Beberapa waktu lalu saya sempat membantu seorang kakak saat ia ingin mengecat ulang rumahnya. Waktu itu, ia akan kembali ke Tanah Air dari bertugas, dan ingin rumahnya sedikit berdandan. Ia menyerahkan tanggung jawab dalam hal memilih cat kepada saya, mulai dari mereknya, jenisnya, sampai warnanya. Untuk dinding luar, saya pilihkan cat eksterior yang memiliki proteksi lebih baik terhadap serangan cuaca. Tapi bantuan saya hanya sampai di situ. Pengerjaan dilakukan oleh tukang yang pernah ia pakai sebelumnya, dan pengawasan dilakukan oleh asisten rumah tangga.
Sekembalinya ke rumah, ia cukup puas dengan cat pilihan saya. Tapi tiga bulan berlalu, cat di dinding luar mulai mengeletek di beberapa bagian. Ia pun mempertanyakan kualitas cat eksterior yang saya beli. Pertanyaan saya saat itu cuma satu: cat lamanya dikerok enggak? Karena saya tahu, kondisi cat lamanya sudah rusak. Jawabannya, “kayanya enggak, deh”. Ya sudah, tidak ada diskusi lanjutan.
Kualitas hasil pengecatan memang tergantung pada kualitas catnya. Tapi yang juga tak kalah penting adalah proses pengecatannya. Mau cat yang paling mahal pun, kalau proses pengerjaannya tidak benar, hasilnya pun tidak memuaskan. Kualitas hasil ini bukan hanya menyangkut daya tahan, tapi juga warna. Proses yang benar akan menghasilkan warna yang lebih bagus dan lebih solid.
Banyak orang yang kemudian “menyalahkan” si cat ketika hasil tak sesuai harapan. Padahal mungkin si cat baik-baik saja.
Karena itu, sekalipun Anda tak mengerjakan sendiri, ketahui dulu langkah-langkah pengecatan yang benar. Dan upayakan untuk selalu mengawasi tukang saat mengecat. Tabloid RUMAH edisi ini akan memandu Anda mewujudkan rumah dengan dinding bersinar!