“Lomba Lari Beregu” bernama Agribisnis
Program Makmur membuktikan bahwa pertanian itu berlangsung mulus jika keseluruhan subsistem di hulu dan hilir bekerja dengan baik mendukung aktivitas budidaya yang dilakukan petani. Ternyata tanpa pupuk subsidi, tetapi dengan mendapat dukungan permodalan dari bank, proteksi melalui asuransi, pendampingan dan pembeli yang sudah pasti dengan harga yang memadai, produktivitas dan produksinya lebih tinggi dan petani memperoleh keuntungan yang jauh lebih baik.
Kondisi di atas tidak dirasakan petani dengan baik di luar Program Makmur. Kredit perbankan tidak mudah diperoleh, pendampingan yang semakin berkurang karena semakin berkurangnya anggaran penyuluhan, minimnya asuransi pertanian dan gonjang-ganjing harga produk yang tidak menguntungkan petani adalah kondisi yang umum terjadi. Program Makmur adalah disain idaman. Hubungan bisnis hulu-budidaya-hilir yang belum mulus belum bisa berlangsung secara mandiri ini dijembatani oleh Program Makmur atas inisiatif dan dukungan pemerintah.
Pertanyaannya, bagaimana agar kondisi ini bisa berlangsung berkelanjutan atas insiatif semua pihak yang terkait secara mandiri, atas dasar kerjasama yang sinkron untuk mencapai keuntungan bersama. Tanpa instruksi dan peran besar pemerintah. Kondisi saling menguntungkan itulah yang harus dicari dan diterapkan sehingga Program Makmur semakin besar, meluas tanpa peran besar pemerintah.
Pengalaman selama bertahun-tahun selalu menunjukkan bahwa petani mempunyai peran paling besar dalam agribisnis, tetapi berada pada posisi yang lemah di tengah himpitan kuat bisnis besar di sektor hulu dan hilir. Gejolak harga sarana produksi dan harga produk selalu merugikan petani. Petani adalah kelompok paling lemah dalam segi permodalan, informasi, pengetahuan, jaringan dan kualitas SDM. Sedangkan pengusaha sarana produksi di sektor hulu maupun pengolahan dan pemasaran di sektor hilir mempunyai kapasitas besar dalam hal tersebut.
Di negara maju pun kerjasama ini tidak selalu sinkron. Pelaku ekonomi mempunyai kebebasan dengan siapa mereka bisa bekerjasama menangguk keuntungan. Akhirnya memang distribusi manfaat yang proporsional di antara para pelaku -sampai dengan konsumen- membawa mereka dalam kerjasama yang mapan dan berkelanjutan sehingga tidap perlu diatur oleh pemerintah.
Sejak jaman kolonial pertani ada pada posisi yang paling lemah. Kecuali perusahaan perkebunan berskala besar, usahatani skala kecil menjadi pasar sarana produksi pertanian yang luar biasa besar, dan pemasok bahan baku untuk industri pengolahan dan pemasaran, tanpa mengalami perubahan usahanya secara signifikan.
Teknologi memang telah berlari mendorong pertanian lebih maju. Tetapi perkembangan pelaku industri sarana produksi dan pengolahan/pemasaran telah melambung meninggalkan petani yang kesejahteraannya meningkat lambat.
Agribisnis adalah semacam “Lomba Lari Beregu” yang harus melesat bersama, karena nilai kemenangan bukan ditentukan oleh anggota tim paling depan tetapi oleh anggota tim yang paling belakang. Siapa dia?