Tampilkan di aplikasi

Trik mengolah lahan rawa

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3770
8 Oktober 2018

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3770

Lahan rawa yang dipersiapkan untuk penanaman padi di Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Sinar Tani
Seperti yang diungkapkan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertani an Kementan, M. Syakir. “Produk tivitas lahan rawa cukup tinggi apa bila dikelola dengan baik dan dengan input yang cukup,” ujarnya. Menurutnya, dengan aplikasi teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), produktivitas varietas unggul baru (VUB) di lahan rawa dapat ditingkatkan menjadi 3,88-6,56 ton gabah kering giling (GKG)/ha.

Indeks Pertanaman (IP) padi di lahan rawa juga masih rendah. Hampir 90%, IP-nya 100 atau sekali tanam dalam setahun. Namun beberapa daerah berhasil menerapkan dua kali tanam setahun (IP 200) seperti di Kabupaten Kapuas (Kalteng), Kabu paten Musi Banyuasin (Suma tera Selatan) dan Kualo Sekampung, Kabupaten Sragi, Lampung.

Untuk meningkatkan IP perlu dukungan teknologi pengelolaan air, terutama guna meningkatkan ketersediaan air saat musim kemarau. Misalnya dengan teknologi irigasi ferro cement. Selain itu penggunaan varietas unggul umur pendek (kurang dari 4 bulan) dan produktivitas tinggi (6-7 ton/ha) juga penting untuk menggantikan varietas lokal yang berumur panjang (lebih dari 9 bulan) yang produktivitasnya rendah (1-2 ton/ha).

Peneliti Balai Penelitian Rawa, Ani Susilawati menuturkan, pengaturan tata air ini bukan hanya mengurangi atau menambah keter sediaan air permukaan, melain kan juga mengurangi dan men cegah kemasaman tanah akibat teroksidasinya lapisan pirit. Selain itu guna mencegah bahaya salinitas, bahaya banjir dan men cuci senyawa beracun yang terakumulasi di zona perakaran tanaman.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI