Meski tak berada tepat di tepi Jalan Raya Jatinangor, Area 51’ Be terhitung mudah ditemukan. Restonya cukup unik, memanfaatkan rumah nenek yang diwariskan kepada keturunannya. Pantas bila resto ini menghadirkan suasana nyaman yang bisa membuat Sajiers serasa berada di rumah sendiri. Interiornya terkesan tradisional, dengan meja, kursi, hingga hiasan gebyog dan bubu perangkap ikan yang ditaruh di langit-langit. Sang pemilik, Betti Horstink (47), menambah kesan artistik pada interior resto dengan memasang lukisan yang dibuatnya sendiri pada beberapa bagian dindingnya.
Menu makanan yang tersedia tak kalah unik. Ada menu nasi tujuh warna. Selain nasi putih, ada nasi cokelat, nasi merah, hingga nasi ungu. Yang jadi favorit nasi ungu atau disebut nasi jendez. Menurut Direktur Area 51’be, Fia Anf Wilaya (31), warna ungunya berasal dari campuran ubi ungu yang dibuat pasta. Meski begitu, pasta ubi ungunya tak sampai memengaruhi rasa nasinya. Seporsi nasi jendez disajikan bersama kerupuk, orek tempe, irisan tipis kentang krispi, dan yang spesial adalah sepotong ayam bakar yang dibuat berdasarkan resep turun-temurun.
“Resepnya sudah ada sejak zaman kolonial, yang didapatkan chef kami dari neneknya,” ungkap Fia. Sebelum dibakar, ayam direndam dalam bumbu selama 1-2 jam, hingga meresap. Nasi jendes kian unik karena disajikan di atas piring tanah liat segitiga, yang memberi kesan jadul. Seporsi nasi jendez harganya Rp 26.500.
Tabloid Saji di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.