Pasca Lebaran: Kerja..Kerja..dan Kerja lagi
Sahabat Sinar Tani yang Budiman.
Kita kembali ke kehidupan bekerja rutin sesudah liburan lebaran selama lebih dari satu minggu. Semoga libur dan mudik memberi kita semangat dan kebugaran.
Upaya meningkatkan produksi pangan dengan multiple cropping menghangat kembali, terutama pola integrasi sawit dengan tanaman atau ternak karena luasannya yang terbilang luar biasa. Integrasi sawit ternak mengemuka dan diberitakan cukup berhasil karena membangun budaya zero waste yang menguntungkan. Kemudian sawit dan padi memungkinkan pada saat tanaman sawit masih muda dan kanopinya belum saling menutupi. Berita ini menghiasi Tabloid Sinar Tani edisi pasca lebaran.
Dengan memanfaatkan lahan perkebunan kelapa sawit yang tersedia, Indonesia dapat meningkatkan produksi padi dan diharapkan mengokohkan ketahanan pangan.
Benih kembali menjadi pokok bahasan dalam upaya mencapai swasembada, karena salah satu kunci penting ada pada benih. Tidak hanya masalah kualitas benih konvensional yang sekarang umumnya dipakai petani, tetapi yang perlu dicari jawabannya adalah bagaimana memanfaatkan benih hibrida dan produk rekayasa genetik yang sampai sekarang belum banyak diadopsi petani.
Kondisi industri benih dalam negeri juga sepertinya tidak sedang baik-baik saja. Masalahnya cukup kompleks mulai dari teknologi, ketersediaan sarana untuk mendukung perkembangan benih baru dan berbagai regulasi yang dirasakan pelaku industri benih masih belum kondusif.
Bagaimana seharusnya swasta mengambil peran, bagaimana pemerintah memasilitasi, mengamankan dan mengontrol, dan bagaimana menyosialisasikan agar benih produk berteknologi yang mempunyai potensi menghasilkan produktivitas tinggi itu diadopsi oleh petani. Lalu sesudah penelitian pertanian telah bergabung dengan BRIN, sejauh mana penelitian benih ditata dan dipacu agar perbenihan berkembang pesat.
Benih dan bio teknologi memang harus dipacu karena berkurangnya lahan pertanian sangat serius. Dalam lima tahun terakhir ini luas panen turun terus. Dari sekitar 11 juta ha, tinggal 10,2 juta ha.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H, petani mendapatkan kado dari pemerintah dengan adanya tambahan anggaran pupuk subsidi sebanyak Rp 28 triliun. Dengan demikian, alokasi anggarannya menjadi Rp 54 triliun atau sebanyak 9,55 juta ton, termasuk untuk pupuk.
Berita-berita lainnya adalah tentang PVTPP dan National Food Agency (NFA) yang mulai 3 April 2024 memberlakukan fleksibilitas harga gabah dan beras. Sejauh mana efektivitas kebijakan tersebut sebagai salah satu langkah menggenjot penyerapan hasil panen padi petani dan memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Selain itu ada suguhan ringan terkait lebaran, situasi pedesaan dan mudik. Kuliner yang ada di daerah memang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemudik. Edisi ini diakhiri dengan cerita inovatif seorang Cindy Nur Oktaviani, yang melakukan perjalanan panjang penuh dedikasi, prestasi, dan semangat untuk memajukan masyarakat petani dengan membangun Yayasan Baroedak Tatanen Indonesia.
Sahabat Tabloid Sinar Tani yang Budiman.
Dari Newsroom Sinar Tani kami mengucapkan Selamat Membaca.