Tampilkan di aplikasi

4 Elemen kunci Holcim hadapi crowded market

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 06/XXVIII
7 Juni 2018

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 06/XXVIII

Gerhard Wolfgang Schutz, CEO PT Holcim Indonesia

Warta Ekonomi
Perusahaan-perusahaan semen di Indonesia dalam lima tahun terakhir terus kesulitan meningkatkan pendapatan dan laba. Bertambahnya jumlah pemain dan kapasitas terpasang tak ayal membuat pasokan berlebih yang berimbas pada penurunan harga jual. Di sisi lain, meningkatnya harga batu bara telah mengerek biaya produksi, sehingga margin pendapatan rata-rata praktis tergerus.

Menghadapi situasi ini, PT Holcim Indonesia Tbk, salah satu perusahaan semen yang sudah lebih dulu mapan di industri ini, terus melakukan efisiensi sekaligus mencari peluang dengan mengedepankan diferensiasi (produkproduk baru). Perusahaan melakukan transformasi dengan memacu penjualan segmen retail maupun business to business (B2B) dengan memanfaatkan jaringan yang lebih terintegrasi dan lini produk yang lebih lengkap ketimbang kompetitor.

Diferensiasi juga ditunjukkan dengan menyediakan solusi-solusi inovatif dan nilai tambah bagi pelanggan yang bisa membedakan mereka dari kompetitor, seperti produk ThruCrete untuk proyek trotoar, SpeedCrete untuk proyek perbaikan jalan, serta ApexCrete untuk proyek lantai pergudangan atau industrial. Berbagai proyek infrastruktur pemerintah, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan pun terus dibidik.

Perusahaan mengaku tidak terlalu khawatir dengan kondisi pasar saat ini, yang menurutnya merupakan bagian dari siklus bisnis. Menurutnya, apa yang terjadi di Indonesia mirip-mirip dengan pasar di negara ASEAN lainnya. Meski harga jual saat ini menyentuh jauh di bawah Rp100.000 per sak, diyakini kalau industri sudah akan menyentuh level terendahnya pada tahun ini atau paling lambat tahun depan.
Majalah Warta Ekonomi di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI