Tampilkan di aplikasi

Oleh: Mertisa Azzahra

Tepat kemarin..

Kurasakan lumpuh disepotong sayap ini..

Sebelumnya, satu sayapku menghilang Pergi dan tak kembali pulang..

Ia berlayar, menjelajahi rasa dalam setiap rusuk-rusukku..

Dan kini, satu dari kehilangan itu kembali hilang lagi..

Sesakku dibuatnya, Airmata kembali bercerita..

Sejak saat itu, Indonesiaku tak lagi berfrekuensi..

Tak lagi memiliki diksi..

Kabut putih menjadikan penglihatanku buyar, pudar, dan hambar..

Suara-Suara Pinggiran Oleh : Fawwaz Taqy

Rasanya kaki begitu kelu menapak tanah kian merapuh, ulah keangkuhan...
Baca artikel selengkapnya di edisi 22 September 2019

Sumatera Ekspres dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya koran edisi ini

INTERAKTIF
Minggu, 22 September 2019
Islam

Artikel Islam lainnya