Kebaikan Itu dari Allah
Sejak zaman dulu hingga sekarang selalu ada sebagian masyarakat yang percaya ada kekuatan selain Allah, yang menjadi penyebab musibah dan kebaikan. Dalam surah Yunus ayat 107 dan tafsirnya, Allah SWT menegaskan keesaan-Nya memelihara hamba-Nya.
“Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.
Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Yunus [10]: 107) Jika Allah menimpakan suatu bencana, seperti penyakit, kesedihan, dan cobaan lainnya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Allah. Jika Allah menghendaki kebaikan, seperti kesehatan, kesenangan, kebahagiaan, dan lain-lain, maka tidak ada yang dapat menolak dan menghalangi karunia-Nya.
Allah dalam ayat ini menegaskan keesaanNya dalam memelihara hamba-Nya. Hanya Dialah yang kuasa menghilangkan kesulitan hidup atau kemudaratan yang sedang menimpa hamba-Nya, baik itu kesulitan karena kekurangan harta atau pun karena terganggunya kesehatan dan perlakuan yang tidak adil dari orang lain.
Namun, yang perlu kita garis bawahi adalah segala kesulitan yang menimpa seseorang itu tentu ada sebabnya. Sebabsebab itu diciptakan Allah sebagai ujian bagi manusia, apakah mereka benar-benar berserah diri kepada Allah atau tidak. Dengan kata lain, kewajiban manusia adalah mencari sebab sambil berdoa kepada Allah dengan sepenuh hati serta tawakal kepada-Nya (QS. Al-Ikhlas [112]: 2).
Jadi, setiap episode kemalangan atau musibah bukan karena faktor seperti ‘bulan sial’ atau lain-lain sebagaimana kepercayaan masyarakat jahiliyah zaman dulu.