rumah tidak penuh sesak, karena hal tersebut juga dapat menambah rasa panas.
Made Mardiani Kardha
Editor in Chief