Tampilkan di aplikasi

Musim tanam dimulai, harap bijak gunakan pestisida

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3770
8 Oktober 2018

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3770

Bulan Oktober, beberapa daerah mulai memasuki musim tanam. Berbarengan dengan musim hujan, kerap datang serangan hama dan penyakit tanaman yang mengharuskan pengaplikasian pestisida. Karenanya petani dihimbau untuk bijak menggunakan pestisida.

Sinar Tani
Menjelang akhir tahun khususnya bulan ke- 10 adalah waktunya petani padi memulai siklus baru pertanamannya. Seperti dikemukakan petani dari Kabupaten Lebak, Unang, di daerahnya pada Bulan Oktober air sudah mulai melimpah dan bisa mengairi sawah mereka. Hujan pun mulai turun rutin. Namun datangnya hujan tidak serta merta membuat mereka bersukacita, sebab seringkali petani justru kerepotan karena serangan hama yang juga datang.

Mulai dari hama penggerek batang, wereng cokelat, tikus dan lainnya. “Paling banyak memang tikus dan penggerek batang yang rutin datang setiap hujan,” tukas Unang. Penanggulangan hama tikus biasanya dilakukan melalui gerakan tungkreban (mirip dengan gropyokan) atau menggunakan burung hantu. “Seringnya sih kita melepas ular. Tapi selama melepasnya, anak-anak kita diminta jangan main-main ke sawah,” tuturnya.

Khusus untuk penggerek maupun wereng cokelat, petani terbiasa menggunakan pestisida. “Kami menyemprot lebih sering karena pestisida kan larut kena air. Jadi kalau kita semprot terus hujan, besoknya kita semprot lagi,” ungkapnya. Kondisi inilah yang umum terjadi di seluruh wilayah pertanaman Indonesia. Bahkan Kabupaten Brebes menjadi pengguna pestisida tertinggi di ASEAN. Dalam satu kali musim tanam, Brebes bisa menggunakan pestisida mencapai 330 ribu liter dan dalam setahun sentra bawang ini bisa mencapai 4 kali musim tanam.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI