Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi Mekanisasi pertanian lewat program pengembangan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi (PKBM) terus digalakkan Kementerian Pertanian. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan produksi pertanian yang lebih berdaya saing. Bantuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) akan dikelola lebih profesional oleh para petani.
Bantuan alsintan yang telah di tangan kelompok tani atau Gapoktan perlu terus dioptimalkan. Menghindari bantuan alsintan tidak termanfaatkan dengan baik, maka sejak awal pengelolaan alsintan di tingkat Poktan/Gapoktan diarahkan untuk melibatkan Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang dibentuk oleh Poktan/Gapoktan.
Bantuan alsintan dari Kementan dimaksudkan untuk meringankan beban biaya usahatani petani agar lebih efisien dan memiliki daya saing , namun tetap dikelola secara bisnis (tidak gratis) agar Poktan mempunyai dana untuk perawatan/maintenance alsintan dimaksud. Pengelolaan alsintan melalui UPJA diharapkan juga dapat membantu Poktan/Gapoktan dalam penguatan permodalannya. Sehingga mendorong kemandirian Poktan/Gapoktan dalam membiayai kegiatan usahataninya.
Melalui kegiatan model pengembangan PKBM, kita berharap semua bantuan sarana dan prasarana yang diberikan Kementan dapat dikelola oleh Gapoktan secara profesional dengan lebih memberdayakan anggotanya. Terutama para pemuda taninya (kaum milenial).
Melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP), Kementan telah membuat percontohan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi di lima lokasi, yaitu di Kabupaten Tuban-Jatim, Sukoharjo-Jateng, Konawe Selatan-Sultra, Barito Kuala-Kalsel dan di Kabupaten Ogan Komering Ilir-Sumsel.
Tim Pendamping dalam kegiatan percontohan tersebut menjadi sangat penting. Perlu mediasi yang baik oleh Dinas Pertanian setempat agar terwujud komunikasi yang lancar antara Gapoktan dengan pendamping di daerah dan para penyuluh pertanian di lapangan. Para pendamping di daerah agar dapat berinteraksi dengan Gapoktan dan seluruh masyarakat tani di masing-masing daerah terutama para pemuda taninya secara intensif dan melaporkannya kepada kami. Sehingga kami dapat merespon kondisi lapangan melalui penyempurnaan kebijakan teknis maupun kebijakan penganggaran.
Mekanisasi pertanian sudah menjadi impian bangsa Indonesia, karena hanya dengan mekanisasi pertanian akan menjadi solusi permasalahan pertanian kita selama ini. Evaluasi terhadap 5 warehouse yang menjadi percontohan pun tetap perlu dilakukan. Selain memenuhi segala kebutuhannya sesuai spesifikasi, juga menyempurnakan sistem pengelolaannya.
Pelatihan-pelatihan untuk pengelola UPJA, bagaimana mengoperasikan dan memperbaiki Alsintan, serta pengelolaannya, amatlah penting. Dengan pelatihan ini, maka alsintan yang mereka kelola akan berumur panjang, memiliki kinerja yang maksimal dalam membantu petani.
Kita sangat berharap percontohan Pertanian Korporasi Pertanian Berbasis Mekanisasi bisa berhasil dalam membisniskan bantuan alsintannya. Para pengelola, memiliki kemampuan manajemen yang meningkat, alsintan bantuan bisa dioptimalkan, usaha tani menjadi lebih efisien dan berdaya saing, serta bisa menjadi pendorong bagi kemandirian petani untuk kesejahteraan mereka.