Tampilkan di aplikasi

Ayam jon gil

Tabloid Saji - Edisi 376
2 Maret 2017

Tabloid Saji - Edisi 376

Ayam panggang bukan hidangan baru. Di berbagai supermarket pun ada banyak. Tetapi made in Jon Gil tampaknya langsung diterima pasar dengan cepat. Apa sebetulnya rahasianya? / Foto : Pribadi

Saji
Agak sulit kalau kita memulai bisnis dengan menu yang sudah ada di pasaran. Apalagi di supermarket pun ada dan peminatnya tak banyak-banyak amat. Toh, Asmi Ramadhan tidak gentar melangkah ke bisnis ini karena ia tahu apa yang harus ditawarkan demi mendatangkan antrean pembeli.

Pertama, nama yang unik, Jon Gil. Nama tentu punya pengaruh besar. Makin unik, makin mengundang orang datang.

Kedua, ditawarkan ayam panggang yang biasanya hanya ada di supermarket dan di resto besar, bukan ayam bakar yang dimatangkan di atas arang.

Karena itu ketika datang ke kedainya, alat pemanggang atau oven listrik yang disebut rotisserie itu segera menarik perhatian. Dalam satu alat rotisserie mampu menampung 24 ekor daging ayam utuh. Karena itu pelayanan pun menjadi sangat cepat.

Selain itu, hasil proses memanggang seperti itu, ternyata menghasilkan cita rasa daging ayam yang khas. “Konsep memanggang ini kami tiru dari cara pengolahan daging ayam di negara-negara Timur Tengah,” ujar Dina Mardiana (24), staf marketing pusat Jon Gil.

Dina mengatakan, teknik memanggang seperti ini dipilih Asmi lantaran dianggap lebih sehat dibandingkan memanggang menggunakan arang. “Selain itu, daging ayamnya tak perlu ditambahi minyak atau margarin. Jadi lebih sehat,” jelas Dina.

Sebelum Jon Gil diluncurkan, Asmi membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk mendapatkan formula resep yang tepat dalam mengolah ayam panggangnya. Dana yang dikeluarkan untuk uji coba resep tak sedikit. Bahkan mencapai puluhan juta rupiah.

“Setelah berhasil menciptakan racikan bumbu yang dianggap oke, barulah pada Juli 2015 Jon Gil mulai membuka warung pertama,” ucapnya.

Sebelum dipanggang, setiap ayam diolesi bumbu yang merupakan resep rahasia Asmi.

“Karena itu kedai-kedainya yang tersebar tidak membumbui sendiri, tetapi menerima ayam yang sudah dibumbui dalam bentuk frozen.
Tabloid Saji di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI