Tampilkan di aplikasi

Sate kerang Rahmat, Medan, Sumatera Utara

Tabloid Saji - Edisi 364
9 September 2016

Tabloid Saji - Edisi 364

Sate kerang sangat populer di kota Medan. Mudah ditemui di sejumlah warung makan di tepi jalan. Salah seorang penjual sate kerang legendaris, Rahmat (35), mengemas sate kerangnya dengan bersih, rapi, dan menarik. Hasilnya, sate kerang Rahmat sudah melanglang buana ke banyak kota dan negara.

Saji
Sate kerang dara berukuran cukup besar hasil olahan Rahmat diberi bumbu mirip rendang. Rasanya perpaduan gurih, agak pedas, dan manis. Rahmat sengaja memilih kerang berukuran lebih besar dibandingkan kerang yang biasa dibuat sate yang banyak terdapat di Medan. “Supaya yang menyantapnya merasa puas. Kalau kerangnya kecil-kecil, jadi kurang terasa kelezatannya,” kata Rahmat. Tak hanya itu, sate kerang olahan Rahmat pun bisa dibilang sangat terjamin mutunya. Daging kerangnya bebas pasir. Selain proses membersihkannya yang sangat teliti, Rahmat juga memilih jenis kerang dara dari Tanjung Balai, yang cenderung tak mengandung pasir di bagian dalam daging kerangnya.

Di Medan terdapat banyak sumber kerang. Ada kerang dari Belawan, Pantai Labu, dan Tanjung Balai. “Saya pilih kerang dari Tanjung Balai karena kualitasnya terbaik di pasaran kerang. Yang pasti, bersih dari pasir. Harganya memang lebih tinggi dibandingkan jenis kerang lainnya,” papar Rahmat. Per kilogram kerang dara asal Tanjung Balai, lanjut Rahmat, harganya berkisar antara Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu. Jika sedang langka, harga kerang bisa melonjak hingga Rp 20 ribu per kilogram. “Tapi harga itu sepadan dengan kualitasnya,” tukas Rahmat.

Gunakan Kerang Segar Bercangkang Untuk mendapatkan rasa sate kerang yang lezat, Rahmat selalu membeli kerang yang masih bercangkang. Alasannya, kerang bercangkang masih segar sehingga ia bisa mengontrol kondisi daging kerang di dalamnya, ketimbang membeli kerang yang sudah dilepas dari cangkangnya. Selanjutnya kerang dicuci bersih dan direbus hingga cangkangnya terbuka. Daging kerang lalu diambil dan dicuci kembali hingga bersih, untuk menghilangkan pasir-pasir yang masih menempel pada bagian daging kerang. “Proses mencuci daging kerang harus menggunakan banyak air. Kalau airnya masih keruh, harus terus dicuci berkali-kali sampai airnya bening.
Tabloid Saji di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI