Tampilkan di aplikasi

Petani nikmati panen jagung

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3776
26 November 2018

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3776

Raut wajah Nursohib terlihat gambaran suka cita. Hasil kerja kerasnya menanam jagung 3 bulan yang lalu menuai hasil.

Sinar Tani
Namun di balik rasa senangnya ada kegundahan dalam dirinya. Keputusan pemerintah yang mere komendasikan impor jagung membuat Pembina Gapoktan Lowayu ini kuatir harga jagung akan anjlok. “Untuk melindungi petani jagung, pemerintah mestinya tak usah impor jagung, karena produksi jagung cukup tinggi saat ini,” katanya.

Karena produksi jagung di daerah cukup baik, beberapa petani yang sudah panen telah menyiapkan untuk menanam lagi. Diperkirakan luas areal tanam jagung di Dewa Lowayu mencapai 450 ha. Selain di areal yang sudah ada (existing), di Gresik juga sudah ada pembukaan lahan baru penanaman jagung seluas 100 ha. Arealnya berada di kawasan hutan jati.

“Saya perkirakan, jagung yang ditanam petani Gresik ini bisa dipanen pada awal tahun depan,” kata Nursohib yang juga memperkirakan ada lahan seluas 4.500 ha yang masih ditanami jagung oleh 4 kelompok tani (Poktan). “Kebetulan di sini ada lahan yang bisa ditanam jagung tiga kali setahun, tapi ada yang hanya dua kali setahun. Yang bisa tanam tiga kali hanya seluas 180 ha, karena sudah dilengkapi dengan sumur bor,” tambahnya. Nursohib bersyukur, meski dibeli tengkulak, harga jagung milik petani masih cukup tinggi.

“Karena harga jagung saat ini cukup tinggi antara Rp 4.500-4.800/ kg (pipilan kering). Banyak petani di Gresik tanam jagung,” katanya. Hitungan Nursohib, jika ongkos produksi (benih, pupuk dan pestisida) sekitar Rp 20 juta/ha, maka dengan produktivitas 12,5 ton/ha dan harga jagung Rp 4.500/ kg (pipilan kering), petani masih dapat untung minimal Rp 15 juta/ ha. Keuntungan inilah membuat petani Gresik makin tertarik untuk menanam jagung. Apalagi tahun ini tidak ada hama penyakit. “Jadi keuntungan petani, selain jagung yang dipanen harganya tinggi, produktivitasnya juga tinggi,” ujarnya.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI