Diperlakukan Buruk, Alam Melawan. Apa Upaya Kita?
Sahabat Tabloid Sinar Tani yang Budiman,
Kita sedang menyaksikan perubahan iklim yang semakin nyata dan akan berdampak pada keseluruhan tatanan kehidupan makhluk di bumi. Berbagai upaya mitigasi sedang kita lakukan, sementara kita juga akhirnya menyadari, perubahan iklim ini adalah dampak ulah manusia yang telah mengeksploitasi alam dengan semena-mena tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Kini alam mengancam kita. Kita akan menghadapi kondisi buruk dalam jangka panjang. Upaya apa yang harus dilakukan sekarang?
Perubahan iklim terus berlanjut, sementara masih banyak pihak yang dianggap tidak begitu peduli dengan keadaan ini. Upaya berbagai untuk memperlambatnya menghadapi banyak kendala, mulai dari komitmen, ketidakpedulian dan biaya.
Kita mencoba mengurangi dampak atau mitigasi walaupun sifatnya reaktif. Misalnya dengan menerapkan pertanian hemat input, hemat air, mengolah sisa tanaman menjadi pupuk organik, mengantisipasi dampak negatif dan memelihara lingkungan lebih baik. Kegiatan ini diperkenalkan melalui proyek SIMURP (Strategic Irrigation, Modernization and Urgent Rehabilitation Project), walaupun sebenarnya konsep ini sudah menjadi pemikiran jauh sebelum isyu perubahan iklim muncul.
Sahabat Tabloid Sinar Tani yang Budiman.
Kita harus punya komitmen walaupun perubahan perilaku ini tidak mudah. Apa yang dilakukan sekarang tidak mampu mengembalikan alam ke kondisi awal. Hanya mitigasi, mengurangi dampak dengan berbagai cara. Sistem pertanian hemat air dan input sudah digaungkan sejak tahun 1990-an tetapi berjalan lambat. Demikian juga penggunaan kompos dan pupuk organik hasilnya masih belum memasyarakat karena petani tetap menggunakan cara-cara yang ringkas dan cepat serta hasilnya efektif walaupun dampak terhadap lingkungan buruk.
Pemanfaatan sampah organik dari lahan pertanian dan limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik berkualitas tinggi bukan hal baru. Biopori yang diperkenalkan oleh Pemenang Kalpataru Kamir R Brata sudah diperkenalkan sejak tahun 2000-an. Demikian pula pengolahan sampah organik dari lahan pertanian dan rumah tangga dengan bantuan cacing tanah telah terbukti menghasilkan pupuk organik yang kaya akan nutrisi dan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Sebagian masyarakat di berbagai daerah sudah berubah dalam menangani sisa tanaman. Tidak lagi dibakar tetapi dibenamkan kembali ke dalam tanah atau dijadikan pakan ternak. Menyadarkan dan Memasyarakatkan, itulah yang harus kita lakukan. Proyek berbiaya besar seperti SIMURP diharapkan berdampak pada meningkatnya kesadaran masyarakat di lapangan.
Pelatihan dan pendampingan tentang manajemen usaha, pemasaran, dan pengembangan produk untuk meningkatkan daya saing produk pupuk organik mereka seharusnya menjadi program besar pemerintah sehingga masyarakat sadar akan lingkungan dan mengenal mitigasi dampak perubahan iklim yang semakin nyata.
Selain itu, upaya yang dilakukan BULOG mengantisipasi dampak yang mengancam ketahanan pangan menjadi semakin penting. Mengelola stok pangan adalah untuk mengantisipasi kondisi sulit selain untuk menggerakkan roda perekonomian, menjaga stabilisasi dan inflasi yang mungkin terjadi.
Sahabat Tabloid Sinar Tani, Selamat Membaca!