Khairunnas ‘anfauhum linnas begitu sabda Nabi yang artinya sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Menjadi relawan adalah salah satu jawabannya. Kebersamaan dan gotong royong menjadi modal terbesar dalam menghasilkan kebaikan. Rona Nusantara 22- 23 September 2018 lalu mengumpulkan para perona dari seluruh penjuru tanah air yang ingin berbagi dan berkontribusi membangun negeri.
Awalnya tak kenal siapa-siapa, bergulat dengan gawai canggih disambung rasa penasaran yang tinggi. Kali ini Rona Nusantara dilaksanakan di Kota Probolinggo, tepatnya di Kecamatan Tiris, Desa Andungbiru. Kami membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk bisa sampai di Andungbiru dari Alunalun Probolinggo. Melewati perbukitan, danau-danau, dan hutan yang cukup lebat.
Sepanjang jalan juga tidak ada penerangan selain dari rumah warga, itu pun jarang-jarang. Sesampainya di desa kami bercengkerama dengan perona lain, keakraban begitu saja tumpah bak sudah kenal lama. Canda dan tawa tercipta dengan sendirinya menukik hawa dingin yang menembus tulang. Agenda malam pertama adalah ramah-tamah dengan teman perona lain serta warga sekitar. Kemudian dilanjut dengan agenda bioskop desa. Warga disuguhkan sebuah film penuh hikmah untuk menggugah semangat meraih cita-cita.
Setelah usai menonton kami disuguhi makanan khas Andungbiru sebelum akhirnya beristirahat. Hawa Andungbiru cukup dingin, tak semua dari kami terbiasa dengan ini. Tapi ketika kami menyusuri luasnya perkebunan teh, kopi, dan semua keindahan alam di sana membuat kami hangat sampai ke hati. Masya Allah. Usai itu kami menyantap sarapan nasi jagung, sambal pete, sambal matah, urab-urab, tahu, tempe, dan banyak lagi lainnya, menjadi energi untuk kembali beraktivitas.
