Tampilkan di aplikasi

Buku Salemba Empat hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Psikologi Seksual

1 Pembaca
Rp 144.900 17%
Rp 120.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 360.000 13%
Rp 104.000 /orang
Rp 312.000

5 Pembaca
Rp 600.000 20%
Rp 96.000 /orang
Rp 480.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.

Hubungi penerbit
Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital.

myedisi library

Buku Psikologi Seksual ditulis untuk mengakomodasi kebutuhan literatur mengenai perilaku seks dalam konteks psikologi yang masih minim di Indonesia. Buku Psikologi Seksual ini diharapkan dapat membantu banyak pihak yang berkepentingan dalam riset-riset mengenai perilaku seks, baik itu sebagai tugas akhir maupun penelitian mandiri. Buku ini dibagi menjadi beberapa bab dengan tema yang berbeda. Bab pertama bicara mengenai relasi seksual serta bagaimana seseorang bisa tertarik secara efektif dan seksual dengan orang lain juga perilaku-perilaku yang dikembangkan individu untuk mendekati orang lain secara seksual. Bab kedua membahas topik mengenai perilaku seks individual atau perilaku seks solo seperti fantasi seks dan masturbasi. Bab ketiga mengulas mengenai perilaku seks daring, yaitu berbagai macam perilaku seks daring yang kontekstual di masyarakat seperti cybersex, cyber-romance, perselingkuhan daring, hingga sexting yang dijabarkan untuk memberikan pemahaman lebih kepada pembaca. Bab keempat dan kelima menjelaskan perilaku seks interpersonal. Topik ini sendiri dibagi menjadi dua bab karena elaborasi dan kedalaman bahasannya. Bab keempat mengupas topik yang paling populer dalam berbagai riset psikologis sosial dan disiplin ilmu sosial lain, yaitu perilaku seks pranikah. Bab ini juga membahas mengenai kohabitasi atau yang lebih dikenal sebagai perilaku hidup seatap dengan pasangan tanpa terikat pernikahan. Sementara itu, bab kelima berfokus pada perilaku seks berisiko sebagai perilaku yang juga lazim dijumpai, tetapi tidak banyak orang yang menyadari telah melakukannya. Terakhir, bab keenam menjabarkan berbagai isu lain dalam psikologi sosial seperti prostitusi, pelecehan seks, asertivitas seksual, hingga pendidikan seks.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Wahyu Rahardjo

Penerbit: Salemba Empat
ISBN: 9786021232866
Terbit: April 2021 , 254 Halaman










Ikhtisar

Buku Psikologi Seksual ditulis untuk mengakomodasi kebutuhan literatur mengenai perilaku seks dalam konteks psikologi yang masih minim di Indonesia. Buku Psikologi Seksual ini diharapkan dapat membantu banyak pihak yang berkepentingan dalam riset-riset mengenai perilaku seks, baik itu sebagai tugas akhir maupun penelitian mandiri. Buku ini dibagi menjadi beberapa bab dengan tema yang berbeda. Bab pertama bicara mengenai relasi seksual serta bagaimana seseorang bisa tertarik secara efektif dan seksual dengan orang lain juga perilaku-perilaku yang dikembangkan individu untuk mendekati orang lain secara seksual. Bab kedua membahas topik mengenai perilaku seks individual atau perilaku seks solo seperti fantasi seks dan masturbasi. Bab ketiga mengulas mengenai perilaku seks daring, yaitu berbagai macam perilaku seks daring yang kontekstual di masyarakat seperti cybersex, cyber-romance, perselingkuhan daring, hingga sexting yang dijabarkan untuk memberikan pemahaman lebih kepada pembaca. Bab keempat dan kelima menjelaskan perilaku seks interpersonal. Topik ini sendiri dibagi menjadi dua bab karena elaborasi dan kedalaman bahasannya. Bab keempat mengupas topik yang paling populer dalam berbagai riset psikologis sosial dan disiplin ilmu sosial lain, yaitu perilaku seks pranikah. Bab ini juga membahas mengenai kohabitasi atau yang lebih dikenal sebagai perilaku hidup seatap dengan pasangan tanpa terikat pernikahan. Sementara itu, bab kelima berfokus pada perilaku seks berisiko sebagai perilaku yang juga lazim dijumpai, tetapi tidak banyak orang yang menyadari telah melakukannya. Terakhir, bab keenam menjabarkan berbagai isu lain dalam psikologi sosial seperti prostitusi, pelecehan seks, asertivitas seksual, hingga pendidikan seks.

Pendahuluan / Prolog

Psikologi Seksual, Menilik Perilaku Seksual di Era Teknologi Tinggi
Seksualitas adalah isu yang selalu menarik untuk dibicarakan. Namun, di sisi lain, masyarakat kita masih sungkan membahasnya, bahkan dianggap tabu. Padahal, pendidikan seks sejak dini harusnya diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dari lingkup rumah. Kini, isu seksual tampaknya makin umum dibicarakan sejak banyaknya kasus pelecehan dan penyimpangan perilaku seks yang diberitakan ke publik. Namun, kenyataan ini berdampak baik di lain sisi, yaitu masyarakat yang mau terbuka tentang kehidupan seksualnya.

Selain dari sisi medis, perilaku seks juga terkait erat dengan dunia psikologi. Kini, di dunia dengan sistem teknologi informasi yang sangat bertumbuh, perilaku seks itu kian beragam. Namun, masih jarang sekali literasi yang membahas perilaku seks dari sisi psikologi, khususnya buku lokal berbahasa Indonesia. Buku ini hadir untuk menjadi sebuah kontribusi yang signifikan bagi pengembangan ilmu psikologi seksual, khususnya di era serba Internet sekarang ini.

Penulis

Wahyu Rahardjo - Lahir di Jakarta, 15 Agustus 1979 dan sekarang bekerja menjadi dosen di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Wahyu menamatkan S-1 (2003) dan S-2 (2006) di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, serta S-3 (2013) di bidang Psikologi Sosial di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Wahyu aktif mengerjakan riset mandiri bersama beberapa tim di fakultas tempatnya mengajar dan kolega-kolega dari perguruan tinggi yang berbeda baik di Indonesia maupun luar negeri. Beberapa tulisannya pernah diterbitkan secara nasional dan internasional. Selain aktif menulis, Wahyu juga membantu menjadi mitra bebestari di beberapa jurnal Sinta 2 dan narasumber di sejumlah seminar daring (webinar) nasional.

Daftar Isi

Sampul depan
Tentang Penulis
Kata Sambutan
Prakata
Daftar Isi
Bab 1. Relasi Seksual
     Pengaruh Afektif
          Strategi Percakapan
          Perkenalan Awal: To the Point atau Perlahan-lahan?
          Propinquity Effect
               Definisi Propinquity Effect
               Dengan Siapa Biasanya Individu Memulai Suatu Hubungan Romantis?
               Mere Exposure Effect
          Efek Kesamaan
               Karakteristik Assortative Mating
               Assortative Mating dan Perbedaan Agama
               Assortative Meeting dan Internet
          Daya Tarik Fisik
               Apa yang Menarik Bagi Pria?
               Apa yang Menarik Bagi Wanita?
               Persepsi terhadap Daya Tarik Fisik Diri Sendiri
               Daya Tarik Fisik dan Figur Pasangan
               Daya Tarik Fisik dan Budaya
               Maskulinitas dan Daya Tarik Fisik pada Pria Nonheteroseksual
               Daya Tarik Fisik di Dunia Maya
               Daya Tarik Fisik dan Perilaku Seks Berisiko
          Scarcity
               Scarcity dan Pemilihan Pasangan
               Scarcity dan Trait Pasangan Seks
          Physiological Arousal
               Misattribution of Physiological Arousal
               Physiological Arousal: Antara Lokasi Pertemuan dan Pasangan Seks
          Flirting
               Definisi Flirting
               Mengapa Melakukan Flirting?
               Tahapan Flirting
               Tipe Pelaku Flirting
               Flirting dan Resiprokalitas
               Cyber-Flirting
          Penutup
Bab 2. Perilaku Seks Individual
     Fantasi Seks
          Definisi Fantasi Seks
          Peran dalam Fantasi Seks
          Mengapa Melakukan Fantasi Seks?
          Relational Frame Theory dan Fantasi Seks
          Fantasi Seks dan Jenis Kelamin
          Relasi Romantis Diadik dan Fantasi Seks
          Fantasi Seks: Apa yang Dikhayalkan?
          Fantasi Seks dan Kejahatan Seks
          Fantasi Seks dan Peran Dark Triad
     Masturbasi
          Definisi Masturbasi
          Masturbasi sebagai Bagian dari Perkembangan Seksual Individu
          Mengapa Melakukan Masturbasi?
          Persepsi terhadap Masturbasi
          Masturbasi dan Jenis Kelamin
          Masturbasi dan Usia
          Masturbasi dan Kepribadian
          Masturbasi dan Tingkat Pendidikan
          Bagaimana Menghentikan Masturbasi?
          Masturbasi dan Rasa Bersalah
          Masturbasi dan Pendidikan Seks
          Masturbasi dan Risiko Kanker Prostat
          Fantasi Seks dan Masturbasi pada Individu Aseksual
     Penutup
Bab 3. Perilaku Seks Daring
     Cybersex
          Definisi Cybersex
          Cybersex dan Aktivitas Seksual Daring
          Sexual Behavior Sequence Theory dan Cybersex
          Tipe Pelaku Cybersex
          Cybersex dan Keberadaan Situs Porno
          Cybersex: Jenis Kelamin dan Orientasi Seks
          Keberpasangan dalam Cybersex
          Memperdagangkan Seksualitas dalam Dunia Maya
          Cybersex dan Kecenderungan Kompulsivitas (Seksual) pada Individu
          Adiksi Cybersex: Mungkinkah?
          Subkultur Seksualitas di Internet dan Penggunaan Media Sosial untuk Tujuan Terkait Seksualitas
     Cyber-Romance
          Definisi Cyber-Romance
          Peran Internet dalam Non-Proximal Romantic Relationship
          Kencan Daring
          Unsur Kebohongan dalam Kencan Daring
          Apa Motivasi Melakukan Kencan Daring dengan Bantuan Teknologi?
          Kriteria Pemilihan Pasangan Kencan Daring
          Sikap terhadap Cyber-Romance
     Perselingkuhan Daring
          Definisi Perselingkuhan Daring
          Siapa Pelaku Perselingkuhan Daring?
          Penyebab Teoretis Terjadinya Perselingkuhan Daring
          Bentuk-Bentuk Perselingkuhan Daring
          Standar Ganda dalam Perselingkuhan Daring
          Media Sosial dan Perselingkuhan Daring
     Sexting
          Definisi Sexting
          Aspek Sexting
          Teknologi dan Sexting
          Siapa yang Terlibat dalam Sexting?
          Kategori Pelaku Sexting
          Motivasi Melakukan Sexting
          Sexting dan Kecemasan Relasional
          Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sexting
          Konsekuensi Sexting
          Sexting: Inkonsistensi Korban dan Jenis Kelamin
          Sexting dan Perilaku Seks Berisiko
     Penutup
Bab 4. Perilaku Seks Interpersonal: Perilaku Seks Pranikah dan Kohabitasi
     Perilaku Seks Pranikah
          Definisi Perilaku Seks Pranikah
          Tahapan Perilaku Seks Pranikah
          Siapa yang Rentan Melakukan Seks Pranikah?
          Relasi Friends with Benefits
          Di Mana Perilaku Seks Pranikah Biasa Dilakukan?
          Hal-hal yang Dianggap Berpengaruh terhadap Perilaku Seks Pranikah
          Konsekuensi Negatif Perilaku Seks Pranikah
          Perilaku Seks Pranikah dan Kepuasan Pernikahan
          Kemungkinan Individu Menghentikan Perilaku Seks Pranikah
          Sikap terhadap Perilaku Seks Pranikah
          Perilaku Seksual Ekstramarital
     Kohabitasi
          Definisi Kohabitasi
          Niat Melakukan Kohabitasi dan Pikiran Melakukan Pernikahan
          Durasi Kohabitasi
          Tipologi Kohabitasi
          Mengapa Melakukan Kohabitasi?
          Kohabitasi dan Kekerasan terhadap Pasangan
          Mengapa Pelaku Kohabitasi Memutuskan untuk Menikah?
     Penutup
Bab 5. Perilaku Seks Interpersonal: Perilaku Seks Berisiko
     Definisi Perilaku Seks Berisiko
     Bentuk-Bentuk Perilaku Seks Berisiko
          Hubungan Seks Usia Dini
          Inkonsistensi Penggunaan Kondom
          Kepemilikan Pasangan Seks dalam Jumlah Banyak
          Hubungan Seks dengan Orang Asing
     Perspektif Teoretis Perilaku Seks Berisiko
          Perspektif Biologis
          Perspektif Sosial Budaya
          Perspektif Psikologis
     Hal-Hal Lain Terkait Perilaku Seks Berisiko
          Sexual Practices versus Sexual Experiences
          Kecenderungan Mencari Sensasi Seksual
          Kompulsivitas Seksual
          Perilaku Seks Berisiko dan Kepribadian
     Penutup
Bab 6. Isu-Isu Lain dalam Riset Psikologi Seksual
     Prostitusi
          Profil Pekerja Seks Pria dan Wanita
          Mengapa Menjadi Pekerja Seks?
          Pekerja Seks dan Perilaku Seks Berisiko
          Lemahnya Posisi Tawar-menawar Pekerja Seks untuk Melakukan Seks Aman
          Pekerja Seks dan Obat-obatan Terlarang
          Kontekstualitas Alkohol dalam Jasa Seks Pekerja Seks Komersial
          Pekerja Seks dan Teknologi
          Pekerja Seks dan Kekerasan Seksual
          Pekerja Seks dan Child Abuse
          Pekerja Seks Imigran
          Kesehatan Mental pada Pekerja Seks Nonheteroseksual
          Bagaimana dengan Anak dari Para Pekerja Seks?
          Pariwisata, Hak Pekerja Seks, dan Seks Berisiko
     Pelecehan Seksual
          Definisi Pelecehan Seksual
          Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual
          Penyebab Terjadinya Pelecehan Seks
          Four Factor Theories of Sexual Harassment
          Apakah Kepribadian Terkait dengan Pelecehan Seksual?
          Siapa Pelaku Pelecehan Seks?
          Mungkinkah Pria Menjadi Korban Pelecehan Seks?
          Pelecehan Seksual di Sekolah
          Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
          Pelecehan Seksual di Dunia Olahraga
          Pelecehan Seksual di Dunia Maya
          Mitos Mengenai Pelecehan Seksual
          Akibat Pelecehan Seksual Bagi Korban
     Asertivitas Seksual
          Definisi Asertivitas Seksual
          Asertivitas Seksual dan Jenis Kelamin
          Aspek-Aspek Asertivitas Seksual
          Mengapa Harus Asertif Secara Seksual?
          Apa Saja yang Memengaruhi Asertivitas Seksual Individu?
     Pendidikan Seks
          (Pentingnya) Pendidikan Seks
          Jenis Pendidikan Seks
          Pendidikan Seks: Antara Keluarga dan Sekolah
          Apakah Abstinence Pilihan Terbaik?
          Kontradiksi dalam Pendidikan Seks Abstinence-Only Approach
          Pendidikan Seks dan Aspek-Aspek Kebaikan Terkait Seksualitas
          Pendidikan Seks dan Budaya
          Pendidikan Seks dan Peran Media
          Pendidikan Seks dan Kelompok Nonheteroseksual
     Penutup
Daftar Pustaka
Indeks
Sampul belakang