Tampilkan di aplikasi

Warung nasi gonjleng

Tabloid Saji - Edisi 379
23 Maret 2017

Tabloid Saji - Edisi 379

Nasi Ala Kebuli Dimakan Ramai-ramai

Saji
Nasi gonjleng bisa jadi menjadi salah satu kuliner langka yang lahir dari komunitas pemukiman terbatas, yaitu di kawasan Jombang atau pemukiman yang terletak persis di belakang rumah dinas Walikota Cilegon.

Sang pemilik warung, Hj. Wiwi, menyebutkan, gonjleng bermakna makan beramai-ramai. “Dulu, tradisi gonjlengan biasa dilakukan pada hari-hari besar seperti Maulid Nabi, Tahun Baru Islam, sampai acara ronda,” tuturnya.

Nasi yang kerap disajikan adalah sejenis nasi kebuli dengan beragam lauk khas Banten. Di antaranya sate sapi bumbu pedas, cumi masak tinta hitam, ikan kembung pesmol, sambal goreng otot sapi, hingga sate bandeng yang ternama.

Aroma kapulaga dan jintan yang mendominasi, langsung menyergap hidung ketika mulai menyantap nasi gonjleng nan pulen ini. Penyajiannya dilengkapi acar mentimun dan wortel, taburan bawang goreng, sambal, dan emping.

Hj Wiwi sengaja membuka warung makan agar nasi gonjleng bisa dinikmati setiap hari tanpa harus menunggu perayaan hari-hari besar. Warung makan Wiwi buka setiap hari pukul 06.00-20.00 WIB. Warung makan mungil ini bisa menampung hingga 20 pengunjung.
Tabloid Saji di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI