Satu Peduli untuk Difabel
Tak ada jaminan yang sempurna fisiknya itu mulia di mata AK selalu yang berkilau itu indah. Allah. Pun demikian dengan difabel. Keterbatasan indra atau fisik mereka, acapkali mendatangkan perlakuan tidak menyenangkan. Padahal, fisik yang dianggap tak sempurna oleh orang lain, bukan kepastian bahwa hidupnya pun tidak sempurna.
Ingat kembali, Rasulullah saw diutus Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk mempunyai budi pekerti kepada semua ciptaan Allah, termasuk kepada difabel. Tidak elok bila keimanan dan amal ibadah kita menjadi cacat karena perlakuan tak pantas kepada mereka, kaum difabel yang kehidupannya kerap termarjinalkan. Bayangkan jika perlakuan seperti itu terjadi kepada kita atau keluarga kita, pastinya amat menyakitkan.
Empati dan kepedulian kepada difabel adalah simpul dari akhlakul karimah. Tentunya empati yang tidak sekadar katakata. Peduli yang bukan gimmick semata. Tapi empati dan kepedulian yang berhulu dari ketulusan hati.
Memasuki bulan Desember ini, Daarut Tauhiid (DT) Peduli punya program berskala nasional terkait kepedulian terhadap difabel. Bertajuk Indonesia Peduli Difabel (IPD), program ini merupakan puncak dari beragam kegiatan untuk memuliakan difabel. Mulai dari yang bersifat charity hingga pemberdayaan. Semuanya komplet dalam satu program.
Ayo, bersama kita galang kepedulian untuk difabel!