Tampilkan di aplikasi

Buku Salemba Empat hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Bunga Rampai Akuntansi Pemerintahan

1 Pembaca
Rp 164.900 15%
Rp 140.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 420.000 13%
Rp 121.333 /orang
Rp 364.000

5 Pembaca
Rp 700.000 20%
Rp 112.000 /orang
Rp 560.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

“Bunga Rampai Akuntansi Pemerintahan” disusun dari naskah akademis, riset kecil, studi pustaka, serta pengalaman dan pendapat pribadi beliau selama membantu KSAP sejak 2003 sampai 2015. Penyusunan buku ini dilandasi dari kasus-kasus akuntansi yang terjadi pada era PP 24/2005 dan tahun pertama era PP 71/2010, sehingga dapat dikatakan seluruh masalah berada pada mazhab akuntansi berbasis kas menuju akrual. Sebagian masalah akuntansi termaktub pada surat-surat masuk pada ranah hulu akuntansi, misalnya ranah perbendaharaan dan penganggaran, bukan ranah akuntansi. Sebagian pertanyaan terkait pada legalitas transaksi, kepatuhan terhadap sistem anggaran, dan praktik atau realisasi anggaran.

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun buku 2009 untuk pertama kali memperoleh opini pemeriksaan Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK, merupakan langkah besar kemajuan menerapkan akuntansi pemerintahan. Sementara itu, dari 503 laporan keuangan (LK) pemerintah daerah, hanya sebanyak 13 pemda yang berhasil memperoleh opini pemeriksaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK. Dengan demikian, Indonesia praktis masih dalam posisi blind spot. Para pelaku akuntansi pemerintahan pada umumnya menemukan masalah praktik akuntansi pada investasi, dividen, aset tetap berwujud dan tidak berwujud, anggaran, piutang, subsidi, bantuan sosial, dan masalah koreksi kesalahan akuntansi.

Dengan terbitnya buku ini, diharapkan agar penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 berjalan dengan sukses dan lancar, selain itu juga didukung melalui berbagai penerbitan buletin teknis akuntansi akrual paripurna. Tahun 2011 dan seterusnya merupakan tahun kampanye PP 71/2010 agar pemerintah didukung penuh oleh berbagai pemangku kepentingan yang ingin menyaksikan Indonesia Baru berbasis akuntansi pemerintahan akrual paripurna memperoleh opini memuaskan dari BPK.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Jan Hoesada

Penerbit: Salemba Empat
ISBN: 9789790617025
Terbit: Juni 2016 , 544 Halaman










Ikhtisar

“Bunga Rampai Akuntansi Pemerintahan” disusun dari naskah akademis, riset kecil, studi pustaka, serta pengalaman dan pendapat pribadi beliau selama membantu KSAP sejak 2003 sampai 2015. Penyusunan buku ini dilandasi dari kasus-kasus akuntansi yang terjadi pada era PP 24/2005 dan tahun pertama era PP 71/2010, sehingga dapat dikatakan seluruh masalah berada pada mazhab akuntansi berbasis kas menuju akrual. Sebagian masalah akuntansi termaktub pada surat-surat masuk pada ranah hulu akuntansi, misalnya ranah perbendaharaan dan penganggaran, bukan ranah akuntansi. Sebagian pertanyaan terkait pada legalitas transaksi, kepatuhan terhadap sistem anggaran, dan praktik atau realisasi anggaran.

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun buku 2009 untuk pertama kali memperoleh opini pemeriksaan Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK, merupakan langkah besar kemajuan menerapkan akuntansi pemerintahan. Sementara itu, dari 503 laporan keuangan (LK) pemerintah daerah, hanya sebanyak 13 pemda yang berhasil memperoleh opini pemeriksaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK. Dengan demikian, Indonesia praktis masih dalam posisi blind spot. Para pelaku akuntansi pemerintahan pada umumnya menemukan masalah praktik akuntansi pada investasi, dividen, aset tetap berwujud dan tidak berwujud, anggaran, piutang, subsidi, bantuan sosial, dan masalah koreksi kesalahan akuntansi.

Dengan terbitnya buku ini, diharapkan agar penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 berjalan dengan sukses dan lancar, selain itu juga didukung melalui berbagai penerbitan buletin teknis akuntansi akrual paripurna. Tahun 2011 dan seterusnya merupakan tahun kampanye PP 71/2010 agar pemerintah didukung penuh oleh berbagai pemangku kepentingan yang ingin menyaksikan Indonesia Baru berbasis akuntansi pemerintahan akrual paripurna memperoleh opini memuaskan dari BPK.

Ulasan Editorial

Pada suatu rehat rapat Dewan Pengarah Proyek Standar Akuntansi BI (disebut KAK BI), Jan Hoesada mendekati saya sebagai pengusaha penerbit buku-buku ilmiah, menyatakan akan membuat sebuah buku tentang Akuntansi Pemerintahan yang berasal dari kumpulan karangan lepas beliau. Pengantar ini kami buat sebagai tanda suka cita kami sebagai sahabat dan sebagai penerbit. Sepanjang saya berprofesi sebagai Akuntan Publik dan pengajar Akuntansi FEB-UI, terdapat banyak sumbangan dan peran strategis berbagai standar akuntansi yang berkembang di NKRI.

Pertama, pasar saham adalah tentang laporan keuangan (LK) korporasi publik atau emiten. Pasar saham tidak mungkin ada di muka bumi apabila akuntansi pada umumnya, LK pada khususnya tidak terdapat dalam kebudayaan umat manusia. Sejarah pasar modal pararel dengan sejarah akuntansi umumnya, dan sejarah standar akuntansi khususnya, pada negara-negara adidaya akuntansi pascaperang dunia kedua. Akuntansi berpengaruh secara langsung pada sentimen pasar, skandal akuntansi atau skandal laporan keuangan dapat membuat pasar ambruk (crash), akuntansi berperan penting sebagai pembentuk kapitalisasi di pasar modal. Pasar modal adalah anak emas kapitalisme, kapital disebut ekuitas dalam laporan keuangan, karena itu akuntansi adalah teknologi penjagaan erosi modal. UU PT juga menaruh perhatian besar pada ekuitas negatif dan mengatur bahaya yang dapat menimpa publik. Pada tataran OJK sebagai Otoritas Pengawas Pasar Modal, kebijakan akuntansi emiten diakui berpengaruh pada para pemain di pasar, sentimen harga, penyebab bull atau bear bahkan crash. DSAK IAI menganggap pasar modal sebagai konstituen utama PSAK dan selalu menempatkan para senior Otoritas Pengawas Pasar Modal sebagai salah satu anggota DSAK. Selain pelaku pasar modal, pada umumnya PMA dan PMDN menggunakan SAK “Besar”, nasabah untuk kredit skala besar bank pada umumnya menggunakan SAK “Besar”.

Kedua, standar akuntansi (PSAK) “melayani” sejumlah kecil perusahaan berukuran besar, sejumlah lebih kecil perusahaan publik. PSAK besar pada umumnya terlampau canggih bagi kebanyakan UKM yang jumlahnya sekitar 42 juta unit usaha, sebagian besar adalah perusahaan privat, diakomodasi oleh Standar ETAP. Sejarah mencatat bahwa Departemen Keuangan dan IAPI membuat Panduan Audit LK UKM, lalu Sensi Wondabyo dan Tarko Sunaryo membuat Pedoman Impelementasi SAK ETAP dengan judul PT Indonesia, BI adalah pengguna pertama Standar ETAP bagi sekitar 10.000 entitas LK BPR. Sebagai akuntan publik, KAP kami menggunakan Standar ETAP untuk audit LK berbasis standar tersebut. Sejarah mencatat bahwa Jan Hoesada diminta DSAK memimpin proyek Standar ETAP tersebut, sampai peresmian oleh IAI di Universitas Brawijaya, Malang.

Ketiga, NKRI adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, mungkin pula memiliki pelaku bisnis berbasis kaidah syariah terbesar di dunia. Pada kenyataannya, jumlah eksposur kredit syariah dewasa ini (awal 2010 hingga 2015) masih amat kecil dibanding kredit konvensional nonsyariah. Metode pembiayaan syariah secara konseptual seharusnya lebih cepat dan aman karena (1) jumlah pengusaha UKM beragama Islam adalah dominan, (2) mereka tidak mempunyai jaminan kredit, (3) keamanan pengembalian kredit lebih tinggi dari kredit nirjamin biasa karena dikaitkan dengan kehidupan spiritual peminjam. Sistem bagi hasil mengganti sistem bunga (atau riba) sehingga peranan LK sebagai basis bagi hasil adalah mutlak. Diperkirakan kredit syariah berkembang lebih pesat pada era baru akuntansi syariah, di mana UKM mampu menghasilkan LK secara ekonomis karena menggunakan Standar Akuntansi ETAP. Sejarah DSAK dan IAI mencatat Jan Hoesada sebagai penggagas pendirian Komite Standar Akuntansi Syariah.

Keempat, tentang buku ini; bahwa sejarah NKRI telah mencatat lahirnya PP 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pada medio 2005, merupakan langkah strategis membangun strong & clean government berbasis GCG, lalu disusul PP 71/2010. Sejarah mencatat bahwa pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Keuangan menyusun LK Pemerintahan sejak tahun 2005, dan BPK mulai melakukan audit atas LK sejak tahun tersebut. Pada kabinet umumnya, presiden khususnya makin berorientasi pada pertanggungjawaban keuangan negara berbasis laporan keuangan, bukan semata-mata berbasis pada pertanggungjawaban APBN. Oleh karena SAP, maka seluruh aspek harta (aset), piutang negara, utang negara menjadi sangat transparan, perencanaan Propenas dan APBN makin berlandas pada laporan keuangan. Laporan Keuangan Pemerintahan menjadi pusat perhatian baru pada dunia akuntansi NKRI, di samping Laporan Pertanggungjawaban APBN/APBD dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LK kemudian berpotensi dihubungkan dengan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Dana Bantuan, SUN, MPN (Modul Penerimaan Negara), dan lain-lain. Sejarah mencatat Jan Hoesada berada dalam KSAP sejak pendirian KSAP sampai penerbitan buku ini.

Sebagai penutup, perdamaian langgeng (mungkin abadi) dunia dapat tercapai hanya apabila kelompok-kelompok besar masyarakat menemukan jalan mengalahkan kemiskinan. Pemerintah koalisi India menyadari bahwa peperangan terhadap kemiskinan harus dengan aliran dana kredit pemerintah, dan pada bulan September 2006 menyatakan bahwa pedesaan diangkat sebagai prioritas pembangunan ke depan, setelah puluhan tahun ditinggalkan, melalui perbaikan infrastruktur, pertanian, dan keamanan. Hal yang sama dilakukan oleh Cina. UU Desa NKRI terbit pada tahun 2014, dan desa kini menjadi subjek pembangunan. Konon, sepanjang 2015 KSAP akan sibuk membangun Standar Akuntansi Desa.

Dengan penuh rasa bahagia, saya memandang kepada dunia akuntansi dan standar akuntansi NKRI, bersyukur kepada Allah Yang Maha Rahim, dan mengakhiri kata pengantar ini

Founder & Owner PT Salemba Emban Patria (Penerbit Salemba Empat) / Amir Abadi Jusuf, M.Acc., C.P.A., C.A.

Bunga Rampai Akuntansi Pemerintahan diterbitkan pada saat yang tepat, saat bangsa Indonesia telah menjalani perubahan yang sangat signifikan dalam akuntabilitas keuangan pemerintah, yaitu dengan kewajiban dari pemerintah pusat dan daerah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN dan APBD dalam bentuk laporan keuangan yang penyusunan dan pelaporannya diwajibkan mengacu kepada Standar Akuntansi Pemerintahan.

Jan Hoesada—atau yang akrab dengan panggilan Pak Jan—adalah orang yang tepat kalau tidak dikatakan sangat tepat untuk menulis buku Bunga Rampai Akuntansi Pemerintahan dengan beberapa alasan. Pertama, beliau adalah akuntan profesional yang sudah banyak makan asam garam dalam dunia akuntansi, baik sebagai praktisi, akademisi, dan berkontribusi aktif dalam berbagai kegiatan profesi akuntansi, antara lain melalui aktivitas beliau sebagai anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan, kontribusi dalam berbagai tulisan pada majalah profesi akuntansi, serta pembicara di berbagai seminar akuntansi. Kedua, Pak Jan merupakan pemerhati yang tulus terhadap perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia serta tidak segan dan ragu untuk belajar dan menggali literatur akuntansi pemerintahan untuk memahami secara paripurna atas berbagai konsep ataupun inovasi pada akuntansi pemerintahan. Ketiga, Pak Jan sangat aktif terlibat dan berkontribusi dalam penyusunan Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan sejak awal berdirinya pada tahun 2003.

Keterlibatan Pak Jan dalam Komite Standar Akuntansi Pemerintahan sangat nyata dan sangat aktif dalam berbagai kegiatan KSAP terutama dalam rapat yang kami adakan setiap Rabu malam. Emosi dan energinya meluap-luap dan seakan semua ingin ditumpahkan dalam satu kesempatan, dan ini semua dibarengi dengan gaya bicaranya yang khas, tutur kata yang teratur dan sopan, serta selalu diawali dan diakhiri dengan senyum yang tulus. Namun, tidak jarang beliau bertafakur dalam suatu diskusi untuk menjadi pendengar yang baik. Sentuhan Pak Jan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan mulai sejak suatu standar atau buletin teknis masih dalam bentuk draf yang sangat kasar sampai pada sentuhan akhir sebelum ditetapkan oleh pemerintah menjadi standar atau disahkan oleh KSAP sebagai buletin teknis ataupun jawaban surat kepada berbagai pemangku kepentingan (stakeholder).

Kami sangat berterima kasih atas peran dan sumbangsih Pak Jan dalam pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, yang sedikit banyak tentu member bentuk dan karakter dari pelaporan keuangan pemerintahan di Indonesia. Melalui buku ini, sumbangsih riset, naskah akademis sebagai dasar penyusunan standar, berbagai pemikiran Pak Jan menjadi terjaga dan akan menjadi referensi bagi para peminat akuntansi pemerintahan untuk memperoleh gambaran lebih dalam dan lebih kaya atas perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia.

Terima kasih Pak Jan dan tetaplah berkontribusi, tetaplah garang dan lembut dalam setiap diskusi, dan tetaplah memberi kesejukan bagi setiap orang dengan tutur kata yang teratur dan sopan, serta dibarengi senyum yang tulus

Deputi BPKP dan Ketua KSAP / Dr. Binsar H. Simanjuntak

Pendahuluan / Prolog

Bunga Rampai Akuntansi Pemerintahan
Merupakan kumpulan karangan lepas dibuang sayang, berbagai naskah akademis landasan penyusunan suatu standar, berbagai makalah yang penulis susun untuk keperluan PPL, seminar dan berbagai rapat KSAP, ditambah suntingan inti sari berbagai dokumen standar (SAP), tafsir (interpretasi) PSAP, atau buletin teknis PSAP yang dianggap penting.

Bahan baku penyusunan naskah akademis tersebut di atas pada umumnya berkisar pada berbagai dokumen PBB, peraturan perundang-undangan NKRI terkait keuangan negara dalam hal ini pertanggungjawaban keuangan negara melalui laporan keuangan, standar-standar terbaik dunia, standar akuntansi pemerintahan berbagai negara maju akuntansi, berbagai makalah seminar para pakar dalam negeri dan luar negeri, berbagai buku teks akuntansi pemerintahan, karangan atau tayangan media masa, tayangan pada situs KSAP, temu wicara dengar pendapat publik, seminar dan rapat-rapat KSAP.

Pembahasan dalam Bunga Rampai Akuntansi Pemerintahan terbentuk dari berbagai buah pikiran yang sempat disajikan pada situs KSAP dan hasil diskusi dalam rapat Komite Standar yang diadakan setiap seminggu sekali. Selain itu, Bunga Rampai Akuntansi Pemerintahan dapat menjadi pertanggungjawaban moral bagi para penikmat situs KSAP umumnya.

Penulis

Jan Hoesada - Dr. Jan Hoesada, CPA., CA. Lahir pada 1947 di Jember, Jawa Timur. Beliau bergolongan darah O, bersatus menikah dan beragama Katolik, serta dipermandikan dengan nama Yoachim (Ayahanda Maria). Pendidikan yang pernah ditempuh adalah lulus S-1 Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi & Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB-UGM) tahun 1973 dan Magister Manajemen Jurusan Akuntansi Program Magister Manajemen Fak. Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia (MM FEB-UI) tahun 1989/1990 (lulusan terbaik).

Penulis mendaftar S-3 UI tahun 1996, mulai kuliah tahun 1997, lulus semua mata kuliah tahun 1999/2000, menyusun proposal disertasi tahun 2000−2004 dan tahun 2004 dikeluarkan dari UI sebagai siswa S-3. Masuk tahun 2005 dan lulus tahun 2008 pada Program S-3 Jurusan Manajemen Strategi Institut Bisnis Informatika Indonesia (IBII).

JH menjadi pengajar berbagai Fakultas Ekonomi & Bisnis, serta Program Pascasarjana. Aktif hingga saat ini di Magister Akuntansi (Maksi) FEB-UI; FEB Univ. Tarumanagara; FEB IBII; MM Univ. Sumatera Utara; Maksi Univ. Mercu Buana (UMB); FEB Trisakti International Business School.

Daftar Isi

Sampul depan
Tentang Penulis
Kata Pengantar: Amir Abadi Jusuf, MAcc, C.P.A., C.A
Kata Pengantar: Dr. Binsar H. Simanjuntak
Prakata
Daftar Isi
Bab 1: Sejarah Standar Akuntansi Pemerintahan
     Sejarah PP Nomor 24 Tahun 2005
     Sejarah PP Nomor 71 Tahun 2010
     Perbedaan Mendasar PP Nomor 71 Tahun 2010 dengan PP Nomor 24 Tahun 2005
     Strategi Pemerintah Menuju Era Baru 2015
     Perbandingan PP Nomor 24 Tahun 2005 dan PP Nomor 71 Tahun 2010 Akrual
Bab 2: Konsep Entitas
     Standar Akuntansi Pemerintahan
     Standar dan Penjelasan
          Definisi
          Laporan Keuangan Bertujuan Umum (LKBU)
          Konsep Entitas Pelaporan Laporan Keuangan
          Batasan Entitas Pelapor
          Identifikasi Pengguna Yang Mempunyai Ketergantungan Pada LKBU
          Impilikasi Aplikasi Konsep Entitas Pelaporan
          Kelompok Entitas Sebagai Entitas Pelaporan
          Laporan Konsolidasian
          Pengecualian
     Entitas Desa
     Entitas BLU
Bab 3: Akuntansi Dana
     Sejarah Akuntansi Dana
     Berbagai Pengaturan
Bab 4: Konvergensi Akuntansi
     Globalisasi sebagai Pemicu Konvergensi Akuntansi
     Era Konvergensi Akuntansi Dunia
     Pengertian Konvergensi Standar Akuntansi
          Laporan Keuangan Sektor Privat dan Pasar Modal Makin Terfokus pada Pengambilan Keputusan daripada Akuntabilitas Historis
          Peran Standar Akuntansi dalam Rantai Nilai Pelaporan Laporan Keuangan
          Memahami Makna Konvergensi dan Harmonisasi
          Tingkat Kesulitan Konvergensi
          Pemicu Konvergensi
          Globalisasi Perekonomian Berkonsekuensi Globalisasi Standar Akuntansi
          Membangun Kesetaraan Antarbangsa
          Efisiensi Global
          Peningkatan Efisiensi Standar Berbasis Aturan (Rule Based Standards) menjadi Standar Berbasis Prinsip (Principle Based Standards)
          Dorongan Kebutuhan Perusahaan Multidomestik dan Kantor Akuntan Multidomestik
          Basis Kesetaraan UKM Secara Global
          Intensi Strategis Dunia Akuntansi AS
          Pengaruh Konvergensi terhadap Bangsa-Bangsa
          Pengaruh Konvergensi terhadap Perusahaan Privat
          Dampak Konvergensi
          Pergantian Pemain dalam Rantai Nilai
          Biaya Konvergensi bagi Entitas Pelaporan Laporan Keuangan
          Sistem Pendidikan dan Kurikulum Akuntansi
          Pendidikan Berkelanjutan tentang IFRS
          Pengaruh Konvergensi terhadap Pasar Modal
          Dampak Konvergensi dan Strategi Persiapan Bangsa
          Dampak Konvergensi dan Strategi Persiapan Profesi Akuntan
          Strategi Persiapan Entitas Pelaporan
          Kerangka Konseptual
          Penyajian Laporan Keuangan
          Persediaan
          Aset Tetap
          Aset Takberwujud
          Sewa
          Pensiun dan Tunjangan Pasca-PHK Lain
          Dampak Pajak Tangguhan
          Pengakuan Pendapatan
          Laporan Laba Rugi
          Laporan Arus Kas
          Penggabungan Usaha
          Investasi
          Pelaporan Segmen
          Menuju Standar Berbasis Prinsip
          Keunggulan Standar Berbasis Prinsip
          Hampiran Jalan Tengah
          Mengapa Standar Berbasis Aturan Juga Digemari
          Cetak Biru Hampiran Berbasis Prinsip Plus Aturan
          Konvergensi Sektor Publik dan Divergensi Sektor Privat
          Konsep Nilai Wajar
          Atribut Campuran
          Atribut Nilai dan Harga
          Atribut Nilai
          Atribut Harga
          Atribut Waktu
          Harga Masuk Terakhir (Past Entry Price) atau Nilai Historis
          Harga Keluar Saat Ini (Current Exit Price)
          Perkembangan Teknologi Nilai Wajar (Fair Value)
Bab 5: Basis Akuntansi
     Cash Basis
     Obligation Basis
     Accrual Basis
     Modified Cash Basis
     Modified Accrual
     Hubungan Basis Akuntansi dan Basis Anggaran
     Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Basis Kas
          Keuntungan Umum
          Kerugian Umum
     Keuntungan Menggunakan Basis Akrual
          Keuntungan Umum
     Cash Toward Accrual
Bab 6: Good Public Governance
     Good Public Governance
     Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran
     Manfaat Sistem Pelaporan Pelanggaran
     Ikhtisar Sistem Pelaporan Pelanggaran
          Apakah “Pelaporan Pelanggaran” Itu?
     Undang-Undang dan Peraturan Terkait
          Peraturan Perundangan Terkait di Indonesia
     Struktur Pengelolaan Sistem Pelaporan Pelanggaran
Bab 7: Strategi Penganggaran
     Penganggaran Strategis
     Rencana Kerja, Sasaran Jangka Pendek, dan Strategi Terpilih
     Belanja Menurut Fungsi
     Program/Proyek/Kegiatan dan Jenis Belanja
     Pemetaan Nama Mata Anggaran
     Agregasi RAPBN dan/atau Realisasi APBN
     Government Financial Statistics (GFS)
     Perubahan Paradigma pada DPR/DPRD
     Perubahan Kualitas Bukti Transaksi
     Penjelasan pada CaLK
     Anggaran Berbasis Kinerja
          Dasar Pikiran Anggaran Berbasis Kinerja
          Manfaat dan Keuntungan Penggunaan Anggaran Berbasis Kinerja
          Kesulitan, Hambatan, dan Kerugian Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
          Zero Sum Game dalam Kinerja
          Proses Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
          Pengukuran Kinerja
          Perbedaan Kinerja Keuangan bagi Sektor Pemerintah
          Konsep Pengukuran dan Pelaporan Kinerja Pemerintah
          Jenis Kinerja yang Dilaporkan
     Anggaran Berbasis Kas
     Anggaran Berbasis Akrual
          Pemicu Anggaran Berbasis Akrual
          Karakteristik Anggaran Akrual
          Tujuan dan Manfaat Anggaran Akrual
          Kualitas Anggaran Akrual
          Syarat Anggaran Akrual
          Mengapa Negara Tertentu Enggan Menggunakan Anggaran Berbasis Akrual?
          Perbedaan Elemen Anggaran Berbasis Kas dan Anggaran Berbasis Akrual
          Administrasi Kinerja Bersama dengan Sistem Portfolio Budget Statements (PBS)
          Laporan Tahunan Departemen Fungsional, Pemda, Instansi Pemerintahan
          Hubungan Outcome dan Output
     Hubungan Basis Akuntansi dan Basis Anggaran
Bab 8: Strategi Pembangunan Zona Integritas
     Pengendalian Internal Anti-KKN
     Kerangka Kerja Bagi Pembuat Kebijakan Antikorupsi
     Bagaimana Menyusun Badan Kelembagaan Antikorupsi
     Pengembangan Control Self Assessment
          Tahapan dalam Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan
          Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
     Pengembangan Konsepsi Mawas Diri Berbasis CSA
Bab 9: Anggaran Strategis
     APBN
     APBD
     Berbagai Aspek Strategis APBD
     Anggaran Pendapatan
     Anggaran Belanja Daerah
     Risiko Fiskal
     Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal
     Risiko Fiskal Pemerintah Pusat dan Daerah
     Risiko Fiskal Pemerintah Daerah
     Pengukuran Risiko Fiskal
     Indikator Kinerja Ekonomi Pemda
     Kesimpulan dan Penutup
BAB 10 Hubungan APBN/APBD Dan Akuntansi Pemerintahan
     Hubungan Belanja Bantuan Sosial dan Akuntansi
     Hubungan Belanja Hibah dan Akuntansi
     Hubungan Belanja Pegawai dan Akuntansi
     Hubungan Belanja Barang dan Akuntansi
     Hubungan Belanja Modal dan Akuntansi
     Hubungan Belanja Pembayaran Bunga Utang dan Akuntansi
     Hubungan Belanja Subsidi dan Akuntansi
     Hubungan Belanja Lain-Lain dan Akuntansi
Bab 11: Dana Perimbangan
     Asas Dekonsentrasi
     Asas Pembantuan
     Hubungan APBN dan APBD
     Falsafah Alokasi Anggaran
     Tugas Dekonsentrasi
     Tugas Pembantuan
     Pembinaan dan Pengawasan Dana Dekonsentrasi
     Pembinaan dan Pengawasan Tugas Pembantuan
     Pemeriksaan
     Sanksi
Bab 12: Manajemen Bencana Akuntansi
     Perencanaan Penghindaran Bencana
     Pemulihan Pascabencana
          Studi Kasus Tsunami di Aceh Darussalam
     Sistem Pengelolaan Pemulihan Pascabencana
     Sistem Pertanggungjawaban Dana
          Standar Pelaporan untuk Pengelolaan dan Pengelolaan Dana Pemulihan Pascabencana
          Berbagai Rujukan
Bab 13: Bagan Akun Standar
     Pendahuluan
     Basis Penyusunan Kode Akun Akuntansi
     Berbagai Kiat Penyusunan Kode Akun Akuntansi
     Chart of Accounts Terkait APBN/APBD
     Kode Akun Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP)
     Strategi Kode Akun Dirjen Anggaran
Bab 14: Peraturan Daerah Tentang Kebijakan Akuntansi
     Pendahuluan
     Basis Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah
     Sepuluh Kebijakan Akuntansi Utama yang Harus Ada dalam Peraturan Daerah
     Kesimpulan dan Penutup
Bab 15: Perjuangan Implementasi Akuntansi Pemerintahan
     Pendahuluan
     Peran Akuntansi pada Departemen Perindustrian
     Kebijakan Pendorong Kualitas Laporan Keuangan
     Perlu Tindakan Nyata untuk Mengatasi Kelemahan Akuntansi
     Penutup
Bab 16: Sistem Pengendalian Pemerintahan
     Dasar-Dasar Sistem Pengendalian
     Konsepsi tentang Jenis Pengendalian
     Struktur Pengendalian Manajemen Pemerintahan
     Proses Pengendalian Manajemen
          Bagaimana Mengubah Rencana Menjadi Aksi Tindakan
          Bagaimana Melakukan Penilaian Kinerja
          Bagaimana Melakukan Pengendalian Akuntansi
     Kesimpulan dan Penutup
BAB 17: UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
     Pendahuluan
     Otonomi Daerah
     Sejarah Pemerintahan Desa
     Manajemen Keuangan Desa
     Administrasi Desa
     Desa sebagai Entitas Pelaporan LK
     Kesimpulan dan Penutup
Bab 18: Anggaran Strategis Dan Laporan Keuangan Desa
     Pendahuluan
     Laporan Keuangan Desa
     Landasan Strategis Desa
     Contoh Aplikasi Perencanaan Anggaran Strategis
     PENUTUP
Bab 19: Akuntansi Laporan Operasional Pemerintah Daerah
     Pendahuluan
     Maksud, Tujuan, dan Manfaat Laporan Operasional
     Akuntansi Pemerintah Daerah
          Tataran Akuntansi Laporan Operasional PPKD
          Tataran Akuntansi Laporan Operasional SKPD
     Akuntansi Beban
          Beban Diklasifikasikan Menurut Klasifikasi Ekonomi
     Pendapatan-LO
     Kesimpulan
Bab 20: Akuntansi Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah
     Pendahuluan
     Akuntansi Pendapatan LRA
     Akuntansi Belanja Tidak Langsung dalam LRA
     Akuntansi Belanja Langsung dalam LRA
     Akuntansi Belanja Modal dalam LRA
     Akuntansi Surplus Defisit APBD dalam LRA
     Akuntansi Pembiayaan Pemda
Bab 21: Latar Belakang Akuntansi Pendapatan-LO Dalam Akuntansi Pemerintahan
     Basis Penyusunan SPAP Pendapatan-LO
     Pengakuan Pendapatan Saat Penerimaan Pendapatan oleh KUN/KUD
     Pengakuan Pendapatan Berbasis Akrual Paripurna
     Bahan Pertimbangan Penyusunan PSAP Pendapatan-LO
     Kesimpulan
Bab 22: Pendapatan Pajak Laporan Operasional
     Pendahuluan
     Berbagai Jenis Pajak
     Aspek Pengukuran Pajak
     Akuntansi Pendapatan-LO Pajak Pemerintah Pusat
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Penghasilan
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk PPN dan Pajak Penjualan Barang Mewah
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Bumi Bangunan Sektor Perkebunan, Pertanian, dan Kehutanan
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Bea Meterai
     Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pendapatan Pajak Pemerintah Provinsi
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Pajak Kendaraan Kendaraan di Atas Air (PKAA)
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (BBKB)
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Rokok
          Akuntansi Pendapatan Pajak untuk Pajak Reklame
     Akuntansi Pendapatan Pajak Pemerintah Daerah
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Bagi Hasil Pajak Provinsi, Kabupaten, atau Kota
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Hotel
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Restoran
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Hiburan
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Reklame
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Penerangan Jalan
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Parkir
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Air Tanah
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Sarang Burung Walet
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Pajak Bumi Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
          Akuntansi Pendapatan-LO untuk Retribusi
     Akuntansi Koreksi Fiskal
     Kesimpulan dan Penutup
Bab 23: Penyusutan Aset Tetap
     Pendahuluan
     Dua Puluh Lima Pemikiran di Balik Penyusutan AT
     Penutup
BAB 24: Akuntansi Penerusan Pinjaman
     Tata Cara Pemberian Pinjaman Daerah dari Pemerintah yang Dananya Bersumber dari Pinjaman Luar Negeri (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/Pmk.010/2006)
     Akuntansi Penerusan Pinjaman
Bab 25: Akuntansi Dana Bergulir
     Pengertian Dana Bergulir
     Karakteristik Akuntansi Dana Bergulir
     Entitas Terkait Dana Bergulir
          Berbagai Rekening Dana Bergulir
          Dana Bergulir Baru
          Pengalihan Dana Bergulir
          Penentuan Tarif Dana Bergulir
          Contoh Dana Bergulir
Bab 26: Akuntansi Piutang
     Pendahuluan
     Pendapatan-LO Berbasis Akrual sebagai Pemicu Utama Munculnya Piutang
     Tujuh Dimensi Masalah LO
     Akuntansi Basis Kas dan LO dengan Akuntansi Basis Akrual
     Perbandingan LRA dengan Anggaran Berbasis Kas dan LO dengan Akuntansi Berbasis Akrual (PP 24/2005 dan PP Full Accrual yang akan Datang)
     Perbandingan LRA dengan Anggaran Berbasis Akrual dan LO dengan Akuntansi Berbasis Akrual
     Pemilahan Penghapustagihan dan Penghapusbukuan Piutang
     Pendapatan
     Beban Piutang Tidak Tertagih
     Akuntansi Tagihan atau Piutang Negara
     Rumpun Hapus Buku (Write Off)
     Mencermati Akuntansi Penghapusbukuan
     Strategi Penghapus Tagih Piutang
     Kriteria Hapus Tagih Piutang
     Kriteria Hapus Buku Piutang
     Strategi Penghapusbukuan Piutang Negara
Bab 27: Akuntansi Utang
     Alasan Pinjaman Pemerintah
          Jenis Pinjaman
          Kelompok Pinjaman Dalam Sistem Keuangan Pemerintah
          Sumber Pinjaman
     Obligasi Negara
     Surat Utang Negara
     Perbedaan Instrumen Utang/Obligasi dan Saham
     Dasar Umum Pemerintah Berobligasi
     Kerangka Hukum Obligasi
     Syarat Organisatoris Obligasi
     Pemangku Kepentingan Obligasi
     OJK dan Obligasi Daerah
          Tekanan Peraturan
          Tekanan Pedoman Penyajian LK Daerah
          Prakiraan atau Proyeksi Keuangan
          Karakteristik Obligasi Daerah
     Sistem APBD Dasar Berobligasi
          Ilustrasi
          Penjelasan
          Defisit Maksimum
          Kesimpulan
     Prinsip Ekonomi Pinjaman Berbasis Potensi Daerah
          Pinjaman Harus Efisien Secara Ekonomi (Khusus Sisi Makro)
          Potensi Ekonomi atas Investasi Fisik
          Kapasitas Fiskal untuk Meminjam
          Tahapan Dalam Melakukan Simulasi Pinjaman Daerah
Bab 28: Akuntansi Valuta Asing
     Pendahuluan
     Saldo Pos-Pos Neraca dalam Mata Uang Asing yang Didenominasikan dalam Rupiah
     Kewajiban dan Transaksi Menggunakan Mata Uang Asing
     Piutang dalam Mata Uang Asing
     Aset Pemerintah di Luar Negeri
     Arus Kas dan Saldo Kas Sepenuhnya dalam Mata Uang Asing
     Full Disclosure
     Kesimpulan
Bab 29: Akuntansi Sewa Guna Usaha
     Pendahuluan
     Tujuan
     Basis SAP atau PSAP
     Akuntansi Perolehan Aset atau Hak Sewa melalui Hampiran Sewa Guna Usaha
     Bentuk Perikatan Sewa Guna Usaha
     Pihak-Pihak yang Terlibat
     Kontrak
     Klaim
     Pengakuan Akuntansi
     Pengukuran Akuntansi Sewa Guna Usaha
     Penyusutan Aset Tetap Berasal dari Sewa Guna Usaha
     Pelaporan dan Pengungkapan
     Penutup
Bab 30: Akuntansi Pengakuan Pendapatan Kontrak Karya Atau Bagi Hasil
     Pendahuluan
     Penerimaan Bagian Bagi Hasil yang Belum Final adalah Bijaksana
     Bila Penerimaan Sementara Bagi Hasil Dilakukan oleh BP Migas sebagai Entitas dengan Pemisahan Harta Negara
     Pajak Kontrak Production Sharing
     PSAP: Akuntansi Bagi Hasil Produksi
     Kesimpulan
Indeks
Sampul belakang