Yulia Chumairotun Nisa adalah siswi kelas III SD Juara Jakarta Timur, di usianya yang akan menginjak 9 tahun ia sudah harus membantu kedua orang tuanya yang menderita lumpuh. Gadis berbadan mungil yang akrab disapa Yulia ini merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.
Wajahnya yang selalu tersenyum manis membuat orang tidak akan menyangka beban hidup yang tengah ia hadapi. 2016, ayah Yulia tibatiba terserang stroke sepulang dari kerja. Ayahnya yang berprofesi sebagai sekuriti di sebuah pabrik akhirnya dirumahkan tanpa ada pesangon dari perusahaan.
Sri, ibu dari Yulia, pun harus mengambil alih tugas sebagai kepala keluarga dan berusaha mencari pekerjaan. Namun kondisi ayah Yulia yang tidak mungkin ditinggal sendirian memaksanya untuk tetap berada di rumah merawat suaminya.
Qadarullah pada awal 2018, kesedihan yang dialami Yulia bertambah karena ibunya mengalami ujian berupa sakit yang membuatnya sulit berdiri dan bergerak. Setengah badannya lumpuh dari pinggang hingga kaki, kemudian menjalar ke bahu hingga sikut kanannya. Saat kami menjenguk ibu Yulia untuk kedua kali setelah 3 bulan lamanya beliau sakit, kondisinya belum juga membaik.
Tubuhnya yang kian kurus dan kecil hanya mampu beraktifitas dari atas dipan berkasur tipis. Kami pun tak kuasa menahan pilu mengetahui bagaimana Sri bergantung pada orang lain untuk sekedar membersihkan badannya yang sudah tak berdaya, “Ada adik saya yang tinggal cukup jauh dan dia datangnya tidak menentu.
Saya kan sudah tidak bisa lagi merasakan tubuh bagian bawah, jadi kalau maaf, buang air besar, sudah tidak terasa. Kadang ada Yulia yang bantubantu di rumah kalau pulang sekolah. Itu pun yang dia bisa kerjakan saja.”
