Kamis (26 November), IT Media Kompas Gramedia (Sinyal, CHIP, Info Komputer) menggelar diskusi dengan tema Jakarta Smart City di Balai Agung, Pemprov DKI. Pak Gubernur, Basuki Tjahaja Purnama hadir. Salah satu keinginannya adalah mengaplikasi integrasi CCTV lewat command center dan real time. Lewat kamera ini semua bisa dimonitor, bahkan sampah yang menumpuk, pengemis dan gelandangan, lalu lintas, kriminalitas jalan, apa saja.
Persoalan kerap muncul, karena CCTV seringkali mengirimkan image maupun video yang tidak real time. Tersendat dan bahkan lag. Usut punya usut, trouble ini lantaran jaringan yang digunakan kurang mendukung pengiriman data alias streaming.
Padahal, Indosat yang baru saja ganti logo dan mengubah DNA perusahaannya punya solusi. Herfini Haryono, Director & Chief Wholesale and Enterprise Officer, sangat yakin bahwa sekarang ini berbagai keinginan pak gubernur sebenarnya bisa cepat dieksekusi melalui layanan operator ini.
Jaringan cepat adalah isu paling ingar belakangan ini. Terlebih setelah seluruh operator merampungkan refarming (tata ulang kelola jaringan) rampung. Bahkan Indosat menswitching dari operator biasa menjadi operator digital mobile. Artinya, hari ini sudah dimulai pemanfaatan jaringan nirkabel dengan era 4G itu.
Sebuah smart city membutuhkan koneksi yang cepat. Walaupun sebenarnya menggunakan serat optik pun bisa jadi salah satu solusi. Namun, jangkauan serap optik juga terbatas, bahkan kadang kala terjadi eksklusivitas dan ego. Ambil contoh, kawasan perumahan Alam Sutera yang tidak bisa diakses oleh salah sebuah penyelenggara jasa serat optik. Walaupun kemudian belakangan membangun jaringan sendiri.
Koneksi wireless jadi mutlak diperlukan sebagai infrastruktur backbone. Jika satu faktor ini sudah terselesaikan, maka selanjutnya tinggal bagaimana pemerintah dan para stakeholder berkepetingan lalu mengisi dengan menyiapkan layanan (termasuk sistem sekuriti, storage, aplikasi dan hal lainnya).
Lantas bagaimana dengan masyarakat. Apa untungnya menggunakan 4G? Sebuah situs bernama enlightenme.com menyebutkan ada enam keuntungan jaringan 4G khususnya bagi pengguna. Antara lain; Mudah diinstalasi, tak perlu kabel, tidak perlu perangkat tambahan, kecuali gadget dan modem. Selanjutnya langsung on line.
Lebih cepat, secara instan layanan file dengan data besar lebih mudah diakses. Film, video, musik, dan sebagainya sebagai sebuah data yang akan menjadi tren ke depan.
Sinyal lebih baik, terutama ketika internet adalah segalanya sangat membutuhkan kekuatan sinyal demi mendapatkan akses yang stabil.
Jangkauan lebar, lebih luas ketimbang Wi-Fi yang selama ini lebih disukai pengguna. Ketergantungan pada Wi-Fi di satu tempat dapat diatasi.
Keamanan lebih baik, jaringannya dapat diandalkan sekaligus mencegah data yang dihack.
Paket fleksibel, menawarkan paket yang lebih variatif dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan budget.
So, jika masih ada yang bertanya, “Kalau sudah ada 4G, lalu untuk apa?”. Hmm…mustinya Anda buka tren kebutuhan konsumen akan internet yang selalu terhalangi oleh lambatnya akses. Bagi pemerintah, 4G amat sinkron dengan big data dan open data yang menjadi salah satu kunci dari keterbukaan demi menghindari penyalahgunaan oleh oknum pegawai maupun pejabat.
Jadi selamat datang 4G!