Tampilkan di aplikasi

Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia - Edisi 1/2019

Lumba-lumba Hector, lumba-lumba terkecil dan terlangka di dunia. / Foto : Lindsay Wickman

Scuba Diver AustralAsia Indonesia
Lumba-lumba Hector, lumba-lumba terkecil dan terlangka di dunia, memiliki tanda muka yang unik, badan yang pendek dan berotot, serta sirip bulat seperti telinga. Ditemukan hanya di perairan Pulau Selatan di Selandia Baru, lumba-lumba Hector berstatus Genting dengan jumlah kurang dari 7.500 ekor, sedangkan subspesiesnya di Pulau Utara, yang dikenal sebagai lumba-lumba Maui (Cephalorhynchus Hectori Maui), berjumlah kurang dari 100 individu dan berstatus Kritis.

Populasi lumba-lumba Maui menurun drastis akibat penangkapan ikan di mana para lumba-lumba sering terangkut dalam jaring yang terbuat dari serat monofilamen ringan yang susah terdeteksi ketika lumba-lumba mengejar ikan ataupun berenang tanpa ekolokasi. Lumba-lumba Hector tertarik pada kapal penangkap ikan dan sering terlihat mengikuti kapal dan bahkan berenang ke dalam jaring untuk mengambil ikan.

Penangkapan tidak disengaja yang berujung pada kematian lumba-lumba Maui akibat ulah manusia berjumlah lebih dari 95%. Cagar alam laut pertama untuk lumba-lumba Hector didirikan di Semenanjung Banks, lepas pantai Timur Pulau Selatan pada tahun 1988. Pada tahun 2008, penangkapan ikan dengan jaring pukat dilarang dalam jarak 4 mil dari pantai Timur dan Selatan Pulau Selatan, dan pembatasan terhadap survei penambangan dan akustik seismik juga diberlakukan untuk melindungi spesies ini.
Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI