Efektifkan Mekanisasi, Kementan Bentuk Taksi Alsintan
Alsintan tidak pelak lagi jadi sesuatu yang dibutuhkan untuk menuju modernisasi pertanian kita. Bantuan alsintan kepada petani sangat diperlukan mengingat petani secara individual lemah dalam pembiayaan dan permodalan. Yang perlu dibangun adalah bagaimana model bantuan dan pola manajemennya agar bantuan itu efektif dan memberdayakan. Taksi Alsintan adalah salah satu solusi yang sedang dipromosikan.
Kementan telah mengidentifikasi daerah yang dianggap telah mampu menggerakkan investasi masyarakat untuk mengembangkan alsintan, ada yang memerlukan dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan yang memerlukan bantuan pemerintah.
Penggunaan alsintan produk dalam negeri mempunyai “positive externalities” dengan terpacunya pertumbuhan aktivitas ekonomi terkait dengan perkembangan industri alsintan di dalam negeri. Pada tahun 2021 dari total transaksi pengadaan alsintan senilai Rp 1,5 triliun, nilai pengadaan alsintan dalam negeri mencapai angka Rp 990,47 miliar atau 65,56 persen.
Webinar tentang Peran Alsintan dalam Modernisasi Pertanian, 27 Juli 2022 menyimpulkan bahwa peran alsintan sangat nyata terhadap peningkatan intensitas pertanaman, produktivitas tenaga kerja petani, pengolahan hasil dan mengatasi kelangkaan tenaga kerja pertanian di beberapa daerah. Webinar juga mengungkapkan beberapa masalah teknis di lapangan yang memerlukan pembenahan yaitu ketidak sesuaian alsintan dengan kondisi lahan, manajemen pemanfaatan, penguasaan teknis operator, kurangnya dukungan purna jual, kurangnya informasi dan pelatihan bagi pengguna.
Pabrik dan agen penjualan alsintan juga tidak memberikan pelatihan bagi petani serta tidak menyediakan jasa perbaikan purna jual di pedesaan. Kebanyakan pelayanan purna jual hanya tersedia di perkotaan, jauh dari jangkauan petani, sehingga pemeliharaan menjadi mahal.
Tanpa disain manajemen yang tepat, alsintan bantuan menjadi semacam Common Property sehingga tidak ada penanggung jawab yang jelas untuk memelihara dan memperbaiki kalau ada kerusakan. Tidak mengherankan apabila banyak alsintan bantuan tidak berumur panjang sehingga penggunaannya tidak maksimal.
Baru-baru ini Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan Program Taksi Alsintan. Ini merupakan perkembangan dari pola UPJA (Usaha Pelayanan Jasa Alsintan) yang sudah dicoba pada tahun 1990-an, di mana yang dibangun adalah usaha komersial yang melayani kebutuhan petani untuk usahatani. Taksi Alsintan bertujuan untuk membangun usaha jasa alsintan yang mandiri untuk melayani petani. Jadi yang dibangun adalah usaha/bisnis komersial. Sebagai entitas bisnis Taksi Alsintan melakukan pelayanan jasa dan pemeliharaan semua peralatannya. Petani tinggal memesan jenis jasa apa yang mereka perlukan.
Taksi alsintan memberi harapan baik. Apalagi ada upaya untuk relaksasi, mengurangi uang muka, menurunkan bunga dan pola pembayaran yang memudahkan bagi petani. KUR untuk pertanian sudah berjalan cukup baik dan semakin meningkat. Membantu usaha kecil memang tidak mudah karena banyak kendalanya. Kerjasama bisnis berkeadilan adalah pola yang paling efektip karena masing-masing pihak berperan sesuai fungsinya. Semoga Taksi Alsintan bisa berjalan sesuai harapan.