Ikhtisar
Sistem akuntansi dibutuhkan untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan sebagai alat untuk pertanggungjawaban. Hal ini berlaku tidak hanya di sektor swasta melainkan juga di sektor publik. Terlebih sejak era reformasi, tuntutan masyarakat akan transparansi pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah (pemda) dalam mengelola penerimaan & penggunaan dana semakin besar. Sistem akuntansi yang baik akan memungkin pemerintah untuk mengelola dana masyarakat secara transparan, efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penulisan buku “Sistem Akuntansi Sektor Publik” Edisi ke-2 ini berpedoman pada konsep sistem akuntansi sektor publik yang didasarkan pada teori akuntansi dan mengantarkan berbagai persoalan terkini dalam mengelola keuangan daerah dengan pendekatan budaya.
Pendahuluan / Prolog
Sistem Akuntansi: Sistem Akuntasi Sektor Publik
Pada hakikatnya, seseorang belum dapat dikatakan memiliki pemahaman akan penyusunan laporan keuangan jika belum memahami sistem akuntansi. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi, seperti laporan keuangan. Sistem akuntansi memberikan pengetahuan tentang pengolahan informasi akuntansi sejak data direkam dalam dokumen. Sistem akuntansi ini merupakan sistem pembagian kekuasaan dalam organisasi pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah (pemda) melalui pemrosesan data keuangan mulai dari catatan akuntansi sampai dengan penyajian informasi dalam laporan keuangan. Selain itu, pengetahuan perancangan informasi akuntansi dibutuhkan oleh manajemen dan pengguna data lainnya. Perancangan sistem pengolahan informasi diintegrasikan untuk pengelolaan informasi akuntansi. Selain itu, perancangan berbagai unsur pengendalian internal dilekatkan dalam sistem pengolahan informasi tersebut.
Ketentuan perundangan yang terkait dengan sistem akuntansi mengacu pada Permendagri No.13/ 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, PP No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, serta PP No. 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara. Konsep sistem akuntansi sektor publik yang berbasis pada teori akuntansi juga perlu diperhatikan. Selain itu, berbagai persoalan-persoalan terkini dalam pengelolaan keuangan daerah dengan pendekatan kultur sebaiknya juga tidak boleh dikesampingkan.
Sebagaimana yang telah dirasakan bahwa Kepmendagri No. 29/2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan Perhitungan APBD secara prinsip tidak sesuai serta sinkron lagi dengan semangat dari UU No. 32/2004. Untuk mengantisipasi berbagai aspek yang diatur dalam UU No. 32/2004 tersebut, pemerintah telah mengesahkan Permendagri No. 13/2006 sebagai pengganti Kepmendagri No. 29/2002. Permendagri No. 13/2006 ini merupakan tindak lanjut dari Pasal 155 PP No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, di mana perlu ditetapkan melalui Permendagri tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Tujuan dikeluarkannya Permendagri No. 13/2006 ini adalah untuk memberikan pedoman kepada daerah dalam mengelola keuangan agar benar-benar efektif. Diharapkan melalui Permendagri No. 13/2006 ini akan dapat menjawab berbagai hal yang berkaitan dengan paradigma baru dalam penyusunan APBD ataupun sistem akuntansi pemerintah daerah, serta dalam hal pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi kepada prestasi kinerja.
Dengan lahirnya Permendagri No. 13/2006 ini akan terjadi reformasi pengelolaan daerah secara transparan untuk tahun 2007 dan seterusnya, termasuk desentralisasi sistem keuangan di mana dinas mendapat wewenang mengelola keuangannya sendiri. Berbeda dengan yang terjadi saat ini, keuangan terpusat di biro keuangan, sedangkan dinas hanya melaksanakan administrasinya saja. Dengan demikian, implementasi Permendagri No. 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah harus disertai dengan penataan kelembagaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Ini mengingat bahwa kewenangan pengelolaan keuangan yang dulu terpusat di biro keuangan pemda akan dilimpahkan ke masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Kalau dulu semua ditangani di biro keuangan, sekarang ditangani di masing-masing SKPD dan dinas. Dengan demikian, diperlukan adanya Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis (PPTK) yang mengurusi kontrak dan pembelian. Dalam kondisi sekarang, kebanyakan pemda belum memiliki PPK dan PPTK.
Penulis
Indra Bastian - Prof. Indra Bastian, Ph.D., M.B.A., CA., CMA.
Penulis adalah dosen jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB-UGM). Menempuh pendidikan S-1 di FEB-UGM dengan predikat Cumlaude; pendidikan S-2 (M.B.A.) di Murray State University, dan pendidikan S-3 (Ph.D.) di University of Hull dengan predikat Honour, serta mendapatkan gelar Profesor di FEB-UGM.
Beliau merupakan salah satu pendiri IAI KASP (Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntansi Sektor Publik), Chief of Editor pada Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik (JAKSP), serta wakil akademisi Asia di Public Sector Committee (IFAC). Penulis juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Sedikitnya, penulis telah banyak menulis buku serta berbagai publikasi di jurnal nasional dan internasional.
Daftar Isi
Sampul depan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Singkatan
Bab 1: Pendahuluan
Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik
Dasar Hukum Pelaksaan Sistem Akuntansi Sektor Publik
Gambaran Umum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik
Prinsip & Variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik
Sistematika Penulisan Buku
Kasus untuk Diskusi
Bab 2: Penyusunan Sistem Akuntasi Sektor Publik
Kerangka Komprehensif Prosedur Penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik
Organisasi, Klasifikasi, & Kapitalisasi Keuangan
Bagian-Bagian dari Organisasi Pemerintah & Organisasi Kepegawaian
Organisasi Kerja Akuntansi dalam Organisasi Sektor Publik
Organisasi Akuntansi Kas Daerah
Formulir-Formulir dan Catatan-Catatan dalam Tiap Bagian
Register, Jurnal, & Buku Besar yang Harus Digunakan
Pengendalian Manajerial
Kode Rekening
Laporan Statistik & Akuntansi
Kertas Kerja Penyusunan Sistem Akuntansi yang Lengkap
Kasus untuk Diskusi
Bab 3: Sistem dan Kebijakan Akuntansi Sektor Publik
Siklus Akuntansi Sektor Publik
Sistem Akuntansi & Kebijakan Akuntansi Sektor Publik
Prosedur Sebelum Transaksi Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2016
Kebijakan & Sistem Akuntansi Kas
Kebijakan & Sistem Akuntansi Piutang
Kebijakan & Sistem Akuntansi Persediaan
Kebijakan & Sistem Akuntansi Aktiva (Aset) Tetap
Kebijakan & Sistem Akuntansi Investasi
Kebijakan & Sistem Akuntansi Utang
Kebijakan & Sistem Akuntansi Ekuitas
Kebijakan & Sistem Akuntansi Pendapatan
Kebijakan & Sistem Akuntansi Belanja
Kasus untuk Diskusi
Bab 4: Formulir & Jurnal
Pendahuluan
Desain & Penggunaan Dokumen Bisnis pada Organisasi Sektor Publik
Dokumen-Dokumen Sebelum Transaksi
Bukti Transaksi
Prinsip Mengenai Sifat & Penggunaan Jurnal Serta Formulir
Catatan Asli yang Umum Digunakan
Penyusunan Jurnal
Metode Pencatatan Informasi dalam Jurnal
Jurnal Neraca & Jurnal Laba Rugi
Jurnal Khusus
Contoh Jurnal Per Kelompok Rekening dan Per SKPD
Alur Prosedur Berbasis Dokumen
Kasus untuk Diskusi
Bab 5: Buku Besar
Pendahuluan
Perkiraan-Perkiraan Buku Besar
Bentuk Buku Besar
SPJ
Kasus untuk Diskusi
Bab 6: Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Format Pelaporan Keuangan
Penyusunan Laporan Keuangan Sektor Publik
Timbulnya Kendali bagi Entitas Lain untuk Tujuan Pelaporan Keuangan
Kasus untuk Diskusi
Bab 7: Pelaporan Keuangan Konsolidasi Sektor Publik
Penentuan Apakah Ada Pengendalian untuk Tujuan Pelaporan Keuangan
Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Prosedur Konsolidasi
Pengiriman Kas Antar-unit Kerja
Pengiriman Barang Antar-unit Kerja
Kasus untuk Diskusi
Bab 8: Neraca untuk Pertama Kali
Pengertian & Tujuan Neraca untuk Pertama Kali
Peran Neraca yang Disusun untuk Pertama Kali
Problematika Penyusunan Neraca untuk Pertama Kali
Tahapan Implementasi Neraca yang Disusun untuk Pertama Kali
Elemen Laporan Posisi Keuangan/Neraca
Contoh Menyusun Neraca untuk Pertama Kali
Kesimpulan & Saran
Kasus untuk Diskusi
Bab 9: Pengendalian Internal
Pendahuluan
Unsur Pengendalian Internal
Lingkungan Pengawasan
Pendekatan dalam Perancangan Pengawasan
Annex: Contoh Kasus Komprehensif Siklus Akuntansi SKPD "A"
Daftar Istilah
Daftar Pustaka
Sampul belakang