Berbagi untuk Hidup Lebih Berarti
Islam bukan hanya mendorong kita menjadi orang benar, melainkan juga orang baik. Jika orang benar mengeluarkan yang bukan miliknya (zakat), orang baik memberikan sebagian miliknya kepada orang lain (sedekah).
Jika orang yang berzakat meraih ketenangan, orang yang bersedekah mendapat kebahagiaan. Sebab, orang yang berzakat mengeluarkan yang bukan miliknya sehingga hati dan hartanya menjadi bersih. Sementara itu, orang yang bersedekah mampu memberikan sebagian miliknya kepada orang yang lebih sulit hidupnya.
Jika orang yang berzakat lebih memikirkan dirinya, orang yang bersedekah justru lebih memikirkan nasib orang lain. Masya Allah! Lalu, sedekah apa yang lebih tinggi nilainya (afdhal)? Sedekah luar biasa justru diberikan pada waktu sulit atau kekurangan. Inilah sedekah yang paling tinggi ganjarannya. Paling top nilainya.
Al-Quran menyebutkan tanda orang bertakwa itu mampu berinfak di waktu lapang dan sempit (QS. 3: 134, 65: 7). Orang yang bersedekah di waktu lapang itu biasa. Tapi, bersedekah di waktu sulit itu luar biasa. Jadi, jika ingin meraih ketenangan maka berzakatlah. Jika ingin mendapat kebahagiaan, maka bersedekahlah.
Jika ingin keduanya, berzakat dan bersedekahlah di waktu lapang dan sulit. Tiada lain, semata-mata mengharap rida Allah SWT. Inilah kedahsyatan ilmu berbagi. Mengobati hati dari cinta duniawi dan menumbuhkan kecintaan kepada Ilahi.