Ikhtisar
Good corporate governance (GCG) telah menjadi topik yang hangat dalam dunia bisnis awal abad ke-21 ini. Meski demikian, upaya membangun GCG tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi memerlukan komitmen, konsistensi, dan kesungguhan dari berbagai pemangku kepentingan, yaitu manajemen perusahaan, karyawan, komisaris, pemegang saham, hingga pihak regulator (pemerintah), serta pemangku kepentingan lainnya. Dengan implementasi prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan konsekuen, maka diharapkan perusahaan akan memperoleh berbagai manfaat dan menjadi sustainability company dalam wujud triple bottom line atau 3P (Profit, People, Planet).
The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi merupakan buku yang mengulas mengenai konsep GCG dan upaya implementasi GCG dengan dilengkapi beberapa contoh di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perbankan, dan perusahaan publik. Buku yang ditulis oleh seorang praktisi sekaligus akademisi ini disusun secara sistematis yang menyeimbangkan antara teori dan implementasi. Edisi ke-2 buku ini menyempurnakan bahasan materi buku edisi perdana yang telah terbit sebelumnya. Buku ini perlu dibaca tidak hanya oleh para praktisi manajemen di lingkungan BUMN, perbankan, ataupun perusahaan publik lainnya, namun juga oleh para auditor internal, auditor eksternal (KAP), birokrat, regulator, ataupun kalangan akademisi.
Pendahuluan / Prolog
Governance, Corporate Governance
Tata kelola (governance) dapat didefinisikan sebagai prinsip-prinsip atau tata cara yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan. Karena itu, tata kelola perusahaan (corporate governance) merupakan prinsip-prinsip atau tata cara sebagai dasar suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan atau organisasi bisnis.
Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance—GCG) merupakan penyelenggaraan berbagai fungsi perusahaan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan/manajemen yang baik. Dalam hal ini, perusahaan berusaha mengelola sumber dayanya secara efisien, efektif, ekonomis, ataupun produktif dengan menerapkan lima prinsip umum GCG dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Lima prinsip umum GCG ini adalah transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian (independency), dan kewajaran (fairness). Dengan menerapkan prinsip GCG dalam pengelolaan, praktik bisnis perusahaan menjadi sehat. Perusahaan pun dapat memberikan layanan yang bermutu dan berkesinambungan, serta menciptakan nilai tambah (value-added), bagi semua pemangku kepentingan (stakeholder).
Dalam dunia bisnis di Indonesia, konsep GCG mulai dikenal sejak 1997, yaitu ketika Indonesia diterpa oleh krisis ekonomi. Konsep ini kian populer atau menjadi topik yang hangat 10 tahun sejak saat itu, atau sekitar awal abad ke-21.
Akan tetapi, upaya menerapkan GCG tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Upaya ini memerlukan komitmen, konsistensi, dan kesungguhan dari perusahaan dan berbagai pemangku kepentingannya, yaitu manajemen perusahaan, karyawan, komisaris, pemegang saham, hingga pihak regulator (pemerintah), serta pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan akan memperoleh berbagai manfaat dan bahkan dapat menjadi sustainability company jika bisa mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan konsekuen.
Penulis
Muh. Arief Effendi - Muh. Arief Effendi, S.E., M.Si., Ak., QIA., CPMA., CA.
Lulusan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB-UGM) tahun 1990 dan Magister Akuntansi FEB Universitas Indonesia (MAKSI FEB-UI) tahun 2001 ini pernah bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Badan Pengawasan Keuangan & Pembangunan (BPKP) Pusat sebagai auditor (pemeriksa) pada Deputi Bidang Pengawasan Perminyakan & Gas Bumi pada 1 Maret 1991 s.d. 30 November 1995. Penulis juga memiliki karier profesi di PT Krakatau Steel sejak 1 Desember 1995. Senior Auditor Commercial di Subdit Internal Audit adalah jabatan yang diemban dalam karier profesinya di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Beliau pernah mendapatkan penugasan di Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) pada tahun 1995–1998 dan di Kantor Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/Badan Pembina BUMN pada tahun 1999–2000.
Selain berprofesi sebagai auditor, penulis aktif menjadi instruktur/trainer/narasumber dalam berbagai seminar serta in-house training & workshop. Beliau juga aktif mengajar sebagai Dosen Luar Biasa (DLB) di FEB Universitas Trisakti (Usakti), Trisakti School of Management (STIE Trisakti), dan Program Magister Akuntansi (MAKSI)-Sekolah Pascasarjana (SPS) Perbanas Institute Jakarta. Penulis pernah mengajar Mata Kuliah Corporate Governance pada Program S-1 FEB Usakti (2009) dan Universitas Bakrie (2010), serta Mata Kuliah Sistem & Tata Kelola Keuangan pada Program S-2 MAKSI-Sekolah Pascasarjana (SPS) Perbanas Jakarta (sejak 2015).
Daftar Isi
Sampul depan
Persembahan
Tentang Penulis
Sambutan Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi an Bisnis (FEB) Universitas Trisakti Jakarta
Sambutan Ketua DPW Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) Jakarta
Endorsement
Kata Pengantar
Ucapan Terima Kasih
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab 1 Fundamental Corporate Governance
1.1 Pengertian, Konsep, Tujuan, Dan Ruang Lingkup
1.1.1 Pengertian Corporate Governance
1.1.2 Konsep Corporate Governance
1.1.3 Tujuan Corporate Governance
1.1.4 Ruang Lingkup Corporate Governance
1.2 Prinsip-Prinsip Corporate Governance
1.2.1 Prinsip Transparansi
1.2.2 Prinsip Akuntabilitas
1.2.3 Prinsip Responsibilitas
1.2.4 Prinsip Independensi
1.2.5 Prinsip Kesetaraan
1.3 Perbandingan Prinsip Corporate Governance
1.3.1 Prinsip-Prinsip Corporate Governance menurut OECD
1.3.2 Prinsip-Prinsip Corporate Governance menurut Bank Indonesia
1.3.3 Prinsip-Prinsip Corporate Governance menurut Kementerian BUMN
1.3.4 Prinsip-Prinsip Corporate Governance menurut KNKG
1.4 Proses Corporate Governance
1.5 Organ Perusahaan
1.5.1 RUPS menurut UU Perseroan Terbatas
1.5.2 RUPS menurut Kementerian BUMN
1.6 Perkembangan Corporate Governance Di Indonesia
Bab 2 Direksi dan Komisaris
2.1 Fungsi Direksi Dan Dewan Komisaris
2.2 Manual Dewan Direksi Dan Komisaris
2.3 Regulasi Direksi
2.3.1 Direksi menurut UU BUMN
2.3.2 Direksi menurut Peraturan Menteri BUMN
2.3.4 Direksi menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
2.4 Regulasi Komisaris
2.4.1 Komisaris menurut UU BUMN
2.4.2 Komisaris menurut UU Perseroan Terbatas
2.4.3 Komisaris menurut UU Pasar Modal
2.4.4 Komisaris menurut Peraturan Bursa Efek
2.4.5 Komisaris dan Komisaris Independen menurut Peraturan OJK
2.4.6 Komisaris menurut Komite Nasional GCG
2.4.7 Komisaris menurut ISICOM
2.4.8 Komisaris dan Komisaris Independen di Perbankan
2.5 Program Orientasi Bagi Anggota Direksi Dan Komisaris Baru
2.5.1 Program Pengenalan Perusahaan di BUMN
2.5.2 Program Pengenalan Perusahaan di Perusahaan Publik
2.6 Peran Direktur Dan Komisaris Independen
2.6.1 Pengertian Direktur dan Komisaris Independen
2.6.2 Persyaratan dan Masa Jabatan Direktur dan Komisaris Independen
2.6.3 Kendala dalam Implementasi Direktur dan Komisaris Independen
Bab 3 Komite Audit dan Komite Lainnya
3.1 Pengertian Komite Audit
3.2 Studi Perbandingan Komite Audit
3.2.1 Studi Perbandingan Komite Audit
3.2.2 Komite Audit di Amerika Serikat
3.2.3 Komite Audit di Inggris
3.2.4 Komite Audit di Kanada
3.3 Regulasi Komite Audit Di Indonesia
3.3.1 Komite Audit menurut UU BUMN
3.3.2 Komite Audit menurut Kementerian BUMN
3.3.3 Komite Audit menurut Bursa Efek
3.3.4 Komite Audit menurut Komite Nasional GCG
3.3.5 Komite Audit menurut Bank Indonesia
3.4 Efektivitas Kerja Komite Audit
3.5 Komunikasi Komite Audit
3.5.1 Komunikasi Komite Audit dengan Dewan Komisaris
3.5.2 Komunikasi Komite Audit dengan Manajemen
3.5.3 Komunikasi Komite Audit dengan Auditor Internal
3.5.4 Komunikasi Komite Audit dengan Auditor Eksternal
3.6 Implementasi Prinsip GCG Di Komite Audit
3.6.1 Prinsip Independensi Komite Audit
3.6.2 Prinsip Transparansi Komite Audit
3.6.3 Prinsip Akuntabilitas Komite Audit
3.6.4 Prinsip Pertanggungjawaban Komite Audit
3.6.5 Prinsip Kewajaran Komite Audit
3.7 Audit Committee—Self Assessment Checklist
3.8 Komite Lainnya
3.8.1 Komite-Komite Lainnya di BUMN
3.8.2 Komite-Komite Lainnya di Perbankan
Bab 4 Sekretaris Perusahaan
4.1 Pengertian Sekretaris Perusahaan
4.2 Sekretaris Perusahaan Di Perusahaan Publik
4.3 Sekretaris Perusahaan Di BUMN
Bab 5 Sistem Pengendalian Internal
5.1 Pengendalian Internal
5.2 COSO Framework—Integrated Approach (2013 Version)
5.2.1 Lingkungan Pengendalian
5.2.2 Penilaian Risiko
5.2.3 Aktivitas Pengendalian
5.2.4 Informasi dan Komunikasi
5.2.5 Pemantauan (Monitoring)
5.3 Keterbatasan Pengendalian Internal
5.4 Penyebab Kegagalan Dalam Implementasi Pengendalian
5.5 Pelaporan Efektivitas Pengendalian Internal
5.6 Sistem Pengendalian Internal
5.6.1 Sistem Pengendalian Internal di BUMN
5.6.2 Sistem Pengendalian Internal di Perusahaan Publik
5.7 Auditor Internal (Satuan Pengawasan Internal)
5.7.1 Paradigma Baru Auditor Internal
5.7.2 Internal Audit (Pengawasan Intern) pada BUMN
5.7.3 Internal Audit di Perusahaan Publik
5.7.4 Pendekatan Audit Berbasis Risiko
5.7.5 Audit Internal Bernilai Tambah
5.7.6 Peran Auditor Internal dalam Kecurangan
5.7.7 Peran Auditor Internal dalam Mewujudkan GCG
Bab 6 Sarbanes Oxley Act (SOX)
6.1 Pengertian SOX
6.2 Tujuan SOX
6.3 Kepatuhan Terhadap SOX
6.4 Implementasi SOX
Bab 7 Good Corporate Governance (GCG) di BUMN
7.1 Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan BUMN
7.1.1 Regulasi PKBL
7.1.2 Kendala PKBL
7.2 Kontrak Manajemen/Statement Of Corporate Intent
7.2.1 Pengertian Statement of Corporate Intent
7.2.2 Tujuan Statement of Corporate Intent
7.2.3 Isi Statement of Corporate Intent
7.2.4 Penerapan SCI
7.3 Uji Kepatutan Dan Kelayakan Direksi BUMN
7.3.1 Pengertian Uji Kepatutan dan Kelayakan
7.3.2 Rekrutmen Direksi menurut UU BUMN
7.3.3 Rekrutmen Direksi menurut Kementerian BUMN
7.3.4 Mekanisme Seleksi
7.4 Pengelolaan Aset Tetap BUMN
7.4.1 Pengertian Aset Tetap BUMN
7.4.2 Prinsip GCG dalam Pengelolaan Aset BUMN
7.4.3 Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap BUMN
7.5 Pengelolaan Teknologi Informasi Di BUMN
7.5.1 Pentingnya Teknologi Informasi
7.5.2 Kebijakan Teknologi Informasi BUMN
7.5.3 Kerangka Kerja Tata Kelola TI BUMN
7.5.4 Panduan Penyusunan Pengelolaan TI BUMN
7.6 Pengukuran Terhadap Penerapan GCG di BUMN
7.6.1 Ketentuan Kementerian BUMN
7.6.2 Pengukuran oleh Internal/Self Assessment GCG
7.7 Penilaian BUMN Bersih
7.7.1 Tujuan Penilaian BUMN Bersih
7.7.2 Dasar Kegiatan
7.7.3 Sasaran, Ruang Lingkup Penilaian, dan Jadwal Survei
7.7.4 Responden, Metode Penyampaian Kuesioner, dan Pengolahan Data
7.7.5 Implementasi BUMN Bersih
7.8 Pengadaan Barang Dan Jasa Di BUMN
7.8.1 Regulasi Pengadaan Barang dan Jasa BUMN
7.8.2 Implementasi Pengadaan Barang Jasa BUMN
Bab 8 Perbankan, Pelaporan Keuangan, dan Persaingan Usaha
8.1 Perbankan
8.1.1 GCG di Perbankan
8.1.2 Transparansi di Perbankan
8.1.3 Pengawasan Perbankan
8.1.4 Peringkat GCG di Perbankan
8.2 Pelaporan Keuangan
8.2.1 Transparansi Laporan Keuangan
8.2.2 E-Reporting System
8.2.3 Annual Report Award (ARA)
8.2.4 Kecurangan Pelaporan Keuangan
8.3 Persaingan Usaha
8.3.1 Pengertian Persaingan Usaha
8.3.2 Persaingan Usaha yang Sehat
8.3.3 Persaingan Usaha Tidak sehat
8.3.4 Implementasi Prinsip GCG
8.4 Tender Secara Elektronik (E-Procurement)
8.4.1 Pengertian e-Procurement
8.4.2 Manfaat e-Procurement
8.4.3 Implementasi e-Procurement
8.4.4 Kendala e-Procurement
Bab 9 Tanggung Jawab Sosial, Budaya, Moral, dan Etika Perusahaan
9.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
9.1.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
9.1.2 Jenis-Jenis Tanggung Jawab Perusahaan
9.1.3 Konsep Triple Bottom Line
9.1.4 Corporate Citizenship
9.1.5 Manfaat CSR
9.2 Budaya Perusahaan
9.2.1 Pengertian Budaya Perusahaan
9.2.2 Falsafah Perusahaan
9.2.3 Nilai-Nilai Budaya
9.2.4 Hubungan GCG dengan Budaya Perusahaan
9.3 Moral Bersih Transparan Dan Profesional (BTP)
9.3.1 Nilai Dasar dan Pedoman Perilaku
9.3.2 Tujuan Gerakan Moral BTP
9.3.3 Implementasi Gerakan Moral BTP
9.4 Moralitas Agama
9.4.1 GCG dan Ajaran Agama
9.4.2 GCG dan Spiritual Company
9.4.3 GCG dan Spirit Piagam Madinah
9.4.4 GCG di Lembaga Keuangan Islam
9.5 Etika Bisnis
9.5.1 Pengertian Etika Bisnis
9.5.2 Standar Etika Bisnis
9.5.3 Pelanggaran Etika Bisnis
9.6 Etika Kerja
9.6.1 Pengertian Etika Kerja
9.6.2 Standar Etika Kerja
9.6.3 Konflik Etika Kerja
9.7 Etika Profesi (Profesional Ethics)
9.7.1 Aturan Etika Akuntan Manajemen
9.7.2 Aturan Etika (Kode Etik) Auditor Internal
Bab 10 GCG dan Sumber Daya Manusia
10.1 Manajemen/Pengelolaan Sumber Daya Manusia
10.2 Prinsip GCG Dalam Manajemen SDM
10.3 Pakta Integritas
10.3.1 Pengertian Pakta Integritas
10.3.2 Modul Pakta Integritas
10.3.3 Manfaat Implementasi Pakta Integritas
10.4 Sinergi Serikat Pekerja Dan Manajemen Perusahaan
10.4.1 Pengertian Serikat Pekerja
10.4.2 Serikat Pekerja versus Manajemen
10.4.3 Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
10.4.4 Sinergi Serikat Pekerja dengan Manajemen
10.4.5 Manfaat Sinergi antara Serikat Pekerja dan Manajemen
Bab 11 GCG di Indonesia: Peluang dan Tantangan
11.1 Corruption Perception Index
11.2 Peluang
11.3 Tantangan
Bab 12 Sustainability Reporting dan Audit Lingkungan
12.1 Sustainability Reporting
12.1.1 Pengertian Sustainability Reporting
12.1.2 Proses Penyajian Sustainability Reporting
12.1.3 Implementasi Sustainability Reporting
12.1.4 Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA)
12.1.5 Sustainability Management
12.2 Audit Lingkungan
12.2.1 Pengertian Audit Lingkungan
12.2.2 Fungsi Audit Lingkungan
12.2.3 Manfaat Audit Lingkungan
12.2.4 Sasaran Audit Lingkungan
12.2.5 Ruang Lingkup Audit Lingkungan
12.2.6 Jenis-Jenis Audit Lingkungan
12.2.7 Kunci Keberhasilan Audit Lingkungan
12.2.8 Perbedaan Audit Lingkungan dengan Amdal
12.2.9 Sanksi terhadap Pelanggaran Aspek Lingkungan
Bab 13 Whistleblowing System dan Gratifika
13.1 Whistleblowing System
13.1.1 Pengertian Whistleblowing System
13.1.2 Tujuan dan Sasaran Whistleblowing System
13.1.3 Manfaat Whistleblowing System
13.1.4 Implementasi Whistleblowing System
13.2 Gratifikasi
13.2.1 Pengertian Gratifikasi
13.2.2 Regulasi tentang Gratifikasi
13.2.3 Pengendalian Gratifikasi
13.2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)
13.2.5 Sanksi atas Pelanggaran Gratifikasi
Bab 14 Manajemen Risiko
14.1 Pengertian Risiko Dan Manajemen Risiko
14.1.1 Pengertian Risiko
14.1.2 Pengertian Manajemen Risiko
14.2 Jenis-Jenis Risiko
14.3 Manfaat Manajemen Risiko
14.4 Implementasi Manajemen Risiko
14.4.1 Manajemen Risiko di BUMN
14.4.2 Manajemen Risiko di Perbankan
14.4.3 Manajemen Risiko di Perusahaan Publik
14.5 Peranan Manajemen Risiko
Bab 15 GCG AWARD
15.1 CGPI AWARD
15.2 OJK-IICD AWARD
Daftar Pustaka
Indeks
Sampul belakang