Tampilkan di aplikasi

Ikhtiar pengabdian berujung surga, dokter Ferihana

Majalah Swadaya - Edisi 184
28 Desember 2017

Majalah Swadaya - Edisi 184

Bersahaja, bersih, rapi, dan wangi, itulah kesan pertama saat memasuki Rumah Sehat Muslim dan Dhuafa milik dr. Ferihana.

Swadaya
Bersahaja, bersih, rapi, dan wangi, itulah kesan pertama saat memasuki Rumah Sehat Muslim dan Dhuafa milik dr. Ferihana. Terletak di Jalan Sumberan, Ngestiharjo, Bantul, Yogyakarta, klinik sederhana ini kian ramai didatangi pasien. Ditemani sayup-sayup lantunan ayat suci al-Quran, membuat klinik bernuansa hijau ini terasa semakin berbeda

Meski pasien yang datang tak dipungut biaya sepeser pun, rumah sehat yang bersebelahan dengan klinik kecantikan ini jauh dari kesan kotor, kumuh, bau, layaknya klinik abal-abal. Beberapa karyawan muslimah berseragam rapi siap menyambut dan melayani para pasien yang datang. Dialah Ferihana Zaujatu Yoebal, dokter muslimah yang menjadi harapan dan inspirasi para dhuafa.

Di usianya yang masih muda, dokter lulusan Fakultas Kedokteran UII, Yogyakarta ini, menyajikan solusi permasalahan yang sebagian besar dialami warga tidak mampu. Meskipun pemerintah telah menyediakan jaminan kesehatan, nyatanya masih banyak masyarakat yang mengeluhkan biaya berobat masih mahal.

Tidak sedikit dari mereka yang rela berutang agar dapat berobat. “Saya melihat seperti itu kok kasihan. Udah punya beban sakit, ditambah beban utang,” katanya saat Tim Majalah Swadaya berkunjung ke Rumah Sehat Muslim dan Dhuafa beberapa waktu lalu. Melihat fenomena itu, hatinya semakin resah.

Untuk mengobati keresahan hatinya, Dokter Hana, sapaan akrabnya, akhirnya berinisiatif membangun Rumah Sehat Muslim dan Dhuafa yang beroperasi 24 jam. Walau menggunakan kata “Muslim”, Dokter Hana tidak pernah membedakan pasien dari suku, ras, agama, maupun jenis kelaminnya.
Majalah Swadaya di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI