Memuliakan Hidup
Alkisah, ada seorang istri bertanya kepada suaminya. “Mengapa engkau terus berdoa dan beribadah, sementara keadaan materi kita tetap sama saja?” Dengan lembut suaminya menjawab, “Istriku, dengan doa dan ibadahku ini aku justru banyak kehilangan. Aku kehilangan kemarahanku, aku kehilangan kegelisahanku, aku kehilangan khawatirku.” Jeda sejenak, suaminya kembali melanjutkan, “Istriku, setiap aku berdoa, hilanglah rasa kecewaku. Begitulah cara Allah bekerja.
Ia tidak selalu memberikan apa yang dipinta namun justru menghilangkan sesuatu yang tak bermanfaat untuk kita.” Percakapan fiktif antara suami istri ini kiranya amat sesuai menggambarkan kualitas kemuliaan seseorang. Mulia tidak terukur dari apa yang tampak dan terasa oleh indra. Tapi mulia dari ketenangan menerima takdir yang diperoleh dari kepasrahan total kepada Allah.
Sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564) Inilah jalan hidup yang hendaknya ditempuh oleh setiap kita, umatnya Rasulullah.
Jalan hidup kemuliaan di dunia dan akhirat. Mulia di mata Allah, dan juga mulia di pandangan manusia. Tekad yang sama untuk meraih kemuliaan juga dipancangkan oleh Daarut Tauhid (DT) Peduli. Tahun 2023 menjadi momen bagi DT Peduli untuk bersama-sama dengan umat meresapi nilai kemuliaan dalam setiap aspek kehidupan. Beramal agar mulia, beribadah pun supaya mulia.