Tampilkan di aplikasi

Buku Salemba Empat hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Wacana Kontemporer Pariwisata

1 Pembaca
Rp 79.900 31%
Rp 55.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 165.000 13%
Rp 47.667 /orang
Rp 143.000

5 Pembaca
Rp 275.000 20%
Rp 44.000 /orang
Rp 220.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini dirancang berdasarkan berbagai fenomena kontemporer yang terjadi dalam pariwisata dengan pendekatan multidisipliner. Pendekatan ini secara tidak langsung memberikan pemetaan atas wilayah kajian pariwisata, khususnya dari sisi kajian budaya (cultural studies). Kajian budaya mempelajari kebudayaan sebagai praktik-praktik pemaknaan dalam konteks sosial. Dalam praktiknya, kajian budaya menggunakan beragam teori, yaitu teori Marxisme, strukturalisme, pascastrukturalisme, dan feminisme. Penggunaan metode eklektik menyebabkan kajian budaya menegaskan posisinya terhadap semua pengetahuan, termasuk dirinya sendiri yang meliputi ide-ide kunci, seperti kebudayaan, praktik pemaknaan, representasi, wacana, kekuasaan, artikulasi, teks, pembaca, dan konsumsi.

Untuk masuk ke wilayah wacana kontemporer pariwisata maka diangkatlah topik-topik yang meliputi postfordisme sebagai model ekonomi baru dalam pariwisata, kajian estetika postmodern terhadap terasering sawah, tantangan kearifan lokal, pariwisata dan masyarakat kapitalis, ketidakadilan terhadap perempuan dalam pariwisata, serta pengembangan pariwisata dan keterlibatan masyarakat.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Dewa Putu Oka Prasiasa

Penerbit: Salemba Empat
ISBN: 9786021232705
Terbit: Juni 2011 , 206 Halaman










Ikhtisar

Buku ini dirancang berdasarkan berbagai fenomena kontemporer yang terjadi dalam pariwisata dengan pendekatan multidisipliner. Pendekatan ini secara tidak langsung memberikan pemetaan atas wilayah kajian pariwisata, khususnya dari sisi kajian budaya (cultural studies). Kajian budaya mempelajari kebudayaan sebagai praktik-praktik pemaknaan dalam konteks sosial. Dalam praktiknya, kajian budaya menggunakan beragam teori, yaitu teori Marxisme, strukturalisme, pascastrukturalisme, dan feminisme. Penggunaan metode eklektik menyebabkan kajian budaya menegaskan posisinya terhadap semua pengetahuan, termasuk dirinya sendiri yang meliputi ide-ide kunci, seperti kebudayaan, praktik pemaknaan, representasi, wacana, kekuasaan, artikulasi, teks, pembaca, dan konsumsi.

Untuk masuk ke wilayah wacana kontemporer pariwisata maka diangkatlah topik-topik yang meliputi postfordisme sebagai model ekonomi baru dalam pariwisata, kajian estetika postmodern terhadap terasering sawah, tantangan kearifan lokal, pariwisata dan masyarakat kapitalis, ketidakadilan terhadap perempuan dalam pariwisata, serta pengembangan pariwisata dan keterlibatan masyarakat.

Pendahuluan / Prolog

Wacana Kontemporer Pariwisata
Selayang Pandang: Pariwisata

Pariwisata menjadi salah satu sektor ekonomi penting di Indonesia mengingat Indonesia memiliki jutaan spot menarik untuk menjadi tujuan pelancong, baik datarannya hingga lautannya, dan ekosistem di dalam itu. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa. Hal ini mendorong pemikir akademis dan pemerintah menjadikan pariwisata sebagai bdidang ilmu. Tujuannya, agar lahir para penggiat pariwisata yang dapat memajukan sektor ini di kemudian hari dan mempromosikannya ke dunia.

Pengakuan pariwisata sebagai ilmu mandiri sejak tahun 2008 tidak akan bermakna apa-apa tanpa adanya upayaupaya untuk menghidupkan dinamika akademik dari ilmu pariwisata itu sendiri. Wacana kontemporer pariwisata sendiri merupakan wacana kekinian di bidang pariwisata yang terkait dengan praktik-praktik kekuasaan dan pengetahuan yang dihasilkannya dalam memperkuat kekuasaan. Buku ini akan memaparkan teori kontemporer dengan stakeholders yang ada dalam bidang pariwisata dengan penekanan pada masyarakat sebagai implementasi dari pariwisata berbasis masyarakat (community based tourism).


Penulis

Dewa Putu Oka Prasiasa - Dr. Dewa Putu Oka Prasiasa, A.Par., M.M., lahir 18 Januari 1969 di Denpasar, Bali. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah (1976–1988) di kota kelahiran kedua orang tuanya, yaitu Singaraja, Bali.

Pada tahun 1989–1993, penulis mengikuti kuliah pada Program Diploma IV Pariwisata Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Tahun 1998–2000, penulis mengikuti kuliah di Program Magister Manajemen (Konsentrasi Pemasaran Pariwisata) Program Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta. Program Doktor Kajian Budaya (Konsentrasi Pariwisata) pada Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar, Bali ditempuh selama tiga setengah tahun dari 2006–2010. Sejak tahun 1996 hingga sekarang, penulis bergabung dengan Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Jakarta sebagai dosen tetap.

Daftar Isi

Sampul depan
Tentang Penulis
Sambutan Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Jakarta
Sambutan Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Jakarta
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Postfordisme sebagai Model Ekonomi Baru dalam Pariwisata
     Pengantar
     Postfordisme
     Perspektif Kajian Budaya
     Postfordisme sebagai Model Ekonomi Baru
     Analisis Kritis
     Penutup
Terasering Sawah sebagai Daya Tarik Wisata:Kajian Estetika Postmodern
     Pengantar
     Deskripsi Konteks Budaya
          Deskripsi Objek
          Kekhususan Objek
          Konteks Budaya
     Estetika
     Analisis Bentuk, Fungsi, dan Makna
     Nilai Estetis
     Penutup
Tantangan Kearifan Lokal di Era Globalisasi dalam Pariwisata
     Pengantar
     Kearifan Lokal Bali: Perspektif Kajian Budaya
     Implikasi Kearifan Lokal dalam Pariwisata
     Solusi
          Melaksanakan Pendidikan Multikultural melalui Kurikulum Berbasis Lokal
          Inventarisasi Berbagai Kearifan Lokal yang Ada di Bali
Pariwisata dalam Masyarakat Kapitalis
     Pengantar
     Politik Pariwisata
     Politik Pariwisata: Cultural Studies sebagaiPisau Bedah
     Penutup
Ketidakadilan terhadap Perempuan dalam Pariwisata
     Pengantar
     Gender dan Ketidakadilan
     Perempuan dan Etos Kerja
     Pola Pembagian Kekuasaan dalam Keluarga
     Perempuan dalam Pariwisata
     Women in Development dan Developmentalism
     Ketidakadilan terhadap Perempuan dalamPariwisata
     Pelecehan Seksual dari Sisi Kajian Budaya
     Penutup
Pengembangan Pariwisata dan Keterlibatan Masyarakat di Desa Wisata
     Pengantar
     Pengembangan Pariwisata
     Keterlibatan Masyarakat
     Dampak Pengembangan dan KeterlibatanMasyarakat di Desa Wisata Jatiluwih
          Pengelolaan Desa Wisata
          Pengambilan Gambar oleh Wisatawan
          Penyerapan Pekerja dari Masyarakat Setempat
          Pelecehan Trihita Karanan (Parhyangan, Pawongan, danPalemahan)
     Makna Pengembangan dan KeterlibatanMasyarakat di Desa Wisata Jatiluwih
          Makna Kesejahteraan
          Makna Pelestarian
               Makna Pemberdayaan
     Penutup
Daftar Istilah Lokal
Referensi
Indeks
Sampul belakang