Lebih mudah bagi kita untuk membuat statement bahwa kita sakit, saat kita sedang keseleo, sakit kepala, sakit gigi, atau luka pada kulit. Karena sakitnya terasa saat itu juga.
Tapi kalau penyakitnya kolesterol tinggi, kekentalan darah tinggi, atau ada penyumbatan pembuluh darah, belum tentu kita sadar bahwa kita sedang sakit, karena rasa sakitnya bisa jadi belum muncul. Mungkin baru bertahun-tahun kemudian rasa sakit itu timbul, dan bahayanya sering kali lebih besar.
Itulah yang biasa terjadi pada saluran-saluran air di rumah kita. Bila ada saluran air di kamar mandi yang kurang lancar, sering kali masalahnya tidak muncul saat itu. Kalaupun muncul tanda-tandanya, kita juga acapkali mengabaikannya. Ketika kotoran sudah menumpuk demikian tebal, lalu jalannya air kotor benar-benar tersendat, barulah muncul aroma tidak sedap, air menggenang, dan sebagainya. Di situlah kita baru sadar bahwa rumah kita sedang “sakit”. Padahal, ketika masalah sudah demikian parah, pengobatannya menjadi lebih sulit.
Air yang mengandung lemak yang bertimbun lama di saluran sink, misalnya, bila didiamkan untuk jangka waktu lama, bisa mengeras. Saat itu, tentu sulit menghilangkannya. Padahal bila setiap kali kita menyaring cairan yang lewat di sana atau menggunakan bak penangkap lemak dan membersihkannya beberapa hari sekali, mungkin kita tidak perlu berhadapan dengan lemak yang membatu.
Masalah pada saluran air memang tidak terlihat, bahkan tidak selalu menimbulkan masalah visual, sehingga kita kadangkadang tidak merasa harus segera menyelesaikannya. Padahal masalah saluran air—baik air bersih dan air kotor—memengaruhi kesehatan di dalam rumah. Bayangkan bila terjadi kebocoran pada saluran septic tank. Bagaimana bila septic tank kita letaknya berdekatan dengan sumur pompa? Sudah kebayang, kan, efek buruknya? Yuk, ah, segera beresi masalah saluran di rumah!