Pangan: Tantangan ‘Nggrigisi‘ Bagi Setiap Generasi
Sahabat Tabloid Sinar Tani yang Budiman.
Presiden Joko Widodo menunjuk Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional sebagai Pelaksana Tugas Menteri Pertanian dengan harapan dapat lebih memudahkan konsolidasi antar kementerian/lembaga yang berkaitan dengan urusan pertanian dan pangan. Kita tentu mengucapkan selamat datang dan menyimpan harapan. Pekerjaan Rumahnya berat. Bagaimana meningkatkan produksi dan ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus bertambah.
Lahan yang cocok untuk tanaman pangan di Indonesia hanya sekitar 300 meter persegi per kapita tapi kita berharap banyak. Yaitu memenuhi kebutuhan pangan penduduk, pakan, bahan baku industri dan sekaligus dapat meningkatkan pendapatan petani.
Solusinya haruslah lompatan besar, dan keajaiban itu antara lain adalah Bioteknologi. PRG (Produk Rekayasa Genetik) adalah harapan karena produktivitasnya tinggi, tahan hama dan mampu hidup dalam kondisi alam ekstrem, sesuai rekayasa sifat genetik yang kita lakukan. Sejauh mana bioteknologi moderen ini sudah diterima di Indonesia?
Pemerintah melalui Pusat PVTPP (Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian) sudah memberikan lampu hijau untuk pengembangan benih hasil rekayasa genetik. Sementara di negara lain sekelas Myanmar dan Vietnam sudah sampai tahap produksi bahkan ekspor. Apalagi Amerika Serikat dan Brazil. Kita malah mengimpor produk mereka.
Kita juga menyadari bahwa konsumsi pangan tidak hanya terkait dengan ketersediaan tetapi juga dengan budaya. Pola makan yang tidak memenuhi persyaratan gizi telah mengakibatkan stunting yang berdampak buruk pada kehidupan masa depan. Proyek Upland mencoba memperkenalkan pola pemanfaatan sumberdaya yang ada dan pembelajaran tentang gizi dan konsumsi.
Pendekatan ini bukan hal baru karena pada tahun 1980-an kita sudah mengenal Proyek Pemanfaatan Pekarangan. Proyek Upland menggelar kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan perbaikan gizi sebagai upaya mengatasi stunting di Indonesia. Seperti apa itu Proyek Upland dan sejauh mana hasilnya? Kita akan bahas dalam edisi kali ini.
Edukasi pangan bergizi sudah menjadi bagian dari kegiatan badan baru bernama Bapanas (Badan Pangan Nasional). Kali ini Rubrik Bapanas, khusus dalam bentuk Suplemen akan memberikan informasi tentang pangan bergizi. Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi Untuk Siswa (Genius) menjadi salah satu kegiatan genuin mendukung upaya pengendalian dan pengentasan wilayah rentan rawan pangan dan gizi, serta peningkatan kualitas SDM, khususnya bagi mereka yang akan mencapai usia produktif pada tahun 2045. Kita akan ikuti kisahnya.
Kementan sudah banyak berubah dengan ditariknya beberapa Eselon I ke tempat lain atau berdiri sendiri menjadi institusi setingkat kementerian. Sesudah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Litbang) bertransformasi menjadi Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), lalu ke mana institusi baru ini akan menuju? Ikuti pemaparan dan hasil wawancara dengan BSIP.
Sahabat Tabloid Sinar Tani yang Budiman.
Dari Sinar Tani News Room kami mengucapkan Selamat Membaca!