Tampilkan di aplikasi

Permen cabai, peluang manis dari si pedas

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3738
13 Februari 2018

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3738

Menyiangi cabai. / Foto : dok.sinar tani

Sinar Tani
Cabai merupakan komoditas hortikultura yang sifatnya mudah rusak karena daya simpannya sangat singkat. Karena itu, penanganan mulai dari panen sampai pengangkutan harus dilakukan hati-hati. Kecerobohan dalam pemanenan hanya akan membuatnya mudah rusak dan menyebabkan penyusutan terhadap bobot cabai.

Kerusakan umumnya ter­jadi pada saat pe­ngemasan atau selama pengangkutan. Misal­nya buah patah atau tangkainya patah. Kerusakan fisik juga karena faktor lingkungan, seperti tempat penyimpanan yang lembab (90%) atau suhu tropis yang tinggi. Kelembaban lingkungan juga tidak boleh kurang dari 80%.

Sebab, bisa membuat cabai kering, sehingga tampak keriput dan tidak segar lagi. Jadi masalah kelembaban harus terjaga. Tidak boleh terlalu lembab ataupun terlalu kering. Kendala lainnya selain kerusak­an cabai pada saat panen/distribusi dan singkatnya masa penyimpanan adalah jatuhnya harga cabai saat panen raya. Hal ini sangat merugikan petani.

Hal tersebut dapat dilakukan melalui pengolahan. Di antaranya melalui pengolahan cabai menjadi cabai bubuk, pasta cabai, saus cabai, manisan cabai, acar cabai, dan permen cabai. Permen cabai memiliki rasa manis dan pedas, serta empuk digigit.

Sensasi pedas yang dimiliki­nya membuat permen ini sangat cocok untuk mengatasi kantuk dalam perjalanan, ketika harus mengerjakan tugas hingga larut malam, dan sebagainya. Potensi mengembangkan produk permen cabai sangat ter­buka. Produksi cabai rawit pro­gonasa tahun 2017 mencapai 986.605 ton dengan perkiraan surplus produksi sekitar 87.091 ton dan kebutuhan nasional 848.605 ton.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI