Memaknai kemerdekaan di tahun baru islam
Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam memaknai kemerdekaan. Ada yang memaknainya dengan kebebasan menempuh pendidikan, sehingga ia mengisinya dengan rajin belajar di dalam maupun di luar negeri, hingga kelak berbakti di Tanah Air.
Ada pula yang pantang menyerah menjadi pengusaha, dengan tujuan membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya bagi anak bangsa. Lalu, bagaimana dengan jiwa yang merdeka? Jiwa yang merdeka ialah jiwa yang tidak menuhankan harta dalam hidupnya.
Harta yang ia ikhtiarkan, hanya sampai di genggaman tangannya. Tidak sampai masuk ke dalam hatinya. Maksudnya, ia tidak berat hati dalam menggunakan harta itu di jalan kebaikan. Ia memahami harta yang ia miliki tidak akan abadi, kecuali yang dikeluarkan di jalan Allah, seperti untuk zakat, sedekah, dan wakaf.
Ia meyakini dengan menunaikan zakat, juga memperbanyak sedekah dan wakaf, tidak akan rugi. Sebaliknya, orang yang pelit, gemar mengumpulkan harta kekayaan lalu menyimpannya tanpa mau bersedekah, maka orang seperti inilah yang akan banyak menemui situasi sulit.
Dalam hal ini, kita sebagai muslim Indonesia, diharapkan dapat memaknai kemerdekaan ini dengan semangat untuk memberikan hal yang bermanfaat kepada sesama, sebanyak-banyaknya. Apalagi di Tahun Baru Islam 1442 Hijriah ini, semoga kebaikan yang kita lakukan semakin meningkat dan istiqamah.