Tampilkan di aplikasi

Rumah jamur, kisaran, Kab. Asahan (Sumut), sajian sehat berbahan jamur tiram

Tabloid Saji - Edisi 359
12 Juli 2016

Tabloid Saji - Edisi 359

Sesuai namanya, “Rumah Jamur”, tempat ini menyediakan jamur tiram segar plus aneka hidangan dari jamur tiram. Di sini juga bisa ditemukan jus dari jamur tiram yang unik, lo. / Foto : visual Bayu P.

Saji
Ternyata peminat jamur tiram di Sumatra Utara cukup banyak. Buktinya Rumah Jamur selalu ramai dikunjungi. Pengunjung harus rela mengantre sebelum bisa menikmati aneka sajian berbahan jamur di rumah makan ini, saking ramainya yang datang. Sebuah papan imbauan bertuliskan “Bila Anda Ingin Layanan Cepat, Maka Harus Memesan Terlebih Dahulu”, menunjukkan rumah makan ini memang selalu ramai.

Ahmad Rofi (47), sang pemilik harus menyediakan 50-70 kilogram jamur tiram setiap hari. Sebagian jamur dijual dalam keadaan segar. Sebagian lagi diolahnya jadi hidangan sederhana, namun sehat seperti sup jamur ayam kampung, tumis jamur kangkung, dan jamur krispi. Ada lagi satu hidangan unik yakni jus jamur. Enakkah? Enak, ternyata. “Sama sekali tak terasa bau jamurnya karena kami menambahkan jeruk,” jelas Rofi. Semua hidangan yang disajikan di sini, diolah secara sehat agar tidak menyimpang dari sehatnya kandungan nutrisi si jamur sendiri.

Ketika menghadirkan sup, misalnya, Rofi menggunakan ayam kampung yang diternak liar oleh penduduk sekitar. Sup ini dilengkapi wortel dan brokoli yang juga menyehatkan. Tumis jamur kangkungnya pun top di sini. Meski sederhana, peminatnya cukup banyak. Maklum, harganya pun sangat terjangkau. Seporsi olahan jamur dan kangkung ini hanya Rp 5 ribu. Boleh dibilang harga hidangan di sini relatif sangat murah hati. Seporsi sup hanya Rp 12 ribu, sementara jus jamur yang segar itu pun dihargai Rp 7 ribu. Sama sekali tak menguras dompet.

Giat Perkenalkan Jamur Bukan tanpa alasan Rofi membuka restoran berbahan baku jamur tiram. Ia memang bertani jamur. Penjualan jamur segar saja tidak bisa menghabiskan hasil panen. Terutama karena masyarakat Kisaran belum terbiasa mengonsumsi jamur saat itu, ketika ia pertama kali membudi-daya jamur. Padahal ia sudah berjualan jamur secara door to door dengan mengendarai sepeda menawarkan jamur tiramnya sembari menerangkan betapa sehatnya mengonsumsi jamur.
Tabloid Saji di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI