Hilirisasi Mangga Pekan Inovasi. Mangga Nasional 2019 dilaksanakan di Instalasi Penelitian Pengembangan Teknologi Pertanian Cukurgondang, Grati, Pasuruan - Jawa Timur (15/11). Di kebun percobaan mangga terbesar se Asia Tenggara tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan potensi pasar buah Indonesia sangat besar, baik domestik maupun ekspor. Pasar domestik sangat potensial karena Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Sekitar 90 persen produksi buah Indonesia dikonsumsi di dalam negeri dan 10% diekspor ke negara lain.
Sebanyak 291,5 ton buah Mangga asal Jawa Timur berhasil menembus pasar ekspor 9 negara besar di Asia, Eropa dan Amerika. Lalu lintas pengiriman ini merupakan akumulasi ekspor mangga selama tahun 2019 dengan nilai transaksi mencapai Rp 489 miliar.
Upaya baru untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian dari hulu hingga ke hilir tengah dicari Mentan. Termasuk upaya baru untuk meningkatkan daya saing agribisnis buah mangga. Keberadaan modal dan investasi sangat diperlukan. Modal dan investasi yang sesuai dengan karakteristik pertanian dan petani Indonesia. Mentan tengah mempersiapkan alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pertanian sebagai alternatif pembiayaan.
Buah mangga Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai produsen mangga setelah India, China, Thailand, dan Meksiko. Tahun 2018 Produksi mangga di Indonesia bahkan mencapai 2.184.399 ton. Prestasi tersebut dapat menjadi peluang besar dalam peningkatan ekspor buah di Indonesia. Sentuhan teknologi menjadi upaya utama untuk merealisasikan potensi tersebut.
Pekan Inovasi Mangga Nasional merupakan event tiga tahunan untuk mendiseminasikan inovasi teknologi mangga. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Cukurgondang sebagai lokasi acara merupakan kebun koleksi mangga terbesar kedua di dunia, dengan luas lahan 11,87 ha. Koleksi mangga yang ditanam dari Januari 1941 hingga saat ini mencapai 402 aksesi terbanyak dan tertua di Indonesia.
Salah satu topik hangat yang dibahas dalam Pekan Inovasi Teknologi Mangga adalah hilirisasi untuk mmperkuat swasembada dan ekspor mangga. Penyediaan berbagai fasilitas, sarana prasarana produksi, pasca panen serta pengembangan wilayah diperlukan untuk itu.
Pengolahan, pengemasan dan pemasaran produk-produk hilir mangga sangat diperlukan. Dengan industrialisasi mangga, maka petani bisa terhindar dari harga jual mangga yang anjlog saat panen raya. Pedagang juga bisa terhindar dari busuknya buah mangga yang dipajang. Industrialisasi ini juga bisa merubah kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi mangga dalam bentuk olahan. Dengan demikian maka produk olahan mangga akan ditemukan disepanjang tahun.
Kebun-kebun mangga memang harus dibangun agar industri olahan mangga bisa berjalan. Keberadaan industri mangga yang sehat, akan bisa menghela mangga milik rakyat. Tentu saja, mangga yang dihasilkan rakyat, meski hanya satu atau dua pohon di pekarangan rumahnya, kualitas produk mangganya harus seragam dan memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, pemilihan varietas mangga yang ditanam di pekarangan rumah penduduk, dan penyuluhan tentang perawatan dan panen sangat diperlukan.
Investasi yang bisa menghela masyarakat sekitar bisa berjalan bila investornya memiliki kepekaan dengan masyarakat dan kondisi sumberdaya sekitar. Untuk kepentingan ini, Kementerian Pertanian bisa memfasilitasi munculnya investor lokal yang peduli pada petani sekitar.n