Tak banyak kaum perempuan yang berambisi kuat ingin mendongkrak pamor pangan lokal khas daerah. Ida Farida adalah salah satu dari sosok yang langka itu. Sebagai pimpinan Kelompok Wanita Tani (KWT) ia sangat ingin menjadikan pangan lokal berjaya di negeri sendiri.
Menjabat Ketua KWT Sinar Makmur, Desa Cikondang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Ida Farida tak pernah jemu mendorong KWT yang dinakhodainya untuk terus berkreasi menghasilkan aneka produk kuliner berbahan baku hasil pertanian lokal.
Karenanya tak mengherankan bila kini di wilayah Pandeglang banyak beredar produk camilan dari ubi ungu, sukun, sagu mocaf dan talas beneng. ”Jadi kalau ada anggota masyarakat yang ingin menikmati stik ubi ungu atau keripik sukun datang saja ke KWT kami dijamin akan bisa menikmati produk yang berkualitas,” kata Ida Farida saat diwawancarai Sinar Tani di acara Gelar Pangan Nusantara yang berlangsung di Jakarta, belum lama berselang.
KWT Sinar Makmur sejak awal pembentukannya di tahun 2014, menurut Ida, memiliki tujuan untuk mengupayakan bagaimana agar para wanita yang ada di Pandeglang mampu memanfaatkan aneka bahan pangan lokal setempat dan bisa mendapatkan penghasilan sendiri.
”Saya itu awalnya suka bantu-bantu kelompok tani, lama-lama muncul hasrat agar kaum wanita di sini mampu juga memperoleh penghasilan sendiri. Akhirnya saya konsultasi dengan penyuluh pertanian dan mereka menyarankan untuk membentuk KWT,” cerita Ida.
Dengan dukungan anggota yang kini mencapai 20 orang, KWT Sinar Makmur kini sukses menjalankan bisnis pangan olahan lokal. Setiap hari KWT menghasilkan produk berupa stik, tepung, mie instan, keripik, brownis dan masih banyak lainnya.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.