Oleh: Mertisa Azzahra
Tepat kemarin..
Kurasakan lumpuh disepotong sayap ini..
Sebelumnya, satu sayapku menghilang Pergi dan tak kembali pulang..
Ia berlayar, menjelajahi rasa dalam setiap rusuk-rusukku..
Dan kini, satu dari kehilangan itu kembali hilang lagi..
Sesakku dibuatnya, Airmata kembali bercerita..
Sejak saat itu, Indonesiaku tak lagi berfrekuensi..
Tak lagi memiliki diksi..
Kabut putih menjadikan penglihatanku buyar, pudar, dan hambar..
Suara-Suara Pinggiran Oleh : Fawwaz Taqy
Rasanya kaki begitu kelu menapak tanah kian merapuh, ulah keangkuhan...