Penurunan jumlah pelanggan akibat dari registrasi ulang kartu perdana pada 2018 juga terjadi pada Indosat Ooredoo. Hal ini terlihat dari basis pelanggan pada TW1 2019 yang sebesar 53,3 juta, menurun sebesar 44,6% dibandingkan TW1 2018, dengan ratarata tingkat churn yang terus menurun ke 8,2%.
Ambisi Indosat Ooredoo untuk terus meningkatkan cakupan jaringannya ini mulai memperlihatkan hasil. Sepanjang TW1 2019 ini Perseroan menambah 12.996 4G BTS dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Saat ini Perusahaan mengoperasikan total sebanyak 22.015 BTS 4G di 422 kota dengan cakupan populasi lebih dari 81%.
Sementara itu operator seluler terbesar di Indonesia, Telkomsel semakin berkibar dengan membukukan pendapatan sebesar Rp 22,18 triliun. Pendapatan Telkomsel ini menunjukkan kenaikan sebesar 1,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Operator seluler dengan pelanggan 169,6 juta ini mencatatan EBITDA yang diraih sebesar Rp 12,14 triliun, naik 1,3 persen dari tahun lalu. Sedangkan laba bersih Telkomsel pada kuartal I 2019 ini tercatat sebesar Rp 6,47 triliun yang berarti naik 0,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dibanding tahun lalu, layanan data Telkomsel pada awal 2019 ini diklaim meningkat 56,6 persen, menjadi 1.408.872 TB. Layanan data sendiri merupakan pendapatan terbesar Telkomsel selama ini, di mana 111,1 juta merupakan pelanggan layanan data.
Meski demikian Dirut Telkomsel Ririek Ardiansah pada April lalu menyatakan tak akan menghentikan layanan di frekuensi 2G yang kebanyakan melayani layanan voice dan sms. Hal ini mengingat masih cukup banyak pelanggan Telkomsel yang memanfaatkan layanan ini.
Kekuatan Telkomsel yang hingga saat ini tidak bisa ditandingi operator seluler lainnya adalah kekuatan infrastrukturnya terutama jumlah BTS existing yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, Telkomsel telah memiliki total BTS sebanyak 197.486 unit dengan BTS 3G dan 4G/LTE sebanyak 147.181 unit.
