Difabel Inspiratif
Terlahir sebagai difabel atau menjalani hidup dengan keterbatasan fisik, bukan perkara mudah. Namun bukan berarti jadi menyerah begitu saja. Meski memiliki fisik yang terbatas, kesuksesan tentu masih bisa diraih, yang terpenting harus memiliki tekad sangat kuat.
Fenomena keterbatasan fisik pasti ada unsur tauhidnya. Karena setiap orang diciptakan oleh Allah SWT secara khusus, spesial. Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Bila di mata kita atau penilaian kita itu mungkin cacat, tapi sebenarnya orang yang cacat itu juga punya kelebihan. Mereka mampu menginspirasi orang-orang di sekitarnya.
Islam tidak memandang kadar kesuksesan seorang hamba dari fisik. Hamba yang paling mulia di sisi Allah ialah hamba yang paling bertakwa kepada-Nya. Ketakwaan tempatnya ada di hati dan amal perbuatan manusia. Maka jalan menuju hamba yang mulia di sisi Allah, bisa dilewati oleh siapapun, termasuk termasuk bagi para kaum difabel.
Karena setiap manusia mempunyai hati dan berdikari atas amal perbuatanya. “Inna Allaha la yandzuru ila shuwarikum wa amwalikum, wa lakin yandzuru ila qulubikum.” (Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatan kalian). (HR. Muslim) Untuk itu, Daarut Tauhiid (DT) Peduli membuat program Difabel Peduli Negeri. Istilah difabel yang dipilih oleh DT Peduli itu untuk menggambarkan kondisi yang sama (kecacatan yang dimiliki oleh seseorang), namun ia lebih halus karena difabel berasal dari kata different ability (kemampuan yang berbeda).
Jadi buat sahabat-sahabat difabel, ayo semangat dan percaya diri meraih sukses di bidang yang sesuai dengan passionnya. Ayo berprestasi dan menginspirasi!