Samsung Cuma Ketiban Apes Semakin tinggi pohon kian kuat badai mengempas. Begitulah ungkapan paling pas untuk Samsung Mobile, usai beberapa minggu melepas generasi ke enam Samsung Galaxy Note alias Samsung Galaxy Note 7. Tiga puluh lima kasus di antaranya soal baterai yang memanas dan terjadi letusan memporakporandakan pengiriman Galaxy Note 7, termasuk Indonesia yang sedianya konsumen preoreder telah menerima pada awal September. Kasus baterai yang overheat dan mengalami letupan sebenarnya bukan kali ini terjadi. Beberapa tahun silam sempat muncul peristiwa serupa sehingga kemudian area SPBU melarang penggunaan ponsel aktif di kawasan mudah ledak.
iPhone pun beberapa kali mengalami hal serupa. Salah satu peristiwa yang terjadi di Australia, seorang mountain biker terpaksa masuk rumah sakit, karena iPhone 6-nya meletupkan api, dan mengenai paha belakang. Apple tak melakukan recall besar-besaran, tetapi bertanggungjawab kepada konsumen, termasuk penggantian. Tujuh tahun silam ketika Nokia masih berjaya bahkan pernah menarik seluruh baterai yang sudah tertancap di 46 juta ponselnya. Sementara industri manufaktur smartphone (dan gadget pada umumnya) sangat mengandalkan teknologi baterai lithium hingga saat ini. Belum ada teknologi pengganti yang menawarkan keamanan dan harga yang sesuai budget produksi. Dengan sirkuit yang pendek, juga bahan pelapis yang terbuat dari plastik sangat mungkin memang terjadi kerusakan akibat panas berlebihan.
Dan, itu tidak hanya berlaku bagi Samsung Galaxy Note 7. Peristiwa ponsel meledak (tentu dengan skala ledakan kecil) bukan terjadi secara serta-merta Umumnya selalu dimulai dengan proses panas. Bisa karena ponsel sedang bekerja dengan intensitas tinggi, pengisian ulang baterai, atau terlalu lama berada di kondisi panas tinggi yang dalam keadaan menyala. Proses-proses ini lah yang kemudian memicu terjadinya overheat battery.
Kasus Samsung menjadi berita heboh dunia lantaran dua hal. Pertama karena empunya produk adalah brand nomor satu untuk penjualan terlaku di seluruh dunia. Kedua karena produk hero yang baru dirilis dan tengah mendapat sorotan publik. Untung Samsung Mobile lalu melakukan langkah cepat tanggap. Kantor pusat sampai mengeluarkan rilis, “Samsung berkomitmen untuk memproduksi produk dengan kualitas terbaik dan kami mengambil setiap laporan insiden dari pelanggan kami sangat serius. Menanggapi kasus baru-baru ini dilaporkan Galaxy Note7 baru, kami melakukan penyelidikan menyeluruh dan menemukan masalah sel baterai.” Samsung memang melakukan recall seluruh Galaxy Note 7 yang sudah sampai ke beberapa negara. Salah satunya 1.000 unit di Amerika.
Untungnya di Indonesia sendiri barang belum sampai. Efeknya memang penundaan penyerahan barang. Bahkan Samsung Electronics Indonesia menyatakan, “Sebagai rasa tanggung jawab Samsung Electronics Indonesia akan melakukan pengembalian dana pembelian secara utuh kepada konsumen Indonesia yang telah melakukan Pre Order, dan sebagai apresiasi bagi konsumen setia, kami akan memberikan kompensasi. Samsung akan memberikan informasi lebih lanjut kepada konsumen.” Jadi ini cuma insiden kecil yang bisa terjadi pada produk apa pun. Dan Samsung telah bertanggungjawab. Itu yang penting.