Apa yang membuat renovasi kamar mandi jadi mahal? Ukuran! Lalu instalasi pemipaan, selanjutnya perlengkapan saniternya. Ruang yang dulu dijuluki “kamar kecil” ini belakangan mendapat tugas untuk menjalani fungsi lain selain membersihkan tubuh. Ruang ini menjadi tempat relaksasi, misalnya saja berendam air hangat dengan terapi aroma. Ruang ini juga jadi tempat untuk perawatan diri dan berias. Banyak juga yang meletakkan lemari-lemari untuk menyimpan peralatan mandi. Kamar kecil ini pun kemudian menjadi tidak kecil lagi. Malah pada rumah-rumah mewah, kamar mandi bisa sangat besar.
Di Jepang, sekecil apapun rumahnya, mereka selalu menyediakan ruang yang cukup luas untuk kamar mandi agar bisa menampung bathtube. Namun kamar mandi memerlukan perlakukan khusus. Selain instalasi saluran air yang cukup memakan biaya, dindingnya dilapisi keramik setinggi plafon. Karena di sana terdapat pembuangan, diperlukan alat pengisap udara untuk menjaga kesegaran udara di ruang tersebut. Ada juga perangkat kebutuhan standar seperti kloset, keran, dan shower. Ini masih ditambah dengan perawatannya yang juga perlu ekstra. Keran dan kaca perlu dilap setiap hari, lantai perlu disikat seminggu sekali, kloset perlu dibersihkan 2-3 hari sekali.
Sebenarnya, kalau dipikir-pikir, biaya pembuatan dan perawatan kamar mandi sudah mengalahkan biaya dapur. Karena umumnya ukuran kamar mandi lebih kecil dibandingkan dapur, sementara biaya pembuatannya beda tipis. Nah, kalau ukuran kecil saja sudah mahal, apalagi besar! Itulah mengapa kita tidak perlu membuat kamar mandi besar. Lemari-lemari bisa diletakkan di luar kamar mandi. Berias bisa dilakukan di kamar tidur. Relaksasi? Bisa ke salon, kok! Biarkan kamar mandi menjadi tempat untuk membersihkan tubuh saja. Sehingga kita bisa membuatnya tetap sehat dan indah tanpa harus berbiaya sangat tinggi.