Kegemilangan Pendidikan Islam
SIslam sudah mulai dibangun sejak Nabi Muhammad saw menerima wahyu. ISTEM pendidikan dan pengajaran Rasulullah adalah guru pertama bagi umat Islam. Beliau mengajarkan ayat-ayat Al-Quran dan hadis kepada para sahabat. Nabi pun mengulang bacaan ayat Quran dan hadis tersebut sebanyak tiga kali hingga para sahabat bisa menghafal dan memahaminya.
Menurut J Pedersen dalam Madrasa in Encyclopaedia of Islam, sejak kemenangan umat Islam dalam Perang Badar, Nabi saw mengirimkan beberapa orang penduduk Makkah untuk mengajarkan keterampilan menulis kepada penduduk Madinah.
Nabi saw juga mengirimkan guru untuk mengajarkan Al-Quran dari kalangan sahabat. Namun, kegiatan belajar pada saat itu belum dilaksanakan dalam sebuah lembaga pendidikan yang terorganisasi seperti sekarang.
Kegiatan belajar pada masa awal kekuasaan Islam dilakukan di masjid-masjid dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil (halakah). Halakah merupakan sistem belajar dan mengajar tanpa menggunakan kelas, bangku, meja, dan papan tulis. Sistem halakah ini mempunyai pengaruh yang besar dalam sistem pendidikan modern dengan nama adult education (pendidikan dewasa).
Para pelajarnya tidak menggunakan sistem baca tulis, melainkan dengan hafalan. Tulisan hanya dipergunakan untuk menulis Al-Quran, sedangkan hadis Nabi saw tidak diperkenankan. Bisakah kita mengembalikan kegemilangan pendidikan Islam itu? Jawabannya tentu saja bisa. Dan dimulai dengan mengedepankan pendidikan unggul sebagaimana yang diusung oleh Daarut Tauhiid (DT) Peduli.