Sampai pertengahan Februari belum ada satu pun flagship yang dirilis oleh OEM. Masing-masing masih menghabiskan stok lama yang dirilis pada tahun silam. Ini fenomena biasa, sebab biasanya gacoangacoan baru bakal dikenalkan pada ajang Mobile World Congress (MWC) di Barcelona, 22-25 Februari. Jika tak ada aral, SINYAL akan hadir di ajang dunia telekomunikasi paling akbar sejagad ini.
Tetapi belakangan suhu tengah meningkat. Persaingan dilontarkan justru oleh nama-nama papan tengah yang mengusung smartphone level menengah pula. Siapa mereka?
Lenovo punya seri Vibe S1, Vibe P1 dan Phab Plus. Kemudian Asus andraloveindo andra@ gramediamajalah. com menggadang pasukan Zenfone Selfie dan Zenfone 2 Laser. Huawei melancarkan jurus tancap gas membawa seri G8. Walaupun sebenarnya juga ada kuda hitam yang benar-benar bikin takluk seriseri lain termasuk Samsung Galaxy S6 lewat fakta hasil tes. Siapa lagi kalau bukan Mate 8.
Oppo tak banyak bicara, karena memang produk yang jadi garda depan sedikit. Pabrikan ini punya seri R7s. Jangan lupa ZTE yang diam-diam juga ambil bagian.
Belum ada yang menonjol benar sampai bikin antrean. Namun, hampir semua memang membawa keperkasaan dalam hal multimedia, khususnya fotografi. Produk-prodk itu seperti ingin memamerkan bahwa kini kelas menengah (dengan rentang harga antara Rp3,5 juta – Rp6 juta) memiliki standarisasi seperti kamera utama 13 MP komplet dengan keragaman fitur.
Resolusi seperti ini sudah sangat cukup untuk membuat koleksi foto terbaik dan berkelas HDR, dengan resolusi tinggi pula. Syarat lain seperti ruang simpan yang kian besar (ukuran minimal 16 GB) sudah cukup Anda jejali dengan lebih dari 5.000 foto. Belum lagi jika kemudian masing-masing menambahkan kemampuan USB On the Go. Artinya, model transfer data kian fleksibel dan unversal.
Bagi Anda yang ingin mencoba 4G LTE seluruh produk kelas menengah ini telah memenuhi standar band yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan biaya langganan yang sama dengan 3,5G lewat seri-seri di atas Anda bisa menikmati akses dengan speed lebih kencang.
Lalu apa kabar dengan brand-brand global lainnya? Kecuali Samsung yang sudah makan asam garam, nama-nama seperti Microsoft, LG, HTC, Sony, rasanya musti banyak belajar dari brand-brand tadi. Bukannya brand dunia ini tak punya produk baru. Produk mereka yang high end bahkan premium, masih punya tempat sendiri, meski “ruang”nya mungkin tak seluas produk menengah.
Tahun 2016, peta industri tampaknya tak terlalu berubah. Brand menengah ini akan terus melebar, menjangkau segmen mid end yang paling ranum. Malah akan bertambah dengan masuknya brand-brand yang selama ini hanya terdengar nama, tetapi barang tak tersedia.
Sebab, siapapun bisa jadi importir. Termasuk distributor yang selama ini bergelut dengan penjualan. Dan, hal itu sudah semakin terlihat.