Dari luar, gerai toko oleh-oleh Dodol Sejahtera yang dibangun sejak 2011 itu tampak biasa saja. Namun siapa sangka jika pemilk usaha, pasangan Rita Maizan (33) dan Nurrohim (35), mampu meraup untung menggiurkan dari hasil berjualan dodol. Apa yang membuat dodol buatan Rita dan Nurrohim menjadi sangat istimewa dibandingkan dodol lainnya? Varian rasa yang luar biasa itulah yang tampaknya memanggil pembeli datang. “Selain rasa original, kami memang memproduksi variasi rasa baru yang tidak ada di tempat lain seperti dodol kacang tanah, nanas, lapis (pandan dan cokelat), ubi ungu, ubi rambat, ubi kayu, durian, stawberry, ketan hitam, dan wijen. Warna dodolnya pun dibuat warna-warni.
Semua varian rasa untuk dodolnya menggunakan bahan asli, bukan zat perasa buatan. “Misalnya rasa stroberi, kami pakai buah stroberi yang diblender. Begitu juga dengan durian, kami gunakan bahan buah durian asli, tidak ditambahkan perasa,” tegas Rita. Kemasan dodolnya pun dibuat sangat rapi. Tiap dodol seukuran ruas jari masingmasing dibungkus plastik transparan dengan stiker merek yang menunjukkan nama usahanya. Dodol lalu ditata dan dikemas dalam plastik tebal.
Lebih bersih dan cantik. Semula Rita dan suami berjualan dodol sama seperti yang lain. Namun jika terus begitu, usaha mereka bisa gulung tikar. Untuk mengembangkan usaha, tentu dibutuhkan strategi. Sehingga tak melulu mengandalkan hasil penjualan dari toko oleholehnya saja. Apalagi ada lebih dari 20 toko oleh-oleh serupa di lokasi yang sama. “Kami harus masuk ke pusat-pusat perbelanjaan modern dan pasar ritel. Menjelang hari raya, seperti Lebaran atau Tahun Baru, kami dibantu banyak pedagang dadakan yang mengambil produk kami dan menjualnya kembali. “Intinya, melebarkan pasar seluas mungkin,” papar Rita.
Tabloid Saji di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.